Dengan penuh semangat, Ibu Lia mengawali pembelajaran dengan memperkenalkan kosakata sederhana yang dekat dengan keseharian siswa, seperti book (buku), table (meja), chair (kursi), pencil (pensil), dan eraser (penghapus). Sambil memegang dan menunjuk benda-benda tersebut, beliau mengucapkan kata dalam Bahasa Inggris dengan jelas, lalu mengajak siswa untuk menirukannya bersama-sama.
“Anak-anak, ini namanya book. Ayo kita ucapkan bersama-sama, satu… dua… tiga… book,” ujar Ibu Lia dengan intonasi yang menyenangkan.
Untuk memperkuat pemahaman, Ibu Lia juga mengajak siswa bermain games edukatif seperti guessing game (tebak-tebakan benda). Seorang siswa diminta menutup mata, sementara guru menunjuk salah satu benda di kelas. Lalu siswa lain diminta menyebutkan dalam Bahasa Inggris, misalnya: “This is a chair.” Suasana pun menjadi riang dan penuh tawa, namun tetap dalam nuansa belajar yang serius.
Di akhir pembelajaran, siswa diminta menyebutkan kembali beberapa kosakata yang telah dipelajari. Sebagian besar siswa tampak antusias dan berhasil mengingat kata-kata baru dengan baik.
“Saya senang sekali belajar Bahasa Inggris. Ternyata eraser itu artinya penghapus,” ungkap salah seorang siswa dengan bangga.
Dengan metode yang tepat, pembelajaran Bahasa Inggris di MI Watuagung bukan hanya sekadar mengenal kosakata, tetapi juga membentuk rasa percaya diri siswa dalam berkomunikasi sederhana. (My)