Jln. Suwur Desa Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 66382

Kamis, Agustus 14, 2025

Tentang Gerakan Pramuka


Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang Muda yang Suka Berkarya.

“Pramuka” merupakan sebutan bagi Anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi;

  1. Pramuka Siaga (7-10 tahun),
  2. Pramuka Penggalang (11-15 tahun),
  3. Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan
  4. Pramuka Pandega (21-25 tahun).

Kelompok anggota yang lain disebut anggota dewasa. Sedangkan yang dimaksud “Kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.

Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki berkecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negeara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan.

Prinsip Dasar Kepramukaan

  • Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
  • Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
  • Peduli terhadap dirinya pribadi; dan
  • Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Metode Kepramukaan

  • pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
  • belajar sambil melakukan;
  • kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
  • kegiatan yang menarik dan menantang;
  • kegiatan di alam terbuka;
  • kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
  • penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
  • satuan terpisah antara putra dan putri;

Sifat

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka Kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :

  • Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
  • Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
  • Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja.


Ditulis oleh : Kak Myanto
Sumber : Kwarnas
Share:

Senin, Mei 12, 2025

Sejarah Kepanduan Indonesia


Gerakan pendidikan kepanduan di Tanah Air sudah muncul sejak zaman Hindia-Belanda. Pada 1912, dimulai latihan sekelompok pandu di Batavia (nama Jakarta pada masa penjajahan Belanda), yang kemudian menjadi cabang dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO). Dua tahun kemudian cabang tersebut disahkan berdiri sendiri dan dinamakanpNederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.

Pada saat itu, sebagian besar anggota NIPV adalah pandu-pandu keturunan Belanda. Namun, pada 1916 berdiri suatu organisasi kepanduan yang sepenuhnya merupakan pandu-pandu bumiputera. Adalah Mangkunegara VII, pemimpin Keraton Solo yang membentuk Javaansche Padvinders Organisatie Setelah itu muncul organisasi kepanduan berbasis agama, kesukuan dan lainnya. Antara lain Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu, Kepanduan Bangsa Indonesia, Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie, Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, El-Hilaal, Pandu Ansor, Al Wathoni, Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia, dan Kepanduan Masehi Indonesia.

Kepanduan yang ada di Hindia-Belanda ternyata berkembang cukup baik. Hal itu menarik perhatian pula dari Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, yang bersama istrinya, Lady Baden-Powell, dan anak-anak mereka, mengunjungi organisasi kepanduan di Batavia, Semarang, dan Surabaya, pada awal Desember 1934. Para pandu di Hindia-Belanda pernah pula mengikuti Jambore Kepanduan Sedunia.

Bila pada Jambore Sedunia 1933 di Hungaria hanya sebatas pada kunjungan delegasi kecil untuk menyaksikan kegiatan akbar itu, maka pada Jambore Sedunia 1937 di Belanda, ikut pula Kontingen Pandu Hindia-Belanda yang terdiri dari Pandu-pandu keturunan Belanda, bumiputera khususnya dari Batavia dan Bandung, lalu dari Pandu Mangkunegaran, dari Ambon, dan sejumlah Pandu keturunan Tionghoa dan Arab. Sementara di dalam negeri, kegiatan perkemahan dan jamboree kepanduan juga diadakan di sejumlah tempat. Di antaranya pada 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta berlangsung All Indonesian Jamboree atau “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem.”

Pada 27-29 Desember 1945 berlangsung Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta. Kongres tersebut menghasilkan Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia. Namun, ketika Belanda kembali mengadakan agresi militer pada 1948, Pandu Rakyat dilarang berdiri di daerah-daerah yang sudah dikuasai Belanda. Hal tersebut memicu munculnya organisasi lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Pada perkembangannya, kepanduan Indonesia kemudian terpecah menjadi 100 organisasi yang tergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo). Namun, jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah anggota perkumpulan. Selain itu masih ada rasa golongan yang tinggi, sehingga membuat Perkindo menjadi lemah. Untuk mencegah hal itu, Presiden Soekarno bersama Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu merupakan Pandu Agung, menggagas peleburuan berbagai organisasi kepanduan dalam satu wadah.

Hal itu pertama kali diungkapkan Presiden Soekarno ketika mengunjungi Perkemahan Besar Persatuan Kepanduan Putri Indonesia di Desa Semanggi, Ciputat, Tangerang, pada awal Oktober 1959. Presiden kemudian juga mengumpulkan tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan di Indonesia. Seluruh organisasi kepanduan yang ada, dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka. Presiden menunjuk panitia terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono.

Gerakan Pramuka tersebut diawali dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan. Pada 9 Maret 1961 diresmikan nama Pramuka dan menjadi Hari Tunas Gerakan Pramuka. Pada 20 Mei 1961, diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka dan momen tersebut dikenal sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja. Pada 20 Juli 1961, para wakil organisasi kepanduan Indonesia mengeluarkan pernyataan di Istana Olahraga Senayan, untuk meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Sehingga disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.

Setelah itu, pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka diperkenalkan secara resmi kepada masyarakat luas dalam suatu upacara di halaman Istana Negara. Ditandai dengan penyerahan Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang juga menjadi Ketua pertama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Panji itu lalu diteruskan Sri Sultan Hamengku Buwono IX kepada suatu barisan defile yang terdiri dari para Pramuka di Jakarta, dan dibawa berkeliling kota. Tanggal 14 Agustus itulah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka dari dirayakan seluruh Pramuka setiap tahunnya.

____
Ditulis oleh : Kak Myanto
Sumber : Kwarnas

Share:

Sabtu, Januari 18, 2025

3 Amalan di Bulan Rajab menurut Imam Baihaqi


Bulan Rajab sedang menghampiri umat Islam dengan keistimewaan dan kemuliaan yang dimilikinya. Di antara 12 bulan dalam penanggalan hijriah, Rajab menempati posisi khusus sebagai salah satu dari empat bulan haram (asyhurul ḫurum).

Keempat bulan ini, yaitu Muharram, Rajab, Zulhijah, dan Zulkaidah. Pada bulan haram, umat Islam diharamkan untuk berperang dan melakukan tindakan kekerasan, menjadikan Rajab sebagai periode untuk menebar kedamaian dan menguatkan ikatan persaudaraan.

Imam Abu Bakar al-Baihaqi dalam kitab Fadhail Al-Auqat, halaman 77 menjelaskan ada beberapa amal sunnah yang bisa dikerjakan di bulan Rajab.

1. Melaksanakan Puasa
Imam Baihaqi dalam menjelaskan sebuah hadits, Nabi bersabda bahwa berpuasa satu hari di bulan Rajab sama dengan berpuasa satu tahun. Artinya, berpuasa di bulan Rajab memiliki pahala yang sangat besar, yaitu sama dengan pahala berpuasa selama satu tahun penuh. Hal ini menunjukkan bahwa bulan Rajab adalah bulan yang sangat istimewa dan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah.

Selanjutnya, berpuasa bulan Rajab juga dapat membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka. Berpuasa di bulan Rajab dapat membawa seorang hamba kepada kebaikan dan menjauhkan dari keburukan. Hal ini dikarenakan puasa dapat melatih seorang hamba untuk menahan hawa nafsu, mengendalikan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ رَجَبٍ كَانَ كَصِيَامِ سَنَةٍ، وَمَنْ صَامَ سَبْعَةَ أَيَّامٍ غُلِّقَتْ عَنْهُ سَبْعَةُ أَبْوَابِ جَهَنَّمَ، وَمَنْ صَامَ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ صَامَ عَشَرَةَ أَيَّامٍ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ، وَمَنْ صَامَ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا نَادَى مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ قَدْ غُفِرَ لَكَ مَا سَلَفَ فَاسْتَأْنِفِ الْعَمَلَ قَدْ بُدِّلَتْ سَيِّئَاتُكَ حَسَنَاتٍ، وَمَنْ زَادَ زَادَهُ اللَّهُ 

Artinya; "Barang siapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka itu seperti puasa setahun. Barang siapa berpuasa tujuh hari, maka tujuh pintu neraka ditutup darinya. Barang siapa berpuasa delapan hari, maka delapan pintu surga dibuka untuknya. Barang siapa berpuasa sepuluh hari, maka tidak ada sesuatu pun yang dimintanya kepada Allah Azza wa Jalla kecuali Dia akan mengabulkannya. Barang siapa berpuasa lima belas hari, maka seorang penyeru dari langit menyerukan, "Telah diampuni dosa-dosamu yang telah lalu, maka mulailah kembali beramal. Dosa-dosamu telah diganti dengan kebaikan." Barang siapa menambah (puasa), maka Allah akan menambah (pahalanya)."

2. Memperbanyak Doa
Imam Baihaqi dalam kitab Fadhail Al-Auqat, menjelaskan terdapat sebuah hadits yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW selalu berdoa ketika memasuki bulan Rajab. Doa ini mengandung permohonan kepada Allah agar diberkahi di bulan Rajab dan Sya'ban, dan agar dipertemukan dengan bulan Ramadan.

Simak hadits berikut yang menerangkan doa yang dibaca Nabi Muhammad saban bulan Rajab;

أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْمُؤَمَّلِ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الشَّعْرَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْقَوَارِيرِيُّ , قَالَ: حَدَّثَنَا زَائِدَةُ، حَدَّثَنَا زِيَادٌ النُّمَيْرِيُّ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: «اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ»

Artinya; "Telah mengabarkan kepada kami Abu Abdillah al-Hafidz, telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar Muhammad bin al-Mu'ammil, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami al-Fadl bin Muhammad al-Sya'rani, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami al-Qawariri, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Zaidah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ziyad al-Numairi, dari Anas, ia berkata: Adalah Rasulullah SAW jika memasuki bulan Rajab, beliau berdoa: "Allâhumma bâriklanâ fî rajaba wa sya’bâna wa ballighnâ ramadhâna,".

Doa ini dianjurkan untuk dibaca oleh umat Islam ketika memasuki bulan Rajab. Hal ini karena bulan Rajab adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah. Bulan Rajab memiliki keutamaan yang lebih dibandingkan bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan amal saleh di bulan Rajab.

Lebih dari itu, Doa ini juga mengandung permohonan agar dipertemukan dengan bulan Ramadan. Bulan Ramadan adalah bulan yang paling mulia dalam Islam. Pada bulan Ramadan, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa. Bulan Ramadan juga merupakan bulan yang penuh dengan rahmat, ampunan, dan berkah. Oleh karena itu, umat Islam sangat berharap untuk dapat bertemu dengan bulan Ramadan dan memanfaatkannya sebaik-baiknya.

3. Melaksanakan Shalat Sunnah
Imam Baihaqi, menjelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, dengan status hadits Hasan, dijelaskan tentang keutamaan malam bulan Rajab. Pada malam itu, orang yang beramal akan mendapatkan pahala seratus tahun. Amalan yang dianjurkan untuk dilakukan pada malam itu adalah shalat sunnah dua belas rakaat, membaca tasbih, tahmid, takbir, istighfar, shalawat kepada Nabi SAW, dan berdoa.

Shalat sunnah dua belas rakaat ini dikerjakan dengan dua rakaat salam. Pada setiap rakaat, membaca Al-Fatihah dan satu surat dari Al-Qur'an. Setelah selesai shalat, membaca tasbih, tahmid, takbir, dan istighfar masing-masing seratus kali. Kemudian, membaca shalawat kepada Nabi SAW seratus kali, dan berdoa untuk dirinya sendiri apa saja yang dia kehendaki dari urusan dunia dan akhiratnya.

Lebih lanjut, hadits ini juga menyebutkan bahwa jika seseorang melakukan amalan tersebut dan berpuasa pada pagi harinya, maka Allah akan mengabulkan doanya semuanya, kecuali jika dia berdoa untuk melakukan maksiat.

عَنْ أَنَسٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " فِي رَجَبٍ لَيْلَةٌ يُكْتَبُ لِلْعَامِلِ فِيهَا حَسَنَاتُ مِائَةِ سَنَةٍ وَذَلِكَ لِثَلَاثٍ بَقِينَ مِنْ رَجَبٍ فَمَنْ صَلَّى فِيهَا اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ، ثُمَّ يَقُولُ: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، مِائَةَ مَرَّةٍ، وَيَسْتَغْفِرُ اللَّهَ مِائَةَ مَرَّةٍ، وَيُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِائَةَ مَرَّةٍ، وَيَدْعُو لِنَفْسِهِ مَا شَاءَ مِنْ أَمْرِ دُنْيَاهُ وَآخِرَتِهِ، وَيُصْبِحُ صَائِمًا، فَإِنَّ اللَّهَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءَهُ كُلَّهُ إِلَّا أَنْ يَدْعُوَ فِي مَعْصِيَةٍ
حَدِيثٌ حَسَنُ الْإِسْنَادِ فِي مِثْلِ هَذَا   

Artinya; "Dari Anas, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: "Di bulan Rajab terdapat satu malam, di mana orang yang beramal di dalamnya akan mendapatkan pahala seratus tahun. Malam itu adalah malam yang tersisa tiga hari dari bulan Rajab. Barang siapa yang shalat dua belas rakaat di malam itu, di setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan satu surat dari Al-Qur'an, kemudian membaca tasbih, tahmid, takbir, dan istighfar masing-masing seratus kali, serta membaca shalawat kepada Nabi SAW seratus kali, dan berdoa untuk dirinya sendiri apa saja yang dia kehendaki dari urusan dunia dan akhiratnya, dan berpuasa pada pagi harinya, maka Allah akan mengabulkan doanya semuanya, kecuali jika dia berdoa untuk melakukan maksiat." [Hadits ini dinilai hasan li ghairihi].

Kendati demikian, terkait shalat sunnah rajab [Raghaib], tak bisa dipungkiri, terdapat pro dan kontra terkait pelaksanaannya. Ibnu Hajar al-Haitami, dalam kitab Tabyinul 'Ajab bima Warada fi Fadli Rajab halaman 36 berpendapat bahwa shalat raghaib, serupa dengan shalat sunah 100 rakaat pada malam nisfu Sya'ban, adalah bid'ah (tindakan atau tradisi yang tidak ada dasar dari agama). Maka, shalat raghaib dihukumi makruh (tidak dianjurkan), baik dikerjakan sendiri maupun berjamaah.

Akan tetapi Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin memberikan solusi. Ia mengatakan boleh melakukan shalat sunah biasa tanpa niat khusus sebagai shalat raghaib. Shalat Rajab mengacu pada kebiasaan warga Quds yang rutin melakukan shalat sunah saat masuk bulan Rajab. Tata cara melakukan shalat 12 rakaat layaknya shalat sunah pada umumnya, yaitu setiap 2 rakaat, maka satu kali salam.


Sumber: Myanto.ID
Share:

Rabu, Januari 15, 2025

Informasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) MI Watuagung Tahun 2025


Diberitahukan dengan hormat, bahwa Tahun Pelajaran 2025/2026 MI Watuagung Kecamatan Watulimo membuka Pendaftaran Peserta Didik Baru dengan ketentuan sebagai berikut :
 
A. SYARAT PENDAFTARAN :

  1. Mengisi Formulir Pendaftaran (disediakan sekolah)
  2. Foto Copy Akta Kelahiran 1 lembar
  3. Foto Copy Kartu Keluarga (KK) 1 lembar
  4. Foto Copy Kartu KIP/KKS/KPS/PKH (Bagi yang memiliki)

 
B. TEMPAT PENDAFTARAN :

  • Kantor MI WATUAGUNG
  • D/a. RT.25 RW.08 : Dusun Suwur, Desa Watuagung - Watulimo

 
C. WAKTU PENDAFTARAN :

  • Pendaftaran secara Online dibuka mulai saat ini dan ditutup sewaktu-waktu jika Kuota sudah terpenuhi.
  • Hal-hal yang belum jelas bisa ditanyakan melalui Telp./SMS/Whatsapp ke nomor: 082236345909 (Bpk. Mustarom, S.Pd.I)
  • Pendaftaran juga bisa dilayani dengan langsung datang ke sekolah yaitu setiap hari Senin s/d. Sabtu mulai pukul 08.00-11.00 WIB
  • Untuk Pendaftaran Online bisa melalui Nomor HP/WA di bawah ini :

1. Bapak Mustarom - HP. 082236345909
2. Bapak Eko Purwanto - HP. 085649622682
3. Ibu Khusnul Khotimah - HP. 085746349184
4. Bapak Imam Nahrowi - HP. 085785617271
5. Ibu Lia Ernawati - HP. 082337593527
6. Ibu Anik Tutut Sholihah - HP. 082230821988
7. Ibu Dyah Nuryatin - HP. 081333076759

Ayoo Segera Daftarkan Putra dan Putri Bapak Ibu Semuanya!
Share:

Kamis, Januari 02, 2025

Lambang Gerakan Pramuka


“Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan.” Itulah moto dari Gerakan Pramuka. Sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 48 dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab VII PAsal 120, lambang dari Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa. Penjabaran lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomor 06/KN/72 tentang Lambang Pramuka.

Pencipta lambang ini dalah Sunardjo Atmodipuro, seorang Andalan Nasional dan Pembina Pramuka yang juga pegawai dari Departemen Pertanian. Pencipta lambang Pramuka ini lahir pada tanggal 29 Februari 1903 di Blora dan meninggal pada tanggal 31 Mei 1979.

Silhouette tunas kelapa adalah lambang Gerakan Pramuka sesuai dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 06/KN/72 yang merupakan penyempurna dari surat keputusan sebelumnya yaitu 15/KN/67 Tahun 1967.

Dicantumkan dalam lampiran surat keputusan tersebuturaian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka yang terdiri dari 6 kiasan, yaitu sebagai berikut:

SATU :Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti : penduduk aseli yang pertama, yang menurunkan generasi baru.Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itumengkiaskan, bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia

DUA : Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun djuga. Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.

TIGA: Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masjarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

EMPAT: Nyiur bertumbuh menjulang luruske atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia.Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus jakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

LIMA: Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunjai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnyauntuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanja.

ENAM: Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

____

** Tulisan sesuai dengan yang tertera dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 06/KN/72


Sumber : Kwarnas

Share:

Rabu, Januari 01, 2025

Lagu-lagu Yel-yel untuk Pramuka MI Watuagung


YEL-YEL PRAMUKA MI WATUAGUNG
Oleh : Kak Myanto
---------------------------------
 
Pramu-ka M-I Watuagung maju bersama
Satya darma jadi pedoman kita
Gegap gempita dalam satu tekad
Demi cita luhur nusantara
.
Hari-hari esok adalah milik kita
Terwujudnya insan berakhlak mulia
Terbentuknya tatanan bangsa jaya
Pramuka MI Watuagung berkah
.
Marilah kawan mari kita kobarkan
Semangat suci membangun Indonesia
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu .... tentang perjuangan
.
Di bawah bendera Merah Putih
Ku tlusuri jejak janji suci.
Berjuta kali kami berbakti
Bagiku satu langkah pasti
.
Di bawah panji suci gerakan
Ku tlusuri jalan pengabdian
Berjuta kali kami beraksi
Bagiku satu langkah pasti
.
Share:

Rabu, Agustus 14, 2024

Sejarah Kepanduan Dunia


Kepanduan dunia berawal dari pemikiran seorang pemuda Inggris yang merangkum atau menulis pengalamannya saat bertugas di Afrika dan India. Pemuda tersebut adalah Lord Baden-Powell of Giwell yang nama lengkapnya adalah Robert Stephenson Smyth Baden-Powell namun lebih dikenal dengan BP.

Baden-Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London, ayahnya seorang Profesor Geometry di Universitas Oxford, bernama Baden Powell yang meninggal ketika Stephenson masih kecil. Baden Powell bergabung dengan pasukan Hussars ke 13 di India pada tahun 1876, kemudian dari tahun 1888 – 1895 Baden Powell sukses bertugas di India, Afganistan, Zulu, dan Ashanti.

Semasa perang Boer Baden powell bertugas sebagai staff dari pasukan Kerajaan Inggris (1896 – 1897), menjadi kolonel pasukan berkuda di Afrika Selatan (Pengalaman terkepung oleh bangsa Boer di Kota Mafeking, Afsel selama 127 hari kekurangan makanan), kemudian mengalahkan bangsa Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik raja Dinizulu.

Pengalamannya tersebut ia tulis menjadi sebuah buku dengan judul “ AIDS TO SCOUTING “ yang sebenarnya untuk memberi petunjuk kepada tentara Inggris agar dapat melakukan tugas penyelidik dengan baik. Buku tersebut memuat cara menjelajahi hutan, diperlukan kecakapan tertentu, baik diperoleh dari alam ataupun tokoh masyarakat yang dilalui, seperti mengenali jejak perjalanan yang baru dilewati untuk keluar dari rimbunnya hutan, mengenali buah-buahan yang dapat dimakan, air yang boleh diminum, mengetahui arah mata angin tanpa melihat arah matahari karena rimbunnya hutan dan sebagainya.

Untuk menguji kebenaran isi buku itu, 21 orang pemuda yang menamakan kelompok Boys Brigade mengundang Baden Powell bersama-sama membuktikannya mengadakan perkemahan di Pulau Brownsea (Brownsea Island) pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari peserta perkemahan melakukan pengembaraan menerapkan isi buku Aids for Scouting bersama Baden Powell.

Pengalaman dalam perkemahan tersebut dicatat setiap hari, pada akhir perkemahan catatan tersebut dikumpulkan menjadi satu oleh Baden Powell dijadikanlah sebuah buku denan judul “ SCOUTING FOR BOYS “ yang diterbitkan than 1908.

Kelompok anak muda yang melakukan perkemahan di Brownsea tersebut mengubah nama kelompoknya dari Boys Brigade menjadi BOY SCOUT dan menjadikan Scouting For Boys sebagai buku panduannya. Kemudian ajaran Baden Powell ini berkembang dan berdirilah organisasi kepanduan-kepanduan (yang semua hanya untuk anak laki-laki berusia penggalang) yang disebut Boys Scout.

Kemudian disusul berdirinya organisasi kepanduan putri yang diberi nama GIRL GUIDES, atas bantuan Agnes adik perempuan Baden Powell dan diteruskan oleh Ny. Baden Powell dengan buku panduan HANDBOOK GIRL GUIDESS (dikerjakan sama-sama dengan Agnes Baden Powell tahun 1912), GIRL GUIDES (1918).

Baden Powell kembali ke Inggris tahun 1908 menjadi Letnan Jendral dianugrahi Ksatria tahun 1909, Pada tahun 1910 Baden Powell minta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letjend. Ia menikah dengan Olave st.Clair Soames pada tahun 1912 dan dianugrahi tiga orang anak (Peter, Heather, Betty) Pada tahun 1912 berdiri pandu usia siaga yang disebut CUB (anak srigala) dengan buku Jungle Book berisi cerita tentang Mongli anak didikan rimba (anak yang dipelihara oleh Srigala) karangan Rudyard Kliping sebagai cerita pembungkus kegiatan Cub ini.

Kemudian tahun 1918 Baden powell membentuk Rover Scout (Pramuka usia Penengak) untuk menampung mereka yang sudah lewat usia 17 tahun tetapi masih sering giat di bidang kepanduan, dengan buku panduan ROVERING TO SUCCES (Mengembara Menuju Kebahagiaan) yang telah diterbitkan tahun 1912.

Pada tahun 1920 para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara Jambore Dunia yang pertama. Ketika hari terakhir kegiatan jambore tanggal 6 Agustus 1920 Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout of The World atau Bapak Pandu Sedunia. Sejak Tahun 1920 itu dibentuklah Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya berada di London Inggris.

Pada tahun 1929 Baden Powell mendapat gelar kehormatan ” Lord ” hingga namanya menjadi Lord Baden Powell of Gilwell dengan julukan Baron, gelar tersebut diberikan oleh Raja George V. Setelah berkeliling dunia termasuk berkunjung ke Batavia (Sekarang : Jakarta, Indonesia) tanggal 3 Desember 1934, sepulang meninjau Jambore di Australia. Baden Powell beserta istrinya menghabiskan waktu tinggal di Inggris (sekitar tahun 1935-1938).

Kemudian ia kembali ke Afrika tanah yang amat dicintainya, masa tuanya di Nyeri, Kenya. Beliau wafat tanggal 8 Januari 1941 dan diantar diatas kereta yang ditarik oleh para pandu yang sangat mencintainya ke tempat peristirahatan terakhir. Pada ahun 1958 Biro Kepanduan Sedunia (Putra) dipindahkan dari London ke Ottawa, Kanada. Pada tanggal 1 Mei 1968 dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss (baca: Jenewa Swiss).

Biro Kepanduan Dunia (Putra) hanya mempunyai 40 orang staf yangada di Geneva dan 5 kantor kawasan yakni : Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Biro Kepanduan Dunia (Putri) sampai dengan sekarang tetap berada di London dan mempunyai 5 kawasan yakni : Eropa. Asia Pasifik, Arab, Afrika, Amerika Latin.


Ditulis Oleh : Kak Myanto

Sumber : Kwarnas

Share:

Terjemahkan

Alamat Kantor

e-ujian.id