Guru yang minim kreativitas cenderung hanya menjalankan tugas secara formalitas. Pembelajaran menjadi kaku, monoton, dan tidak mampu membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik. Padahal, dunia pendidikan menuntut adanya inovasi dan metode pembelajaran yang menarik agar siswa merasa betah belajar serta mampu mengembangkan potensi terbaiknya. Ketika kreativitas tidak hadir dalam diri seorang guru, maka murid tidak akan mendapatkan pengalaman belajar yang berkesan.
Lebih parah lagi, ketika ego pribadi lebih dikedepankan dibandingkan kerja sama tim, maka akan muncul gesekan antar individu. Guru dan pegawai yang sibuk mempertahankan gengsi serta kepentingan masing-masing akan sulit diajak bekerja sama membangun visi sekolah. Akibatnya, suasana kerja menjadi tidak sehat, komunikasi terhambat, bahkan bisa melahirkan perpecahan internal.
Dampak dari kondisi ini sangat jelas terlihat. Pertama, mutu pendidikan menurun karena proses pembelajaran tidak berkembang sesuai kebutuhan zaman. Kedua, sekolah kehilangan daya saing dengan lembaga lain yang lebih inovatif. Ketiga, citra sekolah di mata masyarakat ikut terpengaruh karena dianggap tidak mampu mencetak lulusan yang unggul. Tidak jarang, kondisi ini berujung pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah tersebut.
Agar kondisi ini tidak semakin parah, ada beberapa langkah nyata yang bisa ditempuh:
-
Penguatan Budaya Kerja SamaSekolah perlu menanamkan budaya kolektif bahwa keberhasilan bukanlah hasil kerja individu semata, melainkan buah sinergi semua pihak. Kegiatan rutin seperti rapat koordinasi, diskusi terbuka, atau kerja kelompok antarguru bisa menjadi sarana membangun solidaritas.
-
Pelatihan dan Pengembangan KreativitasGuru dan pegawai sekolah harus difasilitasi dengan pelatihan yang berorientasi pada peningkatan kompetensi, kreativitas, dan inovasi pembelajaran. Workshop, seminar, hingga pelatihan berbasis teknologi pendidikan bisa menjadi cara untuk menumbuhkan ide-ide segar.
-
Sistem Apresiasi dan Evaluasi KinerjaKreativitas dan kerja sama tim perlu dihargai dengan sistem apresiasi yang jelas, misalnya penghargaan guru kreatif atau pegawai teladan. Sebaliknya, evaluasi kinerja juga harus berjalan tegas agar semua pihak memiliki kesadaran untuk memperbaiki diri.
-
Kepemimpinan yang Visioner dan TegasKepala sekolah harus menjadi teladan sekaligus penggerak utama. Kepemimpinan yang visioner, tegas, dan mampu merangkul semua pihak akan menciptakan iklim sekolah yang sehat dan berorientasi pada kemajuan bersama.
-
Peningkatan Rasa Kepedulian SosialGuru dan pegawai sekolah harus disadarkan bahwa pekerjaan mereka adalah amanah besar yang menyangkut masa depan anak bangsa. Menumbuhkan empati dan kepedulian sosial akan mengikis ego pribadi serta memperkuat semangat pengabdian.