Jln. Suwur Desa Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 66382

Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Kamis, September 04, 2025

Keutamaan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW: Momentum Cinta dan Syukur Umat


Oleh : Anik Tutut Sholihah, M.Pd.I
Guru MI Watuagung

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen berharga bagi umat Islam untuk mengingat, meneladani, dan meneguhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW. Meski tidak secara eksplisit diperintahkan dalam syariat, peringatan Maulid mengandung nilai kebaikan (hasanah) karena isinya adalah dzikir, shalawat, tausiyah, dan rasa syukur atas kelahiran Nabi sebagai rahmat bagi alam semesta.

Dalil Al-Qur’an tentang Keutamaan Mensyukuri Kehadiran Nabi

  1. Rahmat bagi alam semesta

    “Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
    (QS. Al-Anbiya’: 107)

    Ayat ini menegaskan bahwa kelahiran Nabi adalah rahmat terbesar bagi umat manusia.

  2. Teladan terbaik

    “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu...”
    (QS. Al-Ahzab: 21)

    Dengan memperingati Maulid, umat Islam diarahkan untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW.

  3. Mensyukuri nikmat Allah

    “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau ceritakan.”
    (QS. Adh-Dhuha: 11)

    Peringatan Maulid termasuk salah satu bentuk mensyukuri dan menceritakan nikmat besar berupa kelahiran Rasulullah SAW.

Dalil Hadis tentang Keutamaan Mengingat Nabi

  1. Rasulullah SAW bersabda:

    “Barangsiapa mencintai sunnahku, maka sungguh ia mencintaiku. Dan barangsiapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga.”
    (HR. Tirmidzi)

    Cinta kepada Nabi dapat diwujudkan dengan memperingati kelahirannya, bershalawat, dan meneladani kehidupannya.

  2. Hadis riwayat Imam Muslim menyebutkan bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada hari Senin. Ketika ditanya alasannya, beliau bersabda:

    “Itulah hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkan Al-Qur’an kepadaku.”
    (HR. Muslim)

    Hadis ini menjadi dasar bahwa memperingati hari kelahiran Nabi adalah bentuk syukur yang sesuai dengan tuntunan.

Keutamaan Peringatan Maulid Nabi SAW

  1. Menghidupkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW
    Maulid mempererat ikatan emosional umat dengan Nabi Muhammad SAW melalui shalawat, dzikir, dan kisah perjuangan beliau.

  2. Menjadi sarana syiar Islam
    Melalui Maulid, nilai-nilai Islam disampaikan secara indah dan menyentuh hati masyarakat.

  3. Menguatkan ukhuwah Islamiyah
    Perayaan Maulid yang menghadirkan berbagai kalangan menjadi media memperkuat persaudaraan dan kebersamaan umat.

  4. Momentum meneladani akhlak Nabi
    Ceramah dan kajian dalam Maulid mengajak umat untuk meneladani sifat Nabi: siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

  5. Mengamalkan rasa syukur kepada Allah
    Maulid adalah bentuk nyata rasa syukur atas diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa petunjuk.

Pandangan Ulama

  • Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Al-Hawi lil Fatawi menyebutkan bahwa memperingati Maulid dengan membaca Al-Qur’an, dzikir, shalawat, dan memberi makan adalah amalan baik yang diberi pahala.

  • Ibnu Hajar al-Asqalani menegaskan bahwa Maulid yang diisi dengan kebaikan adalah amalan hasanah, karena termasuk mengagungkan Nabi.

Referensi

  • Al-Qur’an al-Karim

  • Shahih Muslim, Sunan Tirmidzi

  • Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Hawi lil Fatawi

  • Ibnu Hajar al-Asqalani, Al-Fatawa al-Haditsiyyah

  • Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azhim


----------
Share:

Rabu, September 03, 2025

Kurikulum Berbasis Cinta: Solusi Pendidikan Humanis di Madrasah Menuju Indonesia Emas 2045


Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) menjadi salah satu inovasi pendidikan terpenting dalam menjawab tantangan zaman dan membentuk generasi masa depan yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga unggul dalam moral dan spiritual. Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat KSKK Madrasah telah meluncurkan panduan implementasi KBC yang dirancang khusus untuk madrasah se-Indonesia, dari tingkat RA hingga MA. Kurikulum ini hadir sebagai respons terhadap kebutuhan akan pendidikan yang lebih bermakna, inklusif, dan berlandaskan kasih sayang dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045. 

Apa Itu Kurikulum Berbasis Cinta? 
Kurikulum Berbasis Cinta adalah pendekatan pendidikan yang menitikberatkan pada pengembangan karakter, pembelajaran berbasis pengalaman, dan perhatian mendalam terhadap aspek sosial-emosional. Tujuan utamanya adalah membentuk insan yang humanis, nasionalis, naturalis, toleran, serta menjadikan cinta sebagai landasan hidup dan pembelajaran. Berbeda dari kurikulum konvensional yang lebih fokus pada penguasaan kognitif, KBC menghadirkan harmoni antara pengetahuan, nilai kemanusiaan, dan spiritualitas. Kurikulum ini juga menjadi upaya konkret untuk menghadirkan nilai-nilai seperti empati, toleransi, kejujuran, dan tanggung jawab sosial dalam kehidupan peserta didik. 

Mengapa KBC Penting? 
Dalam satu dekade terakhir, dunia dihadapkan pada krisis kemanusiaan yang ditandai oleh konflik, intoleransi, dan dehumanisasi. Indonesia sebagai negara dengan keberagaman tinggi juga tidak luput dari tantangan serupa. Melalui pendekatan yang berakar pada cinta dan nilai kemanusiaan, KBC diyakini mampu menjadi jawaban atas berbagai persoalan sosial tersebut. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menegaskan bahwa “humanity is only one.” Maka dari itu, pendidikan harus menjadi alat untuk memperkuat kemanusiaan dan harmoni, bukan justru menambah sekat-sekat sosial. Dalam konteks inilah, KBC menjadi sangat relevan. 

Tujuan Kurikulum Berbasis Cinta 
Kurikulum ini bertujuan membentuk karakter peserta didik yang mampu: 
  • Menghargai keberagaman, 
  • Menjalin hubungan sosial yang sehat, 
  • Menjaga lingkungan, 
  • Menunjukkan rasa cinta kepada sesama, diri sendiri, Tuhan, dan bangsa. 
Semua tujuan ini diharapkan dapat menumbuhkan generasi emas yang mampu menghadapi tantangan global secara inklusif dan berintegritas. 

Prinsip Dasar dan Nilai KBC 
Panduan KBC dibangun di atas sembilan prinsip utama yang disebut “9K”, yaitu: 
  1. Keberagaman – Menghargai perbedaan budaya dan keyakinan. 
  2. Kebersamaan – Menumbuhkan semangat gotong royong. 
  3. Kekeluargaan – Membangun suasana nyaman dan penuh kasih. 
  4. Kemandirian – Mendorong inisiatif peserta didik. 
  5. Kesetaraan – Memberi kesempatan belajar yang setara. 
  6. Kebermanfaatan – Pendidikan harus berdampak positif. 
  7. Kejujuran – Mengutamakan nilai-nilai kejujuran dan transparansi. 
  8. Keikhlasan – Pendidikan dengan hati yang tulus. 
  9. Kesinambungan – Kegiatan yang berkelanjutan dan terarah. 

Nilai-nilai seperti empati, kasih sayang, toleransi, keadilan, tanggung jawab, hingga cinta tanah air dijadikan indikator utama keberhasilan kurikulum ini. 

Tema-tema KBC dalam Pembelajaran 
Kurikulum Berbasis Cinta dikembangkan dalam enam tema besar yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran dan kehidupan sehari-hari peserta didik: 
  1. Cinta kepada Allah (Hubbullah) – Melalui keimanan, ibadah, dan syukur. 
  2. Cinta kepada Rasulullah (Hubburrasul) – Meneladani akhlak Rasul saw. 
  3. Cinta kepada Diri Sendiri (Hubbunnafs) – Menjaga diri dan kesehatan jiwa-raga. 
  4. Cinta kepada Sesama (Hubbunnaas) – Memupuk empati, adab, dan persaudaraan. 
  5. Cinta kepada Lingkungan (Hubbulbiah) – Menjaga alam dan menghindari kerusakan. 
  6. Cinta kepada Bangsa dan Negara (Hubbulwathan wal bilad) – Menumbuhkan nasionalisme dan kebhinekaan. 

Strategi Implementasi di Madrasah 

Implementasi KBC tidak hanya terbatas di dalam kelas, tetapi juga merambah ke luar pembelajaran formal seperti: 
  • Kegiatan harian: doa bersama, pembacaan Asmaul Husna, refleksi kebaikan. 
  • Program sekolah: Jumat bersih, adiwiyata, literasi cinta, upacara bendera. 
  • Ekstrakurikuler: kajian keislaman, tahfiz, kaligrafi, PMR, jurnalistik bertema kasih sayang. 
Semua kegiatan dirancang untuk memperkuat penerapan nilai cinta secara nyata dan berkelanjutan dalam kehidupan peserta didik. 

KBC dan Teori Pendidikan 
Kurikulum ini mendapat penguatan dari beberapa teori pendidikan besar, seperti: 
  • Kurikulum Humanistik (Carl Rogers): Menempatkan peserta didik sebagai subjek utama yang unik dan bernilai. 
  • Teori Sosial (Albert Bandura): Mengedepankan belajar dari lingkungan sosial. 
  • Kecerdasan Emosional (Daniel Goleman): Mengelola emosi untuk keberhasilan hidup. Penggabungan teori-teori ini dalam KBC menciptakan pembelajaran yang menyentuh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. 

Indikator Keberhasilan KBC 
Beberapa indikator keberhasilan KBC di madrasah antara lain: 
  • Terintegrasinya nilai-nilai cinta dalam pembelajaran. 
  • Meningkatnya empati dan keterlibatan sosial peserta didik. 
  • Meningkatnya kegiatan kolaboratif dan refleksi diri. 
  • Lingkungan belajar yang inklusif, aman, dan harmonis. 
Madrasah yang sukses mengimplementasikan KBC akan menampilkan kultur pendidikan yang berlandaskan kasih sayang, toleransi, dan keberagaman. 

Kesimpulan: 
Pendidikan untuk Dunia yang Lebih Damai Kurikulum Berbasis Cinta bukan hanya solusi lokal untuk tantangan nasional, tetapi juga menjadi kontribusi Indonesia untuk perdamaian dunia. Dengan menanamkan cinta sejak dini, madrasah bukan hanya mencetak generasi cerdas, tetapi juga generasi berjiwa besar yang siap menciptakan dunia yang adil dan beradab. 

Melalui implementasi KBC, madrasah dapat menjadi pelopor dalam membangun sistem pendidikan yang transformatif—mendidik dengan hati, membentuk karakter, dan menyebarkan cinta kepada seluruh umat manusia. 


Download Panduan Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta di Madrasah Kementrian Agama




Share:

Sabtu, Januari 18, 2025

3 Amalan di Bulan Rajab menurut Imam Baihaqi


Bulan Rajab sedang menghampiri umat Islam dengan keistimewaan dan kemuliaan yang dimilikinya. Di antara 12 bulan dalam penanggalan hijriah, Rajab menempati posisi khusus sebagai salah satu dari empat bulan haram (asyhurul ḫurum).

Keempat bulan ini, yaitu Muharram, Rajab, Zulhijah, dan Zulkaidah. Pada bulan haram, umat Islam diharamkan untuk berperang dan melakukan tindakan kekerasan, menjadikan Rajab sebagai periode untuk menebar kedamaian dan menguatkan ikatan persaudaraan.

Imam Abu Bakar al-Baihaqi dalam kitab Fadhail Al-Auqat, halaman 77 menjelaskan ada beberapa amal sunnah yang bisa dikerjakan di bulan Rajab.

1. Melaksanakan Puasa
Imam Baihaqi dalam menjelaskan sebuah hadits, Nabi bersabda bahwa berpuasa satu hari di bulan Rajab sama dengan berpuasa satu tahun. Artinya, berpuasa di bulan Rajab memiliki pahala yang sangat besar, yaitu sama dengan pahala berpuasa selama satu tahun penuh. Hal ini menunjukkan bahwa bulan Rajab adalah bulan yang sangat istimewa dan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah.

Selanjutnya, berpuasa bulan Rajab juga dapat membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka. Berpuasa di bulan Rajab dapat membawa seorang hamba kepada kebaikan dan menjauhkan dari keburukan. Hal ini dikarenakan puasa dapat melatih seorang hamba untuk menahan hawa nafsu, mengendalikan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ رَجَبٍ كَانَ كَصِيَامِ سَنَةٍ، وَمَنْ صَامَ سَبْعَةَ أَيَّامٍ غُلِّقَتْ عَنْهُ سَبْعَةُ أَبْوَابِ جَهَنَّمَ، وَمَنْ صَامَ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ صَامَ عَشَرَةَ أَيَّامٍ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ، وَمَنْ صَامَ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا نَادَى مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ قَدْ غُفِرَ لَكَ مَا سَلَفَ فَاسْتَأْنِفِ الْعَمَلَ قَدْ بُدِّلَتْ سَيِّئَاتُكَ حَسَنَاتٍ، وَمَنْ زَادَ زَادَهُ اللَّهُ 

Artinya; "Barang siapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka itu seperti puasa setahun. Barang siapa berpuasa tujuh hari, maka tujuh pintu neraka ditutup darinya. Barang siapa berpuasa delapan hari, maka delapan pintu surga dibuka untuknya. Barang siapa berpuasa sepuluh hari, maka tidak ada sesuatu pun yang dimintanya kepada Allah Azza wa Jalla kecuali Dia akan mengabulkannya. Barang siapa berpuasa lima belas hari, maka seorang penyeru dari langit menyerukan, "Telah diampuni dosa-dosamu yang telah lalu, maka mulailah kembali beramal. Dosa-dosamu telah diganti dengan kebaikan." Barang siapa menambah (puasa), maka Allah akan menambah (pahalanya)."

2. Memperbanyak Doa
Imam Baihaqi dalam kitab Fadhail Al-Auqat, menjelaskan terdapat sebuah hadits yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW selalu berdoa ketika memasuki bulan Rajab. Doa ini mengandung permohonan kepada Allah agar diberkahi di bulan Rajab dan Sya'ban, dan agar dipertemukan dengan bulan Ramadan.

Simak hadits berikut yang menerangkan doa yang dibaca Nabi Muhammad saban bulan Rajab;

أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْمُؤَمَّلِ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الشَّعْرَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْقَوَارِيرِيُّ , قَالَ: حَدَّثَنَا زَائِدَةُ، حَدَّثَنَا زِيَادٌ النُّمَيْرِيُّ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: «اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ»

Artinya; "Telah mengabarkan kepada kami Abu Abdillah al-Hafidz, telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar Muhammad bin al-Mu'ammil, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami al-Fadl bin Muhammad al-Sya'rani, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami al-Qawariri, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Zaidah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ziyad al-Numairi, dari Anas, ia berkata: Adalah Rasulullah SAW jika memasuki bulan Rajab, beliau berdoa: "Allâhumma bâriklanâ fî rajaba wa sya’bâna wa ballighnâ ramadhâna,".

Doa ini dianjurkan untuk dibaca oleh umat Islam ketika memasuki bulan Rajab. Hal ini karena bulan Rajab adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah. Bulan Rajab memiliki keutamaan yang lebih dibandingkan bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan amal saleh di bulan Rajab.

Lebih dari itu, Doa ini juga mengandung permohonan agar dipertemukan dengan bulan Ramadan. Bulan Ramadan adalah bulan yang paling mulia dalam Islam. Pada bulan Ramadan, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa. Bulan Ramadan juga merupakan bulan yang penuh dengan rahmat, ampunan, dan berkah. Oleh karena itu, umat Islam sangat berharap untuk dapat bertemu dengan bulan Ramadan dan memanfaatkannya sebaik-baiknya.

3. Melaksanakan Shalat Sunnah
Imam Baihaqi, menjelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, dengan status hadits Hasan, dijelaskan tentang keutamaan malam bulan Rajab. Pada malam itu, orang yang beramal akan mendapatkan pahala seratus tahun. Amalan yang dianjurkan untuk dilakukan pada malam itu adalah shalat sunnah dua belas rakaat, membaca tasbih, tahmid, takbir, istighfar, shalawat kepada Nabi SAW, dan berdoa.

Shalat sunnah dua belas rakaat ini dikerjakan dengan dua rakaat salam. Pada setiap rakaat, membaca Al-Fatihah dan satu surat dari Al-Qur'an. Setelah selesai shalat, membaca tasbih, tahmid, takbir, dan istighfar masing-masing seratus kali. Kemudian, membaca shalawat kepada Nabi SAW seratus kali, dan berdoa untuk dirinya sendiri apa saja yang dia kehendaki dari urusan dunia dan akhiratnya.

Lebih lanjut, hadits ini juga menyebutkan bahwa jika seseorang melakukan amalan tersebut dan berpuasa pada pagi harinya, maka Allah akan mengabulkan doanya semuanya, kecuali jika dia berdoa untuk melakukan maksiat.

عَنْ أَنَسٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " فِي رَجَبٍ لَيْلَةٌ يُكْتَبُ لِلْعَامِلِ فِيهَا حَسَنَاتُ مِائَةِ سَنَةٍ وَذَلِكَ لِثَلَاثٍ بَقِينَ مِنْ رَجَبٍ فَمَنْ صَلَّى فِيهَا اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ، ثُمَّ يَقُولُ: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، مِائَةَ مَرَّةٍ، وَيَسْتَغْفِرُ اللَّهَ مِائَةَ مَرَّةٍ، وَيُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِائَةَ مَرَّةٍ، وَيَدْعُو لِنَفْسِهِ مَا شَاءَ مِنْ أَمْرِ دُنْيَاهُ وَآخِرَتِهِ، وَيُصْبِحُ صَائِمًا، فَإِنَّ اللَّهَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءَهُ كُلَّهُ إِلَّا أَنْ يَدْعُوَ فِي مَعْصِيَةٍ
حَدِيثٌ حَسَنُ الْإِسْنَادِ فِي مِثْلِ هَذَا   

Artinya; "Dari Anas, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: "Di bulan Rajab terdapat satu malam, di mana orang yang beramal di dalamnya akan mendapatkan pahala seratus tahun. Malam itu adalah malam yang tersisa tiga hari dari bulan Rajab. Barang siapa yang shalat dua belas rakaat di malam itu, di setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan satu surat dari Al-Qur'an, kemudian membaca tasbih, tahmid, takbir, dan istighfar masing-masing seratus kali, serta membaca shalawat kepada Nabi SAW seratus kali, dan berdoa untuk dirinya sendiri apa saja yang dia kehendaki dari urusan dunia dan akhiratnya, dan berpuasa pada pagi harinya, maka Allah akan mengabulkan doanya semuanya, kecuali jika dia berdoa untuk melakukan maksiat." [Hadits ini dinilai hasan li ghairihi].

Kendati demikian, terkait shalat sunnah rajab [Raghaib], tak bisa dipungkiri, terdapat pro dan kontra terkait pelaksanaannya. Ibnu Hajar al-Haitami, dalam kitab Tabyinul 'Ajab bima Warada fi Fadli Rajab halaman 36 berpendapat bahwa shalat raghaib, serupa dengan shalat sunah 100 rakaat pada malam nisfu Sya'ban, adalah bid'ah (tindakan atau tradisi yang tidak ada dasar dari agama). Maka, shalat raghaib dihukumi makruh (tidak dianjurkan), baik dikerjakan sendiri maupun berjamaah.

Akan tetapi Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin memberikan solusi. Ia mengatakan boleh melakukan shalat sunah biasa tanpa niat khusus sebagai shalat raghaib. Shalat Rajab mengacu pada kebiasaan warga Quds yang rutin melakukan shalat sunah saat masuk bulan Rajab. Tata cara melakukan shalat 12 rakaat layaknya shalat sunah pada umumnya, yaitu setiap 2 rakaat, maka satu kali salam.


Sumber: Myanto.ID
Share:

Sabtu, Agustus 28, 2021

Pengertian Gerakan Literasi Sekolah


Gerakan literasi sekolah adalah gerakan yang bertujuan untuk menjadikan sekolah sebagai tempat untuk belajar (membaca dan menulis) agar warganya bisa selalu literat sepanjang hidup dengan melibatkan peran publik. 

Gerakan literasi sekolah ini wajib digalakkan karena minat membaca dan menulis masyarakat Indonesia masih tergolong minim. Program literasi sekolah ini diharapkan mampu membangkitkan minat membaca dan menulis sejak dini.

Tujuan Gerakan Literasi Sekolah
Tujuan gerakan literasi sekolah dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus.

1. Tujuan umum
Tujuan umum gerakan literasi sekolah adalah menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti para peserta didik agar menjadi insan literat sepanjang hidup melalui ekosistem literasi yang dibangun dalam gerakan literasi sekolah.

2. Tujuan khusus

Tujuan khususnya adalah sebagai berikut.

• Membentuk budaya literasi di lingkungan 
sekolah.

• Meningkatkan insan literat di lingkungan sekolah.

•Meningkatkan pengelolaan pengetahuan di lingkungan sekolah melalui sekolah ramah anak yang menyenangkan.

•Menjadi wadah untuk menumbuhkan strategi membaca, sehingga keberlanjutan pembelajaran bisa selalu dihadirkan.

   ✓ Manfaat Gerakan Literasi Sekolah

Manfaat gerakan literasi sekolah adalah sebagai berikut.

•Memperkaya pengetahuan kosa kata.
Meningkatkan pemahaman mata pelajaran Bahasa Indonesia.

•Menambah informasi dan wawasan baru.
Meningkatkan kreativitas peserta didik dalam menulis dan menyusun kata-kata.

•Mengasah daya ingat melalui membaca.

•Meningkatkan kepekaan terhadap informasi yang muncul di media.

   ✓ Prinsip Literasi Sekolah

Prinsip literasi sekolah merupakan pedoman yang mendasari gerakan literasi sekolah. Adapun prinsip literasi sekolah adalah sebagai berikut.

•Literasi sekolah harus disesuaikan dengan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya.

•Pelaksanaannya harus berimbang dengan berbagai jenis/ragam teks serta memperhatikan hal-hal yang dibutuhkan peserta didik.

•Berlangsung secara terintegrasi dan menyeluruh untuk semua kurikulum.

•Literasi sekolah harus dijalankan secara berkelanjutan.

•Literasi harus disertai kegiatan kecakapan dalam berkomunikasi secara lisan.

•Dilakukan dengan mempertimbangkan keberagaman.

Sumber : https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/gerakan-literasi-sekolah/
Share:

Rabu, September 30, 2020

Tujuan Pendidikan Dasar

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mngembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam rangka mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
 
Salah satu komponen penting demi terlaksananya sebuah Sistem Pendidian Nasional yang terarah adalah keberadaan kurikulum. Keberadaan kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam melaksanankan sebuah Sistem Pendidikan Nasional yang terarah. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusisa paripurna sebagaimana yang tersurat dalam tujuan pendidikan nasional. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan potensi peserta didik harus disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
 
Sebagai upaya mendekatkan pendidikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, serta tuntutan lingkungan, MI  Watuagung mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini disusun dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah demi menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
 
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan salah satu upaya sekolah untuk mengakomodasi potensi yang ada di daerah Kabupaten Trenggalek dan untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan, baik dalam aspek akademik maupun non akademik, memelihara / mengembangkan budaya daerah, serta menguasai perkembangan Iptek yang dilandasi Iman dan Takwa.
 
Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

  1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
  2. Belajar untuk memahami dan menghayati,
  3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
  4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain,
  5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar ini dikembangkan oleh MI Watuagung dan komite Madrasah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP.


Sumber : Dokumen 1 MI Watuagung

Share:

Senin, September 28, 2020

Tentang Ma’arif Nahdlatul Ulama

I. SEJARAH SINGKAT
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) merupakan salah satu aparat departementasi di lingkungan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Didirikannya lembaga ini di NU bertujuan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan NU. Bagi NU, pendidikan menjadi pilar utama yang harus ditegakkan demi mewujudkan masyarakat yang mandiri. 

Gagasan dan gerakan pendidikan ini telah dimulai sejak perintisan pendirian NU di Indonesia. Dimulai dari gerakan ekonomi kerakyatan melalui Nadlatut Tujjar (1918), disusul dengan Tashwirul Afkar (1922) sebagai gerakan keilmuan dan kebudayaan, hingga Nahdlatul Wathan (1924) yang merupakan gerakan politik di bidang pendidikan, maka ditemukanlah tiga pilar penting bagi Nadhlatul Ulama yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1334 H, yaitu: (1) wawasan ekonomi kerakyatan; (2) wawasan keilmuan, sosial, budaya; dan (3) wawasan kebangsaan.
 
Untuk merealisasikan pilar-pilar tersebut ke dalam kehidupan bangsa Indonesia, NU secara aktif melibatkan diri dalam gerakan-gerakan sosial-keagamaan untuk memberdayakan umat. Di sini dirasakan pentingnya membuat lini organisasi yang efektif dan mampu merepresentasikan cita-cita NU; dan lahirlah lembaga-lembaga dan lajnah—seperti Lembaga Dakwah, Lembaga Pendidikan Ma’arif, Lembaga Sosial Mabarrot, Lembaga Pengembangan Pertanian, dan lain sebagainya—yang berfungsi menjalankan program-program NU di semua lini dan sendi kehidupan masyarakat. Gerakan pemberdayaan umat di bidang pendidikan yang sejak semula menjadi perhatian para ulama pendiri ( the founding fathers ) NU kemudian dijalankan melalui lembaga yang bernama Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU). Lembaga ini bersama-sama dengan jam’iyah NU secara keseluruhan melakukan strategi-strategi yang dianggap mampu meng- cover program-program pendidikan yang dicita-citakan NU.
 
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) merupakan aparat departentasi Nahdlatul Ulama (NU) yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan pendidikan Nahdlatul Ulama, yang ada di tingkat Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan Pengurus Majelis Wakil Cabang. Kedudukan dan fungsi LP Ma’arif NU diatur dalam BAB VI tentang Struktur dan Perangkat Organisasi pasal 1 dan 2; serta ART BAB V tentang Perangkat Organisasi. LP Ma’arif NU dalam perjalannya secara aktif melibatkan diri dalam proses-proses pengembangan pendidikan di Indonesia. Secara institusional, LP Ma’arif NU juga mendirikan satuan-satuan pendidikan mulai dari tingkat dasar, menangah hingga perguruan tinggi; sekolah yang bernaung di bawah Departemen Nasional RI (dulu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI) maupun madrasah; maupun Departemen Agama RI) yang menjalankan Hingga saat ini tercatat tidak kurang dari 6000 lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air bernaung di bawahnya, mulai dari TK, SD, SLTP, SMU/SMK, MI, MTs, MA, dan beberapa perguruan tinggi.
 
II. VISI DAN MISI
2.1. Visi
  • Dengan mengambangkan sistem pendidikan dan terus berupaya mewujudkan pendidikan yang mandiri dan membudayakan ( civilitize ), LP Ma’arif NU akan menjadi pusat pengembangan pendidikan bagi masyarakat, baik melalui sekolah, madrasah, perguruan tinggi, maupun pendidikan masyarakat.
  • Merepresentasikan perjuangan pendidikan NU yang meliputi seluruh aspeknya, kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
  • Menciptakan komunitas intitusional yang mampu menjadi agent of educational reformation dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan masyarakat beradab.
 
2.2. Misi
  • Menciptakan tradisi pendidikan melalui pemberdayaan manajemen pendidikan yang demokratis, efektif dan efisien, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal.
  • Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, terutama pada masyarakat akar rumput ( grass root ), sehingga terjalin sinegri antar kelompok masyarakat dalam memajukan tingkat pendidikan.
  • Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kualitas tenaga kependidikan, baik kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi melalui penyetaraan dan pelatihan serta penempatan yang proporsional, dengan dukungan moral dan material.
  • Mengembangkan system informasi lembaga pendidikan sebagai wahana penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi serta penyebarluasan gagasan, pengalaman dan hasil-hasil kajian maupun penelitian di bidang ilmu, sains dan teknologi lewat berbagai media.
  • Memperkuat jaringan kerja sama dengan instansi pemerintah, lembaga/institusi masyarakat dan swasta untuk pemberdayaan lembaga pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan maupuh subyek-subyek yang terlibat, langsung maupun tidak langsung, dalam proses-proses pendidikan.
 
III. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1. Kebijakan
  • Menata dan mensosialisasikan kepengurusan LP Maarif NU.
  • Melanjutkan penyusunan database satuan pendidikan di lingkungan NU.
  • Mempertegas identitas pendidikan (Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi) Ma’arif NU.
  • Meningkatkan madrasah/sekolah unggul dan perguruan tinggi di masing-masing wilayah.
  • Meningkatkan hubungan dan jaringan ( networking ) kerja sama dengan lembaga Internasional.
 
3.2. Strategi
  • Menguatkan soliditas dan komitmen Pengurus Ma’arif NU di semua tingkatannya;
  • Menggalang kekuatan struktural dan kultural warga NU (nahdliyin) dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan Ma’arif NU;
  • Mendirikan badan-badan usaha di bawah naungan PP LP Ma’arif NU untuk mencukupi kebutuhan pendanaan;
  • Meningkatkan partisipasi pendidikan warga NU (nahdliyin) melalui berbagai bentuk kerja sama yang saling menguntungkan;
  • Membuka dan memperluas jaringan kerja sama dengan berbagai instansi dalam dan luar negeri, baik pemerintah maupun swasta.
 
IV. POLA HUBUNGAN ORGANISASI
1. Konsultatif
Hubungan kelembagaan yang bersifat konsultatif adalah hubungan antara Pimpinan LP Ma’arif NU dengan Dewan Penasehat pada masing-masing tingkatannya. Selain itu hubungan konsultatif juga dibangun antara LP Ma’arif dengan para ulama, tokoh, dan sesepuh di kalangan Nahdlatul Ulama. Hubungan seperti ini diperlukan untuk meminta pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral di luar kebijakan dasar konstitusional organisasi dalam rangka mengembangkan program-program LP Ma’arif NU.
 
2. Koordinatif-Konsolidatif
Hubungan koordinatif-konsolidatif adalah hubungan antar Pimpinan LP Ma’arif NU yang secara bertingkat dapat diurutkan dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Wakil Cabang. Hubungan koordinatif-konsolidatif juga dilakukan antara Pimpinan LP Ma’arif NU dengan sekolah, madrasah, maupun perguruan tinggi yang menjadi binaannya.
 
3. Instruktif
Hubungan instruktif adalah hubungan antar Pengurus NU dan Pimpinan LP Ma’arif NU yang secara bertingkat dapat diurutkan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama kepada Pimpinan Pusat LP Ma’arif, Pengurus Wilayah NU kepada Pimpinan Wilayah LP Ma’arif, Pengurus Cabang NU kepada Pimpinan Cabang LP Ma’arif.
 
 
Sumber : Maarif NU

 

Share:

Terjemahkan

Alamat Kantor

e-ujian.id