Jln. Suwur Desa Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 66382

Tampilkan postingan dengan label HUT ke-80 RI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HUT ke-80 RI. Tampilkan semua postingan

Minggu, Agustus 24, 2025

MI Watuagung Siapkan Stand Exposisi Bersama PAUD dan RA Miftahul Huda untuk Expo Desa Watuagung 2025


Watuagung - 
Dalam rangka menyemarakkan kegiatan Expo Desa Watuagung 2025 yang akan digelar mulai tanggal 27 s.d. 30 Agustus 2025 di Lapangan Desa Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung bersama PAUD dan RA Miftahul Huda mulai mempersiapkan pembuatan stand eksposisi sejak Ahad, 24 Agustus 2025.

Persiapan tersebut dipusatkan di halaman rumah Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I, dengan kegiatan meliputi perancangan desain, pencetakan banner, hingga perakitan rumah stand. Proses pembuatan stand dikerjakan secara gotong-royong oleh tim relawan dan tenaga ahli, yaitu Bapak Murdiyanto dan Bapak Sukamto, di bawah komando langsung Kepala MI Watuagung.

Dalam kesempatan itu, Bapak Mustarom menyampaikan rasa syukur dan optimisme atas kekompakan tim persiapan.

“Kegiatan expo ini bukan sekadar ajang pamer karya, namun juga sebagai ruang bagi MI Watuagung, PAUD, dan RA Miftahul Huda untuk memperlihatkan semangat kreativitas serta memperkenalkan potensi lembaga pendidikan kita kepada masyarakat luas. Kami sangat berterima kasih kepada para relawan yang dengan tulus meluangkan waktu dan tenaga demi kemajuan madrasah,” ungkapnya.


Sementara itu, Bapak Murdiyanto selaku relawan dan tim perancang stand menegaskan bahwa persiapan ini dilakukan dengan penuh semangat kebersamaan.

“Kami ingin memberikan yang terbaik. Stand ini dirancang agar menarik, edukatif, dan mampu menjadi daya tarik masyarakat dalam mengenal lebih dekat kegiatan pembelajaran maupun karya siswa. Dengan dukungan bersama, insyaAllah stand kita akan tampil maksimal,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Sukamto, yang menambahkan bahwa semangat gotong-royong menjadi kunci keberhasilan persiapan.

“Kami bekerja bersama bukan hanya untuk suksesnya acara expo, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, kepedulian, dan kebanggaan terhadap lembaga kita,” katanya.

Dengan persiapan yang matang, stand eksposisi MI Watuagung bersama PAUD dan RA Miftahul Huda diharapkan mampu menjadi salah satu daya tarik utama dalam Expo Desa Watuagung 2025, sekaligus menjadi sarana silaturahmi, edukasi, dan promosi lembaga pendidikan Islam di tengah masyarakat.



Kontributor : Tim Media MI Watuagung
Share:

Minggu, Agustus 17, 2025

MI Watuagung Gelar Upacara Detik-Detik Proklamasi HUT ke-80 RI: Menanamkan Semangat Kebangsaan Sejak Usia Dini


Watuagung, 17 Agustus 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, keluarga besar PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung menggelar Upacara Detik-Detik Proklamasi di halaman MI Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, pada Ahad (17/8/2025).

Upacara berlangsung khidmat dengan diikuti oleh seluruh dewan asatidz-asatidzah serta siswa-siswi dari PAUD, RA, dan MI Watuagung. Bertindak sebagai pembina upacara, Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I, yang dalam amanatnya menekankan pentingnya semangat kebangsaan dan rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang telah diwariskan oleh para pahlawan bangsa.

“Hari ini kita semua berdiri di sini bukan sekadar untuk melaksanakan upacara, tetapi untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang telah rela berkorban demi kemerdekaan bangsa ini. Tugas kita sebagai generasi penerus adalah mengisi kemerdekaan dengan belajar sungguh-sungguh, berakhlak mulia, dan berbakti kepada orang tua serta guru,” tegas Mustarom.

Beliau juga mengingatkan bahwa peringatan HUT ke-80 RI dengan tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” harus menjadi motivasi bagi para peserta didik untuk meraih prestasi dan memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa di masa depan.

“Kemerdekaan ini adalah amanah. Dengan persatuan dan kerja keras, kita bisa membawa Indonesia menuju kejayaan. Anak-anakku, belajarlah dengan tekun karena masa depan negeri ini ada di tangan kalian,” tambahnya penuh semangat.


Rangkaian upacara dimulai dengan pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian pembacaan teks proklamasi, mengheningkan cipta, serta doa bersama. Para siswa tampak antusias mengikuti jalannya upacara dengan tertib, mencerminkan semangat kebangsaan meskipun masih berada di bangku pendidikan dasar.

Setelah prosesi upacara selesai, kegiatan dilanjutkan dengan berbagai macam perlombaan dan permainan rakyat yang diikuti oleh santri PAUD, RA Miftahul Huda, dan santri MI Watuagung. Suasana berlangsung meriah dan penuh kegembiraan, anak-anak terlihat bersemangat mengikuti berbagai lomba dan permainan tradisional lainnya.

Perlombaan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana menanamkan nilai sportivitas, kebersamaan, dan semangat perjuangan dalam suasana riang gembira. Guru dan wali murid pun ikut memberikan dukungan penuh, sehingga suasana peringatan HUT ke-80 RI di MI Watuagung benar-benar menjadi momen kebersamaan yang berkesan.

Dengan terselenggaranya rangkaian kegiatan ini, MI Watuagung meneguhkan komitmennya untuk tidak hanya mendidik siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter kebangsaan, religius, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air sejak dini.



Oleh : Tim Media MI Watuagung
.
Share:

Doa Kebangsaan di MI Watuagung: Menyatukan Nasionalisme dan Spiritualitas untuk Indonesia Tercinta


Watuagung – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, keluarga besar PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung bersama Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Desa Watuagung menyelenggarakan Doa Kebangsaan pada Sabtu (16/8/2025). Kegiatan yang dipusatkan di halaman MI Watuagung, Dusun Suwur, Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo ini berlangsung penuh khidmat dengan melibatkan ratusan hadirin dari berbagai unsur masyarakat.

Hadir dalam kegiatan ini para santri, wali santri, dewan asatidz dan asatidzat, pengurus ranting NU, serta takmir masjid dan mushola setempat. Suasana nasionalisme berpadu dengan nuansa religius ketika seluruh jamaah larut dalam lantunan istighotsah, memanjatkan doa agar bangsa Indonesia senantiasa mendapat perlindungan Allah SWT.

Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I, dalam sambutannya menegaskan bahwa Doa Kebangsaan merupakan wujud nyata kecintaan warga madrasah terhadap tanah air.

“Hari kemerdekaan bukan hanya tentang mengenang perjuangan para pahlawan, tetapi juga bagaimana kita menanamkan semangat nasionalisme kepada anak-anak didik sejak dini. Doa kebangsaan ini menjadi sarana untuk menyatukan hati kita agar bangsa Indonesia senantiasa diberi kekuatan, kedamaian, dan persatuan,” ungkap beliau.

Acara kemudian dilanjutkan dengan istighotsah yang dipimpin oleh Bapak Murdiyanto, Wakil Sekretaris MWC NU Watulimo. Suasana semakin syahdu ketika doa bersama dipanjatkan untuk keselamatan bangsa dan arwah para pahlawan. Dalam tausiyah singkatnya, beliau menekankan pentingnya peran spiritualitas dalam menjaga keberlangsungan kemerdekaan.

“Kemerdekaan bangsa Indonesia diraih dengan perjuangan dan doa yang tak henti-henti dari para pejuang dan ulama. Maka sudah sepatutnya kita, generasi penerus, menjaga dan mengisi kemerdekaan itu dengan semangat ukhuwah, pengabdian, dan doa yang tulus,” tutur Murdiyanto.


Puncak acara ditutup dengan doa penutup oleh KH. Muyani, Wakil Rais Syuriyah NU Ranting Watuagung. Dengan penuh kekhusyukan, beliau memanjatkan doa agar bangsa Indonesia selalu dalam lindungan Allah SWT, dijauhkan dari segala bencana, serta dianugerahi pemimpin yang amanah dan rakyat yang rukun dalam bingkai persatuan.

Bagi MI Watuagung, kegiatan ini tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga menjadi ruang silaturahim yang mempererat hubungan antara madrasah, wali murid, masyarakat, dan pengurus NU. Kehangatan kebersamaan terlihat dari antusiasme para santri, rasa syukur para orang tua, serta semangat kebangsaan para tokoh agama yang hadir.

Bagi masyarakat Desa Watuagung, Doa Kebangsaan ini menjadi simbol bahwa nasionalisme dan religiusitas tidak dapat dipisahkan. Semangat cinta tanah air harus berjalan beriringan dengan ketaatan kepada Allah SWT, sebagaimana ajaran para ulama NU yang menekankan prinsip hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman).



Oleh : Tim Media MI Watuagung
.
Share:

Terjemahkan

Alamat Kantor

e-ujian.id