Materi yang biasanya disampaikan dengan metode ceramah kini dikemas secara interaktif. Para siswa diajak untuk menyusun rangkaian cerita tentang perjalanan mulia Rasulullah SAW sejak kecil hingga remaja dalam bentuk kalimat yang disambungkan secara bergiliran antar kelompok. Setiap anak menyampaikan potongan kalimat, lalu diteruskan temannya, sehingga membentuk alur cerita yang lengkap.
“Dengan metode ini, anak-anak tidak hanya mendengarkan, tetapi juga ikut terlibat aktif mengingat, menyusun, dan menceritakan kembali kisah Nabi Muhammad SAW. Hal ini membantu mereka lebih mudah memahami sekaligus menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah,” jelas Ibu Aura.
Salah satu siswa mengaku sangat senang dengan cara belajar kali ini. “Asyik sekali, Bu. Jadi saya bisa hafal cerita Nabi Muhammad SAW dengan cepat, apalagi dilakukan bersama teman-teman,” ungkapnya dengan gembira.
Melalui pendekatan kreatif ini, pembelajaran SKI tidak hanya menjadi sarana transfer pengetahuan, tetapi juga menjadi wahana pembentukan karakter. Anak-anak belajar untuk menghargai giliran, mendengarkan orang lain, dan bekerja sama, sambil menyerap nilai keteladanan dari kisah Rasulullah SAW.
Dengan demikian, kegiatan pembelajaran yang dilakukan Ibu Auralia tidak hanya memperkuat pemahaman siswa terhadap sejarah Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menanamkan nilai moral dan spiritual yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. (My)