Pada upacara kali ini, yang bertindak sebagai pembina upacara adalah Bapak Mustarom, S.Pd.I, selaku Kepala MI Watuagung. Dalam amanatnya yang mengangkat tema “Matahari dan Bulan”, beliau menyampaikan pesan moral yang sangat bermakna bagi seluruh peserta upacara.
“Dari matahari dan bulan, kita bisa belajar dua hal penting. Pertama, jadilah seperti matahari yang selalu memberi manfaat tanpa pilih kasih. Kedua, jadilah seperti bulan, jangan pernah meremehkan kebaikan kecil, karena bisa memberi cahaya di tengah kegelapan,” ujar Bapak Mustarom dengan penuh semangat.
Lebih lanjut beliau mengaitkan pesan tersebut dengan sabda Rasulullah SAW:
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Ahmad).
Menurut beliau, nilai-nilai ini sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi para siswa yang sedang menempuh pendidikan. “Sebagai pelajar, mari kita belajar menjadi pribadi yang memberi manfaat bagi teman, guru, dan lingkungan. Kecil atau besar kebaikan kita, semuanya memiliki arti,” tambahnya.
Melalui kegiatan rutin ini, diharapkan dapat menanamkan rasa nasionalisme, disiplin, dan karakter religius pada seluruh peserta didik. Selain itu, amanat pembina upacara yang sarat makna diharapkan mampu menginspirasi siswa untuk selalu menebarkan manfaat dan meneladani nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
MI Watuagung terus berkomitmen untuk menumbuhkan karakter cerdas, berakhlakul karimah, dan berjiwa sosial — sebagaimana pancaran cahaya matahari dan bulan yang terus memberi tanpa henti. (My-ATS)