Jln. Suwur Desa Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 66382

Rabu, September 10, 2025

MI Watuagung Gelar Simulasi ANBK 2025, Siapkan Siswa Hadapi Asesmen Nasional Berbasis Komputer


Watuagung, Watulimo – Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, menggelar simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Tahun 2025 pada Rabu-Kamis, 10–11 September 2025. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas 5 dengan menggunakan laptop secara online di ruangan yang sudah disediakan sesuai dengan juknis yang ada.

Simulasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa mengenai teknis pelaksanaan ANBK, sekaligus melatih kesiapan mereka dalam menjawab soal-soal berbasis komputer. Seluruh peserta tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan, mulai dari login ke sistem hingga menyelesaikan soal simulasi sesuai waktu yang ditentukan.

Sebagaimana diketahui, ANBK jenjang MI tahun 2025 dilaksanakan secara nasional dalam dua tahap pada bulan September 2025, yakni:

  • Tahap I: 22–25 September 2025
  • Tahap II: 29 September–2 Oktober 2025


Pelaksanaan ANBK bertujuan untuk memetakan mutu pendidikan di setiap satuan pendidikan, bukan untuk mengukur capaian individu siswa. Instrumen yang digunakan meliputi literasi membaca, numerasi, survei karakter, serta survei lingkungan belajar.

Kepala MI Watuagung menyampaikan bahwa simulasi ini sangat penting agar siswa tidak canggung ketika menghadapi ANBK sebenarnya. “Dengan adanya simulasi, anak-anak bisa terbiasa menggunakan laptop dalam menjawab soal, sehingga saat pelaksanaan resmi nanti mereka lebih percaya diri,” ujarnya.

Selain itu, pihak madrasah juga menekankan pentingnya kerjasama orang tua, guru, serta seluruh warga sekolah untuk mendukung kelancaran ANBK 2025. Dengan persiapan yang matang, diharapkan MI Watuagung dapat memberikan hasil terbaik, sekaligus berkontribusi dalam pemetaan mutu pendidikan di Indonesia.


Kontributor : Myanto-ID
Fotografer : Lia Ernawati
.
Share:

Kamis, September 04, 2025

Keutamaan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW: Momentum Cinta dan Syukur Umat


Oleh : Anik Tutut Sholihah, M.Pd.I
Guru MI Watuagung

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen berharga bagi umat Islam untuk mengingat, meneladani, dan meneguhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW. Meski tidak secara eksplisit diperintahkan dalam syariat, peringatan Maulid mengandung nilai kebaikan (hasanah) karena isinya adalah dzikir, shalawat, tausiyah, dan rasa syukur atas kelahiran Nabi sebagai rahmat bagi alam semesta.

Dalil Al-Qur’an tentang Keutamaan Mensyukuri Kehadiran Nabi

  1. Rahmat bagi alam semesta

    “Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
    (QS. Al-Anbiya’: 107)

    Ayat ini menegaskan bahwa kelahiran Nabi adalah rahmat terbesar bagi umat manusia.

  2. Teladan terbaik

    “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu...”
    (QS. Al-Ahzab: 21)

    Dengan memperingati Maulid, umat Islam diarahkan untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW.

  3. Mensyukuri nikmat Allah

    “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau ceritakan.”
    (QS. Adh-Dhuha: 11)

    Peringatan Maulid termasuk salah satu bentuk mensyukuri dan menceritakan nikmat besar berupa kelahiran Rasulullah SAW.

Dalil Hadis tentang Keutamaan Mengingat Nabi

  1. Rasulullah SAW bersabda:

    “Barangsiapa mencintai sunnahku, maka sungguh ia mencintaiku. Dan barangsiapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga.”
    (HR. Tirmidzi)

    Cinta kepada Nabi dapat diwujudkan dengan memperingati kelahirannya, bershalawat, dan meneladani kehidupannya.

  2. Hadis riwayat Imam Muslim menyebutkan bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada hari Senin. Ketika ditanya alasannya, beliau bersabda:

    “Itulah hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkan Al-Qur’an kepadaku.”
    (HR. Muslim)

    Hadis ini menjadi dasar bahwa memperingati hari kelahiran Nabi adalah bentuk syukur yang sesuai dengan tuntunan.

Keutamaan Peringatan Maulid Nabi SAW

  1. Menghidupkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW
    Maulid mempererat ikatan emosional umat dengan Nabi Muhammad SAW melalui shalawat, dzikir, dan kisah perjuangan beliau.

  2. Menjadi sarana syiar Islam
    Melalui Maulid, nilai-nilai Islam disampaikan secara indah dan menyentuh hati masyarakat.

  3. Menguatkan ukhuwah Islamiyah
    Perayaan Maulid yang menghadirkan berbagai kalangan menjadi media memperkuat persaudaraan dan kebersamaan umat.

  4. Momentum meneladani akhlak Nabi
    Ceramah dan kajian dalam Maulid mengajak umat untuk meneladani sifat Nabi: siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

  5. Mengamalkan rasa syukur kepada Allah
    Maulid adalah bentuk nyata rasa syukur atas diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa petunjuk.

Pandangan Ulama

  • Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Al-Hawi lil Fatawi menyebutkan bahwa memperingati Maulid dengan membaca Al-Qur’an, dzikir, shalawat, dan memberi makan adalah amalan baik yang diberi pahala.

  • Ibnu Hajar al-Asqalani menegaskan bahwa Maulid yang diisi dengan kebaikan adalah amalan hasanah, karena termasuk mengagungkan Nabi.

Referensi

  • Al-Qur’an al-Karim

  • Shahih Muslim, Sunan Tirmidzi

  • Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Hawi lil Fatawi

  • Ibnu Hajar al-Asqalani, Al-Fatawa al-Haditsiyyah

  • Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azhim


----------
Share:

Semarak Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di MI Watuagung Bersama PAUD dan RA Miftahul Huda


Watuagung, Watulimo – Keluarga besar MI Watuagung bersama PAUD dan RA Miftahul Huda Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H pada Kamis, 04 September 2025. Kegiatan ini berlangsung penuh khidmat dan meriah dengan melibatkan seluruh siswa, dewan guru, serta wali murid.

Acara diawali dengan doa bersama dan istighotsah yang dipimpin oleh Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya menjadikan Maulid Nabi sebagai momentum untuk meneladani akhlak Rasulullah.

“Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar seremonial, melainkan ajakan bagi kita semua, khususnya para peserta didik, untuk menanamkan nilai akhlakul karimah. Semoga kegiatan ini memperkuat ukhuwah di antara lembaga pendidikan kita, serta menumbuhkan semangat cinta Rasul di hati anak-anak kita,” ujar Mustarom.


Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan pentas sholawat Sabilul Kahfi yang dipimpin oleh Bapak Imam Nahrowi, S.Pd.I. Suasana semakin syahdu ketika lantunan sholawat menggema dari para siswa dan guru yang ikut bersenandung.

Kemeriahan semakin terasa dengan digelarnya berbagai perlombaan yang dipandu oleh Ibu Fatonah, S.Pd.I, Kepala RA Miftahul Huda, bersama segenap dewan guru. Adapun lomba yang diselenggarakan meliputi lomba biskuit wajah dan lomba bola mania. Seluruh siswa dari MI Watuagung, PAUD, dan RA Miftahul Huda tampak antusias mengikuti lomba dengan penuh semangat.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala RA Miftahul Huda, Ibu Fatonah, S.Pd.I, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Alhamdulillah, anak-anak kita begitu semangat dan bahagia mengikuti peringatan Maulid Nabi. Selain sebagai ajang kreativitas, lomba ini juga mengajarkan kerjasama, sportivitas, dan rasa kebersamaan. Kami berharap kegiatan semacam ini terus berlanjut agar semakin mempererat silaturahmi antar lembaga,” ungkap Fatonah.


Kegiatan ini disaksikan pula oleh wali murid PAUD dan RA Miftahul Huda yang memberikan dukungan penuh. Mereka tampak gembira melihat anak-anak tampil percaya diri dan berpartisipasi aktif dalam lomba.

Dengan suasana penuh kekeluargaan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di MI Watuagung bersama PAUD dan RA Miftahul Huda berjalan sukses. Acara ditutup dengan doa sebagai bentuk harapan agar seluruh siswa menjadi generasi yang cerdas, berakhlak mulia, serta mencintai Rasulullah SAW.


Kontributor : @myanto.id
Fotografer : Anik TS

. 

Share:

Rabu, September 03, 2025

Kurikulum Berbasis Cinta: Solusi Pendidikan Humanis di Madrasah Menuju Indonesia Emas 2045


Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) menjadi salah satu inovasi pendidikan terpenting dalam menjawab tantangan zaman dan membentuk generasi masa depan yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga unggul dalam moral dan spiritual. Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat KSKK Madrasah telah meluncurkan panduan implementasi KBC yang dirancang khusus untuk madrasah se-Indonesia, dari tingkat RA hingga MA. Kurikulum ini hadir sebagai respons terhadap kebutuhan akan pendidikan yang lebih bermakna, inklusif, dan berlandaskan kasih sayang dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045. 

Apa Itu Kurikulum Berbasis Cinta? 
Kurikulum Berbasis Cinta adalah pendekatan pendidikan yang menitikberatkan pada pengembangan karakter, pembelajaran berbasis pengalaman, dan perhatian mendalam terhadap aspek sosial-emosional. Tujuan utamanya adalah membentuk insan yang humanis, nasionalis, naturalis, toleran, serta menjadikan cinta sebagai landasan hidup dan pembelajaran. Berbeda dari kurikulum konvensional yang lebih fokus pada penguasaan kognitif, KBC menghadirkan harmoni antara pengetahuan, nilai kemanusiaan, dan spiritualitas. Kurikulum ini juga menjadi upaya konkret untuk menghadirkan nilai-nilai seperti empati, toleransi, kejujuran, dan tanggung jawab sosial dalam kehidupan peserta didik. 

Mengapa KBC Penting? 
Dalam satu dekade terakhir, dunia dihadapkan pada krisis kemanusiaan yang ditandai oleh konflik, intoleransi, dan dehumanisasi. Indonesia sebagai negara dengan keberagaman tinggi juga tidak luput dari tantangan serupa. Melalui pendekatan yang berakar pada cinta dan nilai kemanusiaan, KBC diyakini mampu menjadi jawaban atas berbagai persoalan sosial tersebut. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menegaskan bahwa “humanity is only one.” Maka dari itu, pendidikan harus menjadi alat untuk memperkuat kemanusiaan dan harmoni, bukan justru menambah sekat-sekat sosial. Dalam konteks inilah, KBC menjadi sangat relevan. 

Tujuan Kurikulum Berbasis Cinta 
Kurikulum ini bertujuan membentuk karakter peserta didik yang mampu: 
  • Menghargai keberagaman, 
  • Menjalin hubungan sosial yang sehat, 
  • Menjaga lingkungan, 
  • Menunjukkan rasa cinta kepada sesama, diri sendiri, Tuhan, dan bangsa. 
Semua tujuan ini diharapkan dapat menumbuhkan generasi emas yang mampu menghadapi tantangan global secara inklusif dan berintegritas. 

Prinsip Dasar dan Nilai KBC 
Panduan KBC dibangun di atas sembilan prinsip utama yang disebut “9K”, yaitu: 
  1. Keberagaman – Menghargai perbedaan budaya dan keyakinan. 
  2. Kebersamaan – Menumbuhkan semangat gotong royong. 
  3. Kekeluargaan – Membangun suasana nyaman dan penuh kasih. 
  4. Kemandirian – Mendorong inisiatif peserta didik. 
  5. Kesetaraan – Memberi kesempatan belajar yang setara. 
  6. Kebermanfaatan – Pendidikan harus berdampak positif. 
  7. Kejujuran – Mengutamakan nilai-nilai kejujuran dan transparansi. 
  8. Keikhlasan – Pendidikan dengan hati yang tulus. 
  9. Kesinambungan – Kegiatan yang berkelanjutan dan terarah. 

Nilai-nilai seperti empati, kasih sayang, toleransi, keadilan, tanggung jawab, hingga cinta tanah air dijadikan indikator utama keberhasilan kurikulum ini. 

Tema-tema KBC dalam Pembelajaran 
Kurikulum Berbasis Cinta dikembangkan dalam enam tema besar yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran dan kehidupan sehari-hari peserta didik: 
  1. Cinta kepada Allah (Hubbullah) – Melalui keimanan, ibadah, dan syukur. 
  2. Cinta kepada Rasulullah (Hubburrasul) – Meneladani akhlak Rasul saw. 
  3. Cinta kepada Diri Sendiri (Hubbunnafs) – Menjaga diri dan kesehatan jiwa-raga. 
  4. Cinta kepada Sesama (Hubbunnaas) – Memupuk empati, adab, dan persaudaraan. 
  5. Cinta kepada Lingkungan (Hubbulbiah) – Menjaga alam dan menghindari kerusakan. 
  6. Cinta kepada Bangsa dan Negara (Hubbulwathan wal bilad) – Menumbuhkan nasionalisme dan kebhinekaan. 

Strategi Implementasi di Madrasah 

Implementasi KBC tidak hanya terbatas di dalam kelas, tetapi juga merambah ke luar pembelajaran formal seperti: 
  • Kegiatan harian: doa bersama, pembacaan Asmaul Husna, refleksi kebaikan. 
  • Program sekolah: Jumat bersih, adiwiyata, literasi cinta, upacara bendera. 
  • Ekstrakurikuler: kajian keislaman, tahfiz, kaligrafi, PMR, jurnalistik bertema kasih sayang. 
Semua kegiatan dirancang untuk memperkuat penerapan nilai cinta secara nyata dan berkelanjutan dalam kehidupan peserta didik. 

KBC dan Teori Pendidikan 
Kurikulum ini mendapat penguatan dari beberapa teori pendidikan besar, seperti: 
  • Kurikulum Humanistik (Carl Rogers): Menempatkan peserta didik sebagai subjek utama yang unik dan bernilai. 
  • Teori Sosial (Albert Bandura): Mengedepankan belajar dari lingkungan sosial. 
  • Kecerdasan Emosional (Daniel Goleman): Mengelola emosi untuk keberhasilan hidup. Penggabungan teori-teori ini dalam KBC menciptakan pembelajaran yang menyentuh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. 

Indikator Keberhasilan KBC 
Beberapa indikator keberhasilan KBC di madrasah antara lain: 
  • Terintegrasinya nilai-nilai cinta dalam pembelajaran. 
  • Meningkatnya empati dan keterlibatan sosial peserta didik. 
  • Meningkatnya kegiatan kolaboratif dan refleksi diri. 
  • Lingkungan belajar yang inklusif, aman, dan harmonis. 
Madrasah yang sukses mengimplementasikan KBC akan menampilkan kultur pendidikan yang berlandaskan kasih sayang, toleransi, dan keberagaman. 

Kesimpulan: 
Pendidikan untuk Dunia yang Lebih Damai Kurikulum Berbasis Cinta bukan hanya solusi lokal untuk tantangan nasional, tetapi juga menjadi kontribusi Indonesia untuk perdamaian dunia. Dengan menanamkan cinta sejak dini, madrasah bukan hanya mencetak generasi cerdas, tetapi juga generasi berjiwa besar yang siap menciptakan dunia yang adil dan beradab. 

Melalui implementasi KBC, madrasah dapat menjadi pelopor dalam membangun sistem pendidikan yang transformatif—mendidik dengan hati, membentuk karakter, dan menyebarkan cinta kepada seluruh umat manusia. 


Download Panduan Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta di Madrasah Kementrian Agama




Share:

Guru dan Pegawai Sekolah yang Terjebak Ego: Ancaman bagi Kemajuan Pendidikan


Sekolah adalah tempat lahirnya generasi penerus bangsa, di mana guru dan pegawai sekolah memegang peranan penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, inspiratif, dan penuh semangat. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada sebagian guru maupun pegawai sekolah yang justru terjebak pada rutinitas, tidak memiliki kreativitas, dan lebih mengedepankan ego masing-masing. Fenomena ini, meskipun terlihat sepele, sebenarnya menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan serta kemajuan sebuah lembaga pendidikan.

Guru yang minim kreativitas cenderung hanya menjalankan tugas secara formalitas. Pembelajaran menjadi kaku, monoton, dan tidak mampu membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik. Padahal, dunia pendidikan menuntut adanya inovasi dan metode pembelajaran yang menarik agar siswa merasa betah belajar serta mampu mengembangkan potensi terbaiknya. Ketika kreativitas tidak hadir dalam diri seorang guru, maka murid tidak akan mendapatkan pengalaman belajar yang berkesan.

Lebih parah lagi, ketika ego pribadi lebih dikedepankan dibandingkan kerja sama tim, maka akan muncul gesekan antar individu. Guru dan pegawai yang sibuk mempertahankan gengsi serta kepentingan masing-masing akan sulit diajak bekerja sama membangun visi sekolah. Akibatnya, suasana kerja menjadi tidak sehat, komunikasi terhambat, bahkan bisa melahirkan perpecahan internal.

Dampak dari kondisi ini sangat jelas terlihat. Pertama, mutu pendidikan menurun karena proses pembelajaran tidak berkembang sesuai kebutuhan zaman. Kedua, sekolah kehilangan daya saing dengan lembaga lain yang lebih inovatif. Ketiga, citra sekolah di mata masyarakat ikut terpengaruh karena dianggap tidak mampu mencetak lulusan yang unggul. Tidak jarang, kondisi ini berujung pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah tersebut.

Agar kondisi ini tidak semakin parah, ada beberapa langkah nyata yang bisa ditempuh:

  1. Penguatan Budaya Kerja Sama
    Sekolah perlu menanamkan budaya kolektif bahwa keberhasilan bukanlah hasil kerja individu semata, melainkan buah sinergi semua pihak. Kegiatan rutin seperti rapat koordinasi, diskusi terbuka, atau kerja kelompok antarguru bisa menjadi sarana membangun solidaritas.

  2. Pelatihan dan Pengembangan Kreativitas
    Guru dan pegawai sekolah harus difasilitasi dengan pelatihan yang berorientasi pada peningkatan kompetensi, kreativitas, dan inovasi pembelajaran. Workshop, seminar, hingga pelatihan berbasis teknologi pendidikan bisa menjadi cara untuk menumbuhkan ide-ide segar.

  3. Sistem Apresiasi dan Evaluasi Kinerja
    Kreativitas dan kerja sama tim perlu dihargai dengan sistem apresiasi yang jelas, misalnya penghargaan guru kreatif atau pegawai teladan. Sebaliknya, evaluasi kinerja juga harus berjalan tegas agar semua pihak memiliki kesadaran untuk memperbaiki diri.

  4. Kepemimpinan yang Visioner dan Tegas
    Kepala sekolah harus menjadi teladan sekaligus penggerak utama. Kepemimpinan yang visioner, tegas, dan mampu merangkul semua pihak akan menciptakan iklim sekolah yang sehat dan berorientasi pada kemajuan bersama.

  5. Peningkatan Rasa Kepedulian Sosial
    Guru dan pegawai sekolah harus disadarkan bahwa pekerjaan mereka adalah amanah besar yang menyangkut masa depan anak bangsa. Menumbuhkan empati dan kepedulian sosial akan mengikis ego pribadi serta memperkuat semangat pengabdian.

Pendidikan adalah proses mencetak generasi emas bangsa. Bila guru dan pegawai sekolah gagal menghadirkan kreativitas dan hanya mementingkan diri sendiri, maka sesungguhnya mereka telah menutup pintu bagi masa depan sekolah dan anak-anak didik yang mereka bimbing. Dengan membangun budaya kerja sama, meningkatkan kreativitas, serta menyingkirkan ego, sekolah akan menjadi rumah yang nyaman untuk belajar, berkembang, dan melahirkan generasi unggul.


Penulis : Murdiyanto (Aktivis Pendidikan / Organisasi)

Share:

Imunisasi HPV untuk Cegah Kanker Serviks: MI Watuagung Gandeng Puskesmas Slawe


Watuagung - Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung menggelar kegiatan imunisasi Human Papilloma Virus (HPV) bagi siswi kelas 5 pada Rabu, 03 September 2025. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Slawe sebagai langkah nyata dalam upaya pencegahan kanker serviks sejak dini.

Imunisasi HPV merupakan salah satu program nasional yang ditujukan untuk melindungi generasi muda, khususnya perempuan, dari ancaman kanker serviks yang hingga kini masih menjadi salah satu penyakit mematikan bagi kaum wanita di Indonesia. Dengan pemberian vaksin ini, diharapkan para siswi dapat tumbuh sehat, terhindar dari risiko penyakit berbahaya di masa depan, serta lebih siap menghadapi fase remaja dengan perlindungan kesehatan yang optimal.

Kegiatan imunisasi berjalan dengan tertib dan lancar. Para petugas kesehatan dari Puskesmas Slawe dengan telaten memberikan vaksin sekaligus memberikan edukasi kepada para siswi mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi sejak dini.

Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terlaksananya kegiatan ini.
"Kami sangat berterima kasih kepada Puskesmas Slawe yang telah hadir dan memberikan pelayanan imunisasi HPV bagi siswi kami. Kegiatan ini sangat bermanfaat, tidak hanya melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya, tetapi juga memberikan edukasi penting tentang kesehatan. Semoga kerja sama yang baik ini dapat terus berlanjut di masa mendatang," ungkapnya.


Sementara itu, salah satu tenaga kesehatan dari Puskesmas Slawe yang hadir, menyampaikan bahwa imunisasi HPV merupakan bentuk investasi kesehatan jangka panjang.
"Kanker serviks dapat dicegah melalui imunisasi HPV yang diberikan pada usia dini, sebelum anak memasuki masa remaja. Kami berharap dengan adanya program ini, generasi muda, khususnya putri-putri bangsa, dapat tumbuh sehat, kuat, dan terlindungi," jelasnya.

Kegiatan imunisasi di MI Watuagung ini menjadi bukti nyata komitmen bersama antara lembaga pendidikan dan tenaga kesehatan dalam menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, serta siap menghadapi tantangan di masa depan.



Kontributor : Myanto.ID
Fotografer : Anik TS
.
Share:

Selasa, September 02, 2025

Semarak Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H, Siswa PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung Tampilkan Kreativitas dan Sholawat


Watuagung, Watulimo – Dalam rangka meneladani dan menumbuhkan rasa cinta kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga besar PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek akan menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H./2025 M. pada Kamis, 04 September 2025.

Kegiatan ini merupakan agenda penting tahunan yang tidak hanya menjadi sarana syiar Islam, namun juga wahana pendidikan karakter dan pembentukan akhlakul karimah bagi para peserta didik. Dengan mengangkat tema besar Cinta Rasul menyatukan Umat dan membentuk generasi yang berakhlak mulia, peringatan Maulid Nabi diharapkan menjadi momentum spiritual sekaligus edukatif bagi seluruh warga madrasah.

Rangkaian acara akan diawali dengan Pentas Sholawat Sabilul Kahfi yang dipersembahkan oleh siswa-siswi MI Watuagung. Lantunan sholawat yang dikumandangkan para peserta didik ini menjadi simbol kecintaan mereka kepada Rasulullah SAW serta bentuk pembiasaan budaya Islami sejak dini.


Selain kegiatan keagamaan, acara juga akan dimeriahkan dengan aneka lomba kreatif dan edukatif yang diikuti oleh seluruh siswa dari PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung. Adapun jenis lomba yang akan digelar meliputi:

  • Lomba Biskuit Wajah, yang bertujuan menumbuhkan kreativitas, imajinasi, dan keceriaan anak-anak dalam menyusun bentuk wajah dari bahan sederhana.

  • Lomba Bola Mania, sebuah permainan edukatif yang melatih kekompakan, kerja sama, dan sportivitas sejak usia dini.

Menurut panitia penyelenggara, kegiatan ini dirancang sebagai bentuk pembelajaran menyenangkan yang menggabungkan nilai-nilai religius dengan aspek kreativitas serta olahraga. “Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini bukan hanya sebagai perayaan seremonial, tetapi lebih dari itu, sebagai ikhtiar membentuk generasi yang beriman, berakhlak mulia, kreatif, dan memiliki jiwa kebersamaan,” ungkap salah satu panitia.

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, seluruh siswa dapat mengambil teladan dari pribadi Rasulullah SAW, menumbuhkan kecintaan kepada agama, serta membangun semangat kebersamaan di lingkungan pendidikan. Lebih dari itu, acara ini juga menjadi wadah mempererat silaturahmi antara guru, siswa, dan wali murid dalam satu bingkai kebersamaan.

Dengan berbagai kegiatan yang inspiratif dan penuh nilai edukasi, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung Watulimo diharapkan dapat meninggalkan kesan mendalam serta memotivasi generasi penerus untuk selalu menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan utama dalam kehidupan sehari-hari.



Kontributor : Myanto.ID

 

Share:

Senin, September 01, 2025

Doa Bersama untuk Keselamatan dan Keamanan Bangsa: PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung Gelar Istighotsah


Watuagung, Watulimo — Senin (01/09/2025)
Keluarga besar PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek menyelenggarakan kegiatan doa bersama untuk keselamatan dan keamanan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Acara yang penuh khidmat ini berlangsung di Mushola Hidayatul Musthofa (Mushola MI Watuagung) dengan mengamalkan bacaan Istighotsah, dipimpin langsung oleh Bapak Mustarom, S.Pd.I selaku Kepala MI Watuagung.

Kegiatan yang dimulai sejak pagi hari ini diikuti oleh seluruh siswa PAUD, RA Miftahul Huda, serta siswa MI Watuagung bersama bapak dan ibu guru dari ketiga lembaga pendidikan tersebut. Suasana kekhusyukan terpancar dari wajah para peserta yang duduk rapi, mengikuti bacaan istighotsah dengan penuh penghayatan.

Dalam sambutannya, Bapak Mustarom, S.Pd.I menyampaikan pentingnya menanamkan nilai cinta tanah air dan kepedulian terhadap bangsa sejak dini melalui doa dan ikhtiar bersama.

“Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Melalui doa bersama ini, kita berharap Allah SWT senantiasa memberikan keselamatan, keamanan, dan keberkahan bagi bangsa Indonesia. Di samping belajar ilmu pengetahuan, anak-anak juga harus dididik untuk memiliki rasa cinta tanah air, iman yang kuat, serta akhlak mulia. Dengan demikian, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang siap menjaga dan membangun NKRI di masa depan,” ungkapnya.


Beliau juga menegaskan bahwa kegiatan doa bersama ini menjadi wujud nyata kepedulian lembaga pendidikan dalam mendukung stabilitas dan persatuan bangsa.

Acara doa bersama ini tidak hanya menjadi sarana spiritual, namun juga pendidikan karakter bagi para siswa. Melalui kegiatan seperti ini, anak-anak diajarkan bahwa menjaga bangsa tidak hanya dilakukan dengan perjuangan fisik, tetapi juga dengan doa, kebersamaan, dan semangat persatuan.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan doa keselamatan bangsa secara bersama-sama yang dipimpin oleh Bapak Mustarom, diikuti dengan lantunan sholawat yang menambah kekhusyukan suasana.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat memperkuat keimanan, menumbuhkan rasa nasionalisme, dan mempererat ukhuwah di lingkungan PAUD, RA Miftahul Huda, serta MI Watuagung demi terciptanya generasi muda yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.



Kontributor : Myanto.ID
Fotografer : Anik TS
Share:

Senin, Agustus 25, 2025

Program Makan Bergizi Gratis Perdana Digelar di MI Watuagung dan RA Miftahul Huda Watuagung


Watuagung, 25 Agustus 2025 – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) perdana resmi dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung dan Raudlatul Athfal (RA) Miftahul Huda Watuagung, Senin (25/8). Kegiatan ini digagas oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, sebagai upaya meningkatkan kesehatan dan kecukupan gizi anak-anak usia sekolah.

Sejak pagi, ratusan siswa tampak antusias mengikuti kegiatan makan bersama dengan menu sehat dan bergizi yang telah disiapkan oleh tim SPPG. Program MBG ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam mendukung tumbuh kembang anak secara optimal serta meningkatkan konsentrasi belajar mereka di sekolah.

Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas terlaksananya program perdana tersebut.

“Kami sangat berterima kasih kepada SPPG Desa Watuagung yang telah menghadirkan program Makan Bergizi Gratis ini. InsyaAllah program ini akan sangat bermanfaat bagi anak-anak kami, khususnya dalam menjaga kesehatan dan mendukung prestasi belajar mereka. Semoga program ini terus berlanjut dan menjadi berkah bagi seluruh masyarakat,” ujarnya.


Hal senada juga disampaikan oleh Kepala RA Miftahul Huda Watuagung, Ibu Fatonah, S.Pd.I, yang menilai kegiatan ini sangat tepat sasaran, terutama bagi anak-anak usia dini.

“Program MBG ini sungguh luar biasa. Anak-anak di usia dini sangat membutuhkan asupan gizi seimbang agar tumbuh sehat dan cerdas. Kami atas nama lembaga mengucapkan terima kasih kepada SPPG Desa Watuagung yang telah peduli dan berkontribusi nyata dalam mencetak generasi yang sehat, kuat, dan berprestasi,” tutur beliau.

Dengan terselenggaranya program MBG perdana ini, masyarakat Desa Watuagung berharap agar inisiatif tersebut dapat terus berlanjut secara rutin dan meluas ke seluruh satuan pendidikan di wilayah Kecamatan Watulimo. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi, kegiatan ini juga memperkuat sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah desa, dan masyarakat dalam membangun generasi emas Indonesia.



Kontributor : Tim Media MI Watuagung
Fotografer : Bu Lia & Bu Fat
.
Share:

MI Watuagung Gelar Upacara Bendera Rutin Setiap Hari Senin Sebagai Wujud Penanaman Nilai-Nilai Kebangsaan


Watuagung – Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, secara konsisten melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin pagi. Kegiatan ini merupakan agenda rutin madrasah yang bertujuan menanamkan nilai-nilai nasionalisme, kedisiplinan, dan semangat kebangsaan kepada seluruh peserta didik.

Upacara yang digelar di halaman madrasah tersebut diikuti oleh seluruh siswa, dewan guru, dan staf madrasah. Bertindak sebagai pembina upacara pada Senin (25/08), Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I, menyampaikan amanat yang menekankan pentingnya menjaga semangat cinta tanah air sejak dini.

“Upacara bendera bukan hanya kegiatan seremonial, tapi juga sarana membentuk karakter disiplin dan cinta tanah air. Di tengah tantangan zaman, anak-anak kita harus tumbuh dengan jiwa nasionalisme yang kuat. Mari kita jadikan momen ini sebagai pembiasaan yang membentuk pribadi unggul, religius, dan berintegritas,” ungkap Bapak Mustarom dalam amanatnya.


Lebih lanjut, beliau juga mengajak seluruh siswa untuk tidak hanya menghormati simbol negara seperti bendera Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya, tetapi juga meneladani nilai-nilai perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kedisiplinan, tanggung jawab, dan saling menghargai adalah nilai-nilai yang harus terus kita tanamkan. Mulailah dari hal kecil seperti datang tepat waktu, berpakaian rapi, dan mengikuti upacara dengan khidmat. Hal-hal seperti ini akan membentuk karakter kuat untuk masa depan kalian,” tambahnya.

Pelaksanaan upacara berlangsung khidmat dan tertib. Petugas upacara yang terdiri dari siswa-siswi kelas atas melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, menunjukkan hasil latihan dan pembinaan yang dilakukan oleh guru-guru pendamping.


Kegiatan ini juga menjadi ajang pelatihan kepemimpinan bagi para siswa, karena setiap minggu petugas upacara bergiliran dari kelas yang berbeda. Dengan demikian, semua siswa mendapat kesempatan belajar bertanggung jawab, bekerja sama dalam tim, dan tampil di hadapan umum.

Konsistensi MI Watuagung dalam melaksanakan upacara bendera ini diapresiasi oleh orang tua murid dan masyarakat sekitar, karena dinilai mampu menjadi salah satu sarana pembentukan karakter anak-anak sejak usia dini dalam balutan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.



Kontributor : Tim Media MI Watuagung 
Share:

Minggu, Agustus 24, 2025

MI Watuagung Siapkan Stand Exposisi Bersama PAUD dan RA Miftahul Huda untuk Expo Desa Watuagung 2025


Watuagung - 
Dalam rangka menyemarakkan kegiatan Expo Desa Watuagung 2025 yang akan digelar mulai tanggal 27 s.d. 30 Agustus 2025 di Lapangan Desa Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung bersama PAUD dan RA Miftahul Huda mulai mempersiapkan pembuatan stand eksposisi sejak Ahad, 24 Agustus 2025.

Persiapan tersebut dipusatkan di halaman rumah Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I, dengan kegiatan meliputi perancangan desain, pencetakan banner, hingga perakitan rumah stand. Proses pembuatan stand dikerjakan secara gotong-royong oleh tim relawan dan tenaga ahli, yaitu Bapak Murdiyanto dan Bapak Sukamto, di bawah komando langsung Kepala MI Watuagung.

Dalam kesempatan itu, Bapak Mustarom menyampaikan rasa syukur dan optimisme atas kekompakan tim persiapan.

“Kegiatan expo ini bukan sekadar ajang pamer karya, namun juga sebagai ruang bagi MI Watuagung, PAUD, dan RA Miftahul Huda untuk memperlihatkan semangat kreativitas serta memperkenalkan potensi lembaga pendidikan kita kepada masyarakat luas. Kami sangat berterima kasih kepada para relawan yang dengan tulus meluangkan waktu dan tenaga demi kemajuan madrasah,” ungkapnya.


Sementara itu, Bapak Murdiyanto selaku relawan dan tim perancang stand menegaskan bahwa persiapan ini dilakukan dengan penuh semangat kebersamaan.

“Kami ingin memberikan yang terbaik. Stand ini dirancang agar menarik, edukatif, dan mampu menjadi daya tarik masyarakat dalam mengenal lebih dekat kegiatan pembelajaran maupun karya siswa. Dengan dukungan bersama, insyaAllah stand kita akan tampil maksimal,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Sukamto, yang menambahkan bahwa semangat gotong-royong menjadi kunci keberhasilan persiapan.

“Kami bekerja bersama bukan hanya untuk suksesnya acara expo, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, kepedulian, dan kebanggaan terhadap lembaga kita,” katanya.

Dengan persiapan yang matang, stand eksposisi MI Watuagung bersama PAUD dan RA Miftahul Huda diharapkan mampu menjadi salah satu daya tarik utama dalam Expo Desa Watuagung 2025, sekaligus menjadi sarana silaturahmi, edukasi, dan promosi lembaga pendidikan Islam di tengah masyarakat.



Kontributor : Tim Media MI Watuagung
Share:

Sabtu, Agustus 23, 2025

Madrasah Ibtidaiyah: Menanam Ilmu, Menumbuhkan Akhlak Mulia


Pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan. Di tengah arus perkembangan zaman yang begitu cepat, Madrasah Ibtidaiyah (MI) hadir sebagai pondasi awal bagi anak-anak kita untuk tumbuh menjadi generasi yang cerdas sekaligus berakhlak mulia.

MI tidak hanya sekadar sekolah dasar yang mengajarkan baca, tulis, hitung, atau ilmu pengetahuan umum lainnya. Lebih dari itu, madrasah mengajarkan bagaimana ilmu pengetahuan berpadu dengan nilai-nilai keagamaan. Di sinilah keistimewaan MI: membekali anak-anak dengan kecerdasan intelektual sekaligus kecerdasan spiritual.

Bayangkan betapa indahnya ketika seorang anak sejak dini sudah terbiasa membaca doa sebelum belajar, disiplin melaksanakan salat, hormat kepada guru, sekaligus mampu memahami pelajaran sains, matematika, dan bahasa dengan baik. Inilah generasi yang kita cita-citakan: generasi berilmu, beriman, dan berakhlakul karimah.

Madrasah Ibtidaiyah juga menjadi tempat persemaian nilai-nilai kebangsaan. Anak-anak diajarkan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman. Dengan begitu, MI tidak hanya mencetak pribadi muslim yang taat, tetapi juga warga negara yang cinta Indonesia.

Lebih dari itu, madrasah tersebar hingga ke pelosok desa, membuka akses pendidikan bagi semua kalangan. Tidak ada sekat kaya atau miskin, desa atau kota, semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan meraih cita-cita di MI.

Karena itulah, sudah seharusnya kita semua—orang tua, masyarakat, dan pemerintah—bersinergi mendukung perkembangan Madrasah Ibtidaiyah. Dukungan nyata, baik melalui perhatian, doa, maupun kontribusi, akan menjadi energi besar bagi madrasah dalam melahirkan generasi unggul penerus bangsa.

Mari bersama-sama kita jaga, kita rawat, dan kita majukan Madrasah Ibtidaiyah. Karena dari madrasah inilah akan lahir generasi yang bukan hanya pandai, tetapi juga santun, berakhlak, dan siap menghadapi tantangan zaman.



Penulis : Murdiyanto
Wakil Sekretaris MWC NU Watulimo
Share:

Minggu, Agustus 17, 2025

MI Watuagung Gelar Upacara Detik-Detik Proklamasi HUT ke-80 RI: Menanamkan Semangat Kebangsaan Sejak Usia Dini


Watuagung, 17 Agustus 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, keluarga besar PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung menggelar Upacara Detik-Detik Proklamasi di halaman MI Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, pada Ahad (17/8/2025).

Upacara berlangsung khidmat dengan diikuti oleh seluruh dewan asatidz-asatidzah serta siswa-siswi dari PAUD, RA, dan MI Watuagung. Bertindak sebagai pembina upacara, Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I, yang dalam amanatnya menekankan pentingnya semangat kebangsaan dan rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang telah diwariskan oleh para pahlawan bangsa.

“Hari ini kita semua berdiri di sini bukan sekadar untuk melaksanakan upacara, tetapi untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang telah rela berkorban demi kemerdekaan bangsa ini. Tugas kita sebagai generasi penerus adalah mengisi kemerdekaan dengan belajar sungguh-sungguh, berakhlak mulia, dan berbakti kepada orang tua serta guru,” tegas Mustarom.

Beliau juga mengingatkan bahwa peringatan HUT ke-80 RI dengan tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” harus menjadi motivasi bagi para peserta didik untuk meraih prestasi dan memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa di masa depan.

“Kemerdekaan ini adalah amanah. Dengan persatuan dan kerja keras, kita bisa membawa Indonesia menuju kejayaan. Anak-anakku, belajarlah dengan tekun karena masa depan negeri ini ada di tangan kalian,” tambahnya penuh semangat.


Rangkaian upacara dimulai dengan pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian pembacaan teks proklamasi, mengheningkan cipta, serta doa bersama. Para siswa tampak antusias mengikuti jalannya upacara dengan tertib, mencerminkan semangat kebangsaan meskipun masih berada di bangku pendidikan dasar.

Setelah prosesi upacara selesai, kegiatan dilanjutkan dengan berbagai macam perlombaan dan permainan rakyat yang diikuti oleh santri PAUD, RA Miftahul Huda, dan santri MI Watuagung. Suasana berlangsung meriah dan penuh kegembiraan, anak-anak terlihat bersemangat mengikuti berbagai lomba dan permainan tradisional lainnya.

Perlombaan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana menanamkan nilai sportivitas, kebersamaan, dan semangat perjuangan dalam suasana riang gembira. Guru dan wali murid pun ikut memberikan dukungan penuh, sehingga suasana peringatan HUT ke-80 RI di MI Watuagung benar-benar menjadi momen kebersamaan yang berkesan.

Dengan terselenggaranya rangkaian kegiatan ini, MI Watuagung meneguhkan komitmennya untuk tidak hanya mendidik siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter kebangsaan, religius, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air sejak dini.



Oleh : Tim Media MI Watuagung
.
Share:

Doa Kebangsaan di MI Watuagung: Menyatukan Nasionalisme dan Spiritualitas untuk Indonesia Tercinta


Watuagung – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, keluarga besar PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung bersama Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Desa Watuagung menyelenggarakan Doa Kebangsaan pada Sabtu (16/8/2025). Kegiatan yang dipusatkan di halaman MI Watuagung, Dusun Suwur, Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo ini berlangsung penuh khidmat dengan melibatkan ratusan hadirin dari berbagai unsur masyarakat.

Hadir dalam kegiatan ini para santri, wali santri, dewan asatidz dan asatidzat, pengurus ranting NU, serta takmir masjid dan mushola setempat. Suasana nasionalisme berpadu dengan nuansa religius ketika seluruh jamaah larut dalam lantunan istighotsah, memanjatkan doa agar bangsa Indonesia senantiasa mendapat perlindungan Allah SWT.

Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I, dalam sambutannya menegaskan bahwa Doa Kebangsaan merupakan wujud nyata kecintaan warga madrasah terhadap tanah air.

“Hari kemerdekaan bukan hanya tentang mengenang perjuangan para pahlawan, tetapi juga bagaimana kita menanamkan semangat nasionalisme kepada anak-anak didik sejak dini. Doa kebangsaan ini menjadi sarana untuk menyatukan hati kita agar bangsa Indonesia senantiasa diberi kekuatan, kedamaian, dan persatuan,” ungkap beliau.

Acara kemudian dilanjutkan dengan istighotsah yang dipimpin oleh Bapak Murdiyanto, Wakil Sekretaris MWC NU Watulimo. Suasana semakin syahdu ketika doa bersama dipanjatkan untuk keselamatan bangsa dan arwah para pahlawan. Dalam tausiyah singkatnya, beliau menekankan pentingnya peran spiritualitas dalam menjaga keberlangsungan kemerdekaan.

“Kemerdekaan bangsa Indonesia diraih dengan perjuangan dan doa yang tak henti-henti dari para pejuang dan ulama. Maka sudah sepatutnya kita, generasi penerus, menjaga dan mengisi kemerdekaan itu dengan semangat ukhuwah, pengabdian, dan doa yang tulus,” tutur Murdiyanto.


Puncak acara ditutup dengan doa penutup oleh KH. Muyani, Wakil Rais Syuriyah NU Ranting Watuagung. Dengan penuh kekhusyukan, beliau memanjatkan doa agar bangsa Indonesia selalu dalam lindungan Allah SWT, dijauhkan dari segala bencana, serta dianugerahi pemimpin yang amanah dan rakyat yang rukun dalam bingkai persatuan.

Bagi MI Watuagung, kegiatan ini tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga menjadi ruang silaturahim yang mempererat hubungan antara madrasah, wali murid, masyarakat, dan pengurus NU. Kehangatan kebersamaan terlihat dari antusiasme para santri, rasa syukur para orang tua, serta semangat kebangsaan para tokoh agama yang hadir.

Bagi masyarakat Desa Watuagung, Doa Kebangsaan ini menjadi simbol bahwa nasionalisme dan religiusitas tidak dapat dipisahkan. Semangat cinta tanah air harus berjalan beriringan dengan ketaatan kepada Allah SWT, sebagaimana ajaran para ulama NU yang menekankan prinsip hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman).



Oleh : Tim Media MI Watuagung
.
Share:

Kamis, Agustus 14, 2025

Sejarah Kepemimpinan Gerakan Pramuka

Sejarah Kepemimpinan

Ketua Majelis Pembimbing Nasional dari Masa ke Masa

1945-1967Dr. (H.C.) Ir. H. Soekarno
1967-1998Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto
1998-1999Prof. Dr. Ir. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng
1999-2001Dr. (H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid
2001-2004Prof. Dr. (H.C.) Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri
2004-2014Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Prof. Dr. Dr. (HC). H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A.
2014-sekarangIr. H. Joko Widodo

Ketua Kwartir Nasional dari Masa ke Masa

1961–1974Sri Sultan Hamengkubuwono IX
1974–1978Letjen. M. Sarbini
1978–1993Letjen. Mashudi
1993–1998Letjen. Himawan Soetanto
1998–2003Letjen. Rivai Harahap
2003–2013Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH
2013–2018Dr. H. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si.
2018–2023Komjen. Pol (Purn) Drs. Budi Waseso
Share:

Terjemahkan

Alamat Kantor

e-ujian.id