Kegiatan takziyah ini diikuti oleh dewan asatidz, tenaga kependidikan, serta para siswa MI Watuagung. Rombongan dipimpin langsung oleh Kepala Madrasah, Bapak Mustarom, S.Pd.I, sebagai bentuk kepedulian, penghormatan, sekaligus doa terakhir bagi almarhum.
Setibanya di rumah duka, rombongan bersama masyarakat sekitar ikut melaksanakan shalat jenazah. Menariknya, shalat tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Madrasah, Bapak Mustarom, S.Pd.I, dengan para siswa turut berjajar mengikuti, sebagai pembelajaran nyata tentang pentingnya mendoakan sesama muslim yang telah wafat.
“Atas nama keluarga besar MI Watuagung, kami menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya almarhum Bapak Saimin. Beliau adalah sosok yang dekat dengan madrasah, sekaligus tetangga yang sangat baik. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kesabaran,” tutur beliau.
Tak hanya itu, Bapak Mustarom juga menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pendidikan karakter bagi siswa.
“Kami ingin mengajarkan kepada anak-anak didik tentang pentingnya empati, kepedulian sosial, serta adab dalam menghormati orang yang meninggal dunia. Inilah bagian dari pendidikan akhlak yang nyata, bukan sekadar teori di kelas,” tambahnya.
Dengan penuh kekhusyukan, acara sambang duka ditutup dengan doa bersama yang dipanjatkan untuk almarhum. Semoga kegiatan ini menjadi teladan bagi para siswa dalam menumbuhkan nilai kepedulian, ukhuwah Islamiyah, serta kecintaan pada sesama. (My)