Dalam penyampaian materinya, bapak Eko menjelaskan bahwa pecahan merupakan bagian dari keseluruhan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. “Pecahan adalah bilangan yang menyatakan bagian dari suatu keseluruhan. Contohnya, jika sebuah kue dibagi menjadi 4 bagian yang sama, maka satu potong kue itu dapat ditulis sebagai ¼,” ujar beliau di hadapan siswa.
Penjelasan dilanjutkan dengan pengenalan berbagai jenis pecahan, seperti pecahan biasa, pecahan campuran, dan pecahan desimal. Bapak Eko juga memberikan latihan soal sederhana agar siswa dapat langsung mengaplikasikan konsep yang baru dipelajari. Salah satu contoh soal yang diberikan adalah: “Sebuah kebun dibagi menjadi 8 petak. Jika 3 petak ditanami jagung, maka berapa pecahan bagian kebun yang ditanami jagung?”
Siswa tampak antusias menjawab soal tersebut. Dengan bimbingan guru, mereka menyimpulkan bahwa bagian kebun yang ditanami jagung ditulis sebagai ³/₈. Metode pembelajaran interaktif yang digunakan membuat siswa lebih mudah memahami konsep pecahan sekaligus melihat keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan penuh semangat. Para siswa terlihat aktif bertanya dan berdiskusi, bahkan beberapa siswa mencoba memberikan contoh sendiri dari pengalaman mereka, seperti membagi buah, kue, maupun waktu belajar.
Dengan suasana kelas yang kondusif, KBM Matematika di kelas 6 MI Watuagung pada hari ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan keterampilan berpikir logis dan aplikatif kepada siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan madrasah untuk membentuk generasi yang cerdas, unggul dalam prestasi, dan mampu menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. (My-ATS)