Dalam kegiatan pembelajaran, Bu Tutut (panggilan akrab kesehariannya) mengawali pertemuan dengan apersepsi berupa tanya jawab ringan mengenai siapa saja tokoh Wali Songo yang telah dikenal siswa. Pertanyaan ini memantik rasa ingin tahu peserta didik, sekaligus menghubungkan pengetahuan awal mereka dengan materi yang akan dipelajari.
Metode diskusi ini menjadikan suasana belajar lebih interaktif dan kolaboratif. Para siswa tampak antusias dalam bertukar pendapat, saling melengkapi informasi, serta melatih keberanian untuk berbicara di depan kelas. Beberapa siswa bahkan menambahkan pengetahuan dari bacaan lain maupun cerita yang pernah mereka dengar dari orang tua.
Dalam sesi presentasi, setiap kelompok memaparkan hasil diskusinya. Bu Tutut kemudian memberikan penguatan, meluruskan informasi yang kurang tepat, dan menekankan nilai-nilai keteladanan dari Sunan Bonang, seperti kebijaksanaan dalam berdakwah, kesederhanaan, dan kecintaan terhadap seni yang digunakan sebagai media penyebaran Islam.
Kegiatan pembelajaran ini ditutup dengan refleksi bersama. Siswa diajak untuk menyimpulkan nilai-nilai penting dari perjuangan Sunan Bonang yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti sikap toleransi, semangat belajar, dan ketekunan dalam beribadah.
Dengan metode diskusi, pembelajaran SKI di kelas 6 MI Watuagung hari itu tidak hanya menjadi sarana menambah pengetahuan sejarah, tetapi juga membangun keterampilan sosial, berpikir kritis, serta menanamkan nilai-nilai luhur Islam dalam jiwa peserta didik. (MY-ATS)