NPSN : 60714452 | NSM : 111235030055 | IJOB NO. : MIS/03.0055/2017 | AKTE NOTARIS : NO. 4, MUNYATI SULLAM, S.H., M.H. | Pengesahan Akta Notaris : AHU-119.AH.01.08.TAHUN 2013 / 26 JUNI 2013 | Tanggal Pendirian : 01 JANUARI 1965

Selasa, Oktober 28, 2025

Semangat Pemuda Berkobar di MI Watuagung: Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025


Watuagung – Selasa, 28 Oktober 2025, halaman MI Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dipenuhi semangat kebangsaan. Seluruh keluarga besar MI Watuagung bersama PAUD dan RA Miftahul Huda Watuagung melaksanakan Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025 dengan penuh khidmat dan antusias.

Upacara yang diikuti oleh seluruh siswa, dewan guru, serta tenaga kependidikan dari ketiga lembaga tersebut berlangsung tertib dan penuh makna. Bertindak sebagai Pembina Upacara, Bapak Mustarom, S.Pd.I, selaku Kepala MI Watuagung, menyampaikan Sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia yang berisi pesan penting tentang semangat persatuan dan peran generasi muda dalam membangun bangsa.

Dalam sambutannya, Bapak Mustarom menyampaikan kutipan dari amanat Menpora:

“Pada Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025 dengan tema ‘Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu’, kita diingatkan kembali pada semangat para pemuda 1928 yang tidak banyak bicara, tetapi berani bersumpah dan menepatinya dengan darah dan nyawa. Kini perjuangan kita berbeda — bukan dengan bambu runcing, melainkan dengan ilmu, kerja keras, dan kejujuran. Indonesia harus tetap berdiri tegak, dan para pemuda harus menjadi penentu sejarah berikutnya.”


Lebih lanjut, beliau mengajak seluruh siswa untuk meneladani semangat para pemuda pelopor Sumpah Pemuda dengan menunjukkan karakter jujur, tangguh, disiplin, dan cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari. “Kita butuh pemuda yang patriotik, gigih, dan berempati, yang mencintai tanah air melalui tindakan nyata,” tegasnya.

Upacara berjalan dengan penuh kekhidmatan diiringi lagu-lagu perjuangan yang dinyanyikan dengan lantang oleh peserta upacara. Para guru dan siswa tampak bersemangat mengenakan atribut merah putih sebagai simbol nasionalisme dan kebanggaan terhadap bangsa Indonesia.

Kegiatan ini diakhiri dengan doa bersama untuk keselamatan dan kemajuan bangsa, serta semangat baru bagi seluruh peserta didik untuk terus berprestasi dan menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Dengan terselenggaranya upacara ini, keluarga besar MI Watuagung berharap semangat “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu” benar-benar tertanam di hati setiap peserta didik sebagai penerus bangsa yang siap menjaga dan mengharumkan nama Indonesia di masa depan.

Salam Pemuda! Indonesia Bersatu, Indonesia Maju!

Share:

Senin, Oktober 27, 2025

Tumbuhkan Disiplin dan Cinta Tanah Air, MI Watuagung Gelar Upacara Bendera Bersama PAUD dan RA Miftahul Huda


Watuagung, 27 Oktober 2025 – Suasana penuh khidmat tampak di halaman Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung saat pelaksanaan Upacara Bendera rutin yang digelar bersama PAUD dan RA Miftahul Huda Watuagung. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa dan dewan guru dari ketiga lembaga tersebut berlangsung dengan tertib, semangat, dan penuh nilai kebangsaan.

Bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Bapak Mustarom, S.Pd.I, selaku Kepala MI Watuagung, sementara petugas upacara dipercayakan kepada siswa-siswi MI Watuagung yang tampil disiplin dan percaya diri. Hadir pula Kepala RA Miftahul Huda, Ibu Fatonah, S.Pd.I, bersama seluruh dewan guru RA yang turut mendampingi peserta didik mengikuti kegiatan hingga selesai.

Dalam amanatnya, Bapak Mustarom, S.Pd.I menegaskan pentingnya menanamkan rasa cinta tanah air, kedisiplinan, dan tanggung jawab sejak dini.

“Upacara bendera bukan sekadar kegiatan rutin setiap hari Senin, tetapi merupakan bagian dari pembentukan karakter. Melalui kegiatan ini, anak-anak belajar menghargai jasa para pahlawan, menumbuhkan semangat nasionalisme, serta membiasakan diri untuk disiplin dan menghormati simbol-simbol negara,” tutur beliau dengan semangat.


Beliau juga menyampaikan apresiasi atas sinergi yang terus terjalin di lingkungan lembaga PAUD dan RA Miftahul Huda Watuagung.

“Kebersamaan antara PAUD, RA, dan MI adalah kekuatan besar dalam mendidik generasi muda yang Islami, berakhlak mulia, serta memiliki semangat kebangsaan yang tinggi,” imbuhnya.

Sementara itu, Ibu Fatonah, S.Pd.I, Kepala RA Miftahul Huda, dalam sambutannya secara terpisah menyampaikan rasa syukur dan bangga atas kesempatan dapat bergabung dalam kegiatan bersama ini.

“Anak-anak usia dini perlu dikenalkan dengan makna bendera merah putih, lagu kebangsaan, dan sikap hormat kepada simbol negara. Dari kegiatan kecil seperti ini, akan tumbuh rasa bangga sebagai anak Indonesia yang cinta tanah air dan taat kepada guru serta orang tua,” ungkapnya penuh haru.

Kegiatan berlangsung lancar, tertib, dan penuh semangat hingga diakhiri dengan pembacaan doa bersama. Suasana kebersamaan dan kekompakan antar-lembaga terasa begitu erat, mencerminkan semangat satu visi dalam mendidik generasi bangsa.


Upacara bendera yang dilaksanakan secara rutin bukan hanya menjadi simbol penghormatan terhadap bangsa dan negara, tetapi juga sarana internalisasi nilai-nilai karakter seperti disiplin, tanggung jawab, cinta tanah air, religius, dan gotong royong. Melalui kegiatan sederhana namun bermakna ini, peserta didik dari usia PAUD hingga MI dibimbing untuk menjadi profil pelajar Pancasila dan santri yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.

Kegiatan ini meneguhkan komitmen MI Watuagung dan seluruh lembaga di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'arif NU untuk terus menghadirkan pendidikan yang berkarakter, berjiwa kebangsaan, dan berlandaskan nilai-nilai keislaman. (MY-ATS)

Share:

Minggu, Oktober 26, 2025

Pelantikan Pramuka Siaga dan Penggalang MI Watuagung: Momen Sakral Pasca Galang Tangkas di Pantai Damas


Damas, Trenggalek – Semangat kepramukaan tampak membara di Pantai Damas, Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, pada Ahad (26/10/2026). Usai kegiatan “GALANG TANGKAS”, Pangkalan MI Watuagung Gugus Depan Trenggalek 10.007–10.008 kembali menorehkan catatan penting dalam perjalanan kepramukaannya dengan menyelenggarakan Pelantikan Pramuka Siaga Bantu, Siaga Tata, dan Penggalang Ramu.

Pelantikan ini dipimpin langsung oleh Pembina Gudep, Kak Myanto, dengan penuh khidmat dan semangat kebangsaan, serta disaksikan oleh Kamabigus MI Watuagung, Kak Mustarom, dan didampingi para Pembina Satuan. Suasana pantai yang sejuk berpadu dengan semangat peserta, menjadikan prosesi pelantikan terasa sakral dan berkesan.

Dalam kesempatan tersebut, sejumlah Pramuka Siaga yang telah memenuhi syarat resmi dikukuhkan menjadi Pramuka Siaga Bantu, yaitu:

  1. Muh. Azriel Fadhil Ramadhan

  2. Rona Laili Umatul Khoiroh

  3. Verlia Inara Rahmadhani

Sedangkan yang dilantik menjadi Pramuka Siaga Tata, meliputi:

  1. Arcello Dinata Putra

  2. Zidane Fernando Azhar

  3. Yunia Putri Riani


Tak kalah istimewa, sebanyak 16 anggota Pramuka Siaga yang telah menyelesaikan masa baktinya secara resmi pindah golongan menjadi Pramuka Penggalang Ramu. Mereka adalah:

  1. Fahri Akbar Musholi

  2. Septio Akmal Mirsando

  3. Belva Naufal Rismaka

  4. Bisma Raya Prasudi

  5. Diego Aprilio

  6. Maulana Iqbal Saputra

  7. Mukhamad David Orlando

  8. Nadiy Aprila Dhiya Witama

  9. Naila Muazara Shifwa

  10. Gantari Bintang Sheza Kinanthi

  11. Nabila Putri Rhokimah

  12. Rachel Agnes Mariska

  13. Earlyta Nahda Rafanda Dianto

  14. Gezzi Frecilia Riani

  15. Hilma Hanuna Khairun Nisa’

  16. Zazkia Samha Saufa


Dalam sambutannya, Kak Myanto menegaskan bahwa pelantikan ini bukan sekadar seremonial, melainkan simbol tanggung jawab baru yang harus dijalankan dengan disiplin dan semangat pengabdian.

“Menjadi Pramuka berarti siap mengabdi, berdisiplin, dan menjadi teladan bagi lingkungan. Teruslah belajar dan berbuat baik di mana pun kalian berada,” pesan beliau kepada peserta.

Sementara itu, Kak Mustarom selaku Kamabigus MI Watuagung mengungkapkan apresiasinya kepada para pembina dan peserta yang telah menunjukkan semangat luar biasa sejak kegiatan Galang Tangkas hingga pelantikan berlangsung.

“Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam membentuk karakter generasi muda yang tangguh, mandiri, dan berakhlak mulia,” ujarnya.


Prosesi pelantikan ditutup dengan pengucapan Tri Satya dan Dwi Satya secara serentak oleh seluruh peserta yang baru dilantik, diiringi suasana penuh haru dan kebanggaan.

Kegiatan pelantikan ini menjadi bukti nyata bahwa Gerakan Pramuka MI Watuagung terus tumbuh dan berkomitmen untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang berjiwa disiplin, bertanggung jawab, serta berlandaskan nilai-nilai luhur kepramukaan dan keislaman. (My)

Share:

GALANG TANGKAS 2025: Ajang Pramuka Penggalang MI Watuagung Asah Keterampilan, Disiplin, dan Kekompakan di Pantai Damas


Pesisir Pancerbang, Pantai Damas — Ahad, 26 Oktober 2025.
Suasana pagi di tepian Pantai Damas, Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo, tampak begitu semarak dan penuh semangat. Di bawah langit biru dan hembusan angin laut yang sejuk, puluhan anggota Pramuka Penggalang Pangkalan MI Watuagung Gudep Trenggalek 10.007–10.008 melaksanakan kegiatan bertajuk “GALANG TANGKAS 2025” — sebuah kegiatan outdoor edukatif yang memadukan keterampilan, ketangkasan, kedisiplinan, dan kebersamaan dalam satu momen penuh makna.

Kegiatan ini diikuti oleh empat regu putra-putri yang berjumlah 22 peserta didik, dengan bimbingan langsung oleh Kak Myanto selaku Pembina Gugusdepan, serta Kak Eko Purwanto (Pembina Satuan Putra) dan Kak Tutut (Pembina Satuan Putri). Mereka juga didampingi oleh bapak dan ibu guru MI Watuagung serta pembina pendamping, yaitu Kak Lutfi, Kak Siti, dan Kak Sukamto.


Kegiatan GALANG TANGKAS resmi dibuka pada pukul 07.00 WIB oleh Kak Mustarom, selaku Kamabigus MI Watuagung. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi dan kebanggaan atas semangat para penggalang yang siap belajar dan berlatih di alam terbuka.

“Kegiatan seperti ini bukan sekadar bermain di pantai, tetapi melatih tanggung jawab, kerja sama, dan ketangguhan jiwa. Pramuka adalah tempat kalian belajar menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan kehidupan dengan disiplin, keberanian, dan semangat pantang menyerah,” ujar Kak Mustarom dengan penuh motivasi.

Usai upacara pembukaan, kegiatan berlanjut dengan berbagai materi kepramukaan yang dikemas menarik dan menantang, antara lain:

  • Scouting Skill Pioneering: membuat Tiang Bendera dan Dragbar, melatih ketelitian, kekompakan, serta kreativitas tim.

  • Yel-yel Regu yang menggema di sepanjang pesisir, menjadi ajang unjuk semangat dan kekompakan antarregu.

  • Fun Games dan Outbond Ceria seperti “Bilangan Kelipatan”, “Lomba Estafet Kelereng”, hingga “Tangkap Tahan” yang menguji keseimbangan dan kerja sama kelompok.

Kegiatan berlangsung penuh antusiasme hingga sore hari. Para peserta tampak bersemangat, tertawa lepas, dan belajar banyak hal dari setiap tantangan yang diberikan.

“Anak-anak luar biasa! Mereka berani, ceria, dan saling mendukung. Inilah semangat Pramuka sejati,” ungkap Kak Eko Purwanto yang mendampingi peserta di area kegiatan.

Sementara itu, Kak Tutut menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi wadah pembentukan karakter tangguh dan rasa saling menghargai.

“Di lapangan seperti ini, anak-anak belajar arti kepemimpinan dan solidaritas. Mereka bukan hanya bermain, tetapi juga menempa mental dan kepribadian,” tuturnya.


Menjelang sore, kegiatan ditutup dengan sesi refleksi dan penyematan apresiasi bagi regu-regu yang menunjukkan kekompakan terbaik. Seluruh peserta tampak gembira dan bangga telah mengikuti kegiatan yang penuh pengalaman baru tersebut.

GALANG TANGKAS 2025 bukan hanya kegiatan Pramuka, tapi juga perjalanan pembelajaran tentang arti kerja sama, kepemimpinan, dan cinta alam,” ujar Kak Myanto selaku Pembina Gudep dengan penuh haru.

Melalui GALANG TANGKAS 2025, Pramuka Penggalang MI Watuagung membuktikan bahwa pembelajaran di alam terbuka mampu membentuk pribadi yang mandiri, tangguh, dan bertanggung jawab. Di bawah bimbingan para pembina yang berdedikasi, kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam menumbuhkan jiwa Pramuka yang cerdas, tangguh, dan berkarakter — sesuai dengan Dasa Darma Pramuka. (My)


Share:

Rabu, Oktober 22, 2025

Santri Bangkit, Negeri Beradab! MI Watuagung Guncang Watulimo dengan Apel Kebangsaan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Semangat


Watuagung, 22 Oktober 2025
– Halaman Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek pagi ini menjelma menjadi lautan putih bersarung dan berkerudung. Ratusan santri dari PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung bersama Jam’iyyah Nahdlatul Ulama dan seluruh Badan Otonom (Ansor, Banser, Fatayat NU, Muslimat NU, IPNU, dan IPPNU) dari Ranting Watuagung dan Ngembel memadati lapangan madrasah dalam rangka Apel Kebangsaan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025.

Kegiatan yang berlangsung Rabu, 22 Oktober 2025 ini dihadiri secara khidmat oleh jajaran Forkopimcam Watulimo, yakni Camat Watulimo bapak Jati Mustika Dani, S.STP., Kapolsek Watulimo bapak AKP Sunarto, S.Sos., dan Danramil Watulimo, serta turut serta 3 Pilar Desa Watuagung dan Ngembel, para takmir masjid, jamaah yasin, orang tua santri, serta tokoh masyarakat sekitar.


Bertindak sebagai Inspektur Apel, AKP Sunarto, S.Sos. (Kapolsek Watulimo) dengan penuh wibawa menyampaikan amanat Menteri Agama Republik Indonesia. Dalam pesannya yang menggugah semangat, beliau mengajak seluruh santri untuk tidak hanya menjadi pelajar yang taat dan berilmu, tetapi juga menjadi pelopor perubahan dan kemandirian bangsa.

Jadilah santri yang berilmu, berakhlak, dan berdaya. Rawatlah tradisi pesantren, tetapi juga peluklah inovasi zaman. Bawalah semangat pesantren ke ruang publik, ke dunia kerja, ke ranah internasional. Tunjukkan bahwa santri mampu menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton, tegas AKP Sunarto dalam amanatnya yang disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta apel.


Kegiatan apel berlangsung dengan khidmat dan tertib. Bertindak sebagai Komandan Apel adalah Sahabat Murdiyanto, anggota Banser Satkoryon Watulimo sekaligus Pembina Program Unggulan MI Watuagung. Adapun petugas pembaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dibawakan dengan suara merdu oleh Ustadz Imam Nahrowi (Guru MI Watuagung), sementara pembaca UUD 1945 oleh Ibu Suparti (Guru RA), pembaca Ikrar Santri oleh Ibu Fatonah (Kepala RA Miftahul Huda), dan pembaca Resolusi Jihad oleh Bapak Mustarom (Kepala MI Watuagung). Acara ditutup dengan doa penuh haru yang dipimpin oleh Sahabat Mustakim (Ketua GP Ansor Ranting Ngembel).


Suasana makin semarak saat Tim Paduan Suara dari Fatayat NU Ranting Watuagung dan Ngembel, diiringi oleh barisan Banser Watulimo, menampilkan koreografi kebangsaan yang menggugah semangat dan menumbuhkan rasa cinta tanah air di kalangan santri dan hadirin. Sorak takbir dan yel-yel "Siapa Kita ... Kader NU, NKRI ... Harga Mati, Pancasila ... Jaya!" bergema menggema di udara Watulimo pagi itu.

Usai apel, Camat Watulimo, Bapak Jati Mustika Dani, S.STP., menyampaikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan apel kebangsaan yang megah dan penuh semangat ini.

“Hari Santri bukan hanya milik pesantren, tetapi milik seluruh anak bangsa. Semangat santri harus kita tanamkan di semua lini kehidupan — kerja keras, keikhlasan, dan cinta tanah air. Saya bangga melihat sinergi luar biasa antara lembaga pendidikan, NU, dan pemerintah desa di Watuagung dan Ngembel ini,” tutur Camat Watulimo.


Sementara itu, Murdiyanto, selaku perwakilan panitia dan Komandan Apel, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas suksesnya kegiatan tersebut.

“Apel Kebangsaan ini adalah bukti nyata bahwa santri siap menjaga bangsa, mencintai tanah air, dan meneruskan perjuangan ulama. Terima kasih atas kehadiran Forkopimcam Watulimo, Jam’iyyah NU, Banom, dan seluruh masyarakat yang turut berpartisipasi,” ujarnya penuh semangat.

Kegiatan bersejarah ini menjadi momentum kebanggaan bagi seluruh warga madrasah, masyarakat Watuagung, Desa Ngembel dan sekitarnya. Di tengah berkibarnya bendera merah putih dan gema shalawat, semangat Hari Santri 2025 yang mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia” terasa hidup dan nyata.

Apel Kebangsaan di MI Watuagung bukan sekadar seremoni, melainkan simbol kebangkitan moral, spiritual, dan intelektual santri Indonesia. Semangat santri akan terus menyala, membawa cahaya pesantren ke seluruh penjuru negeri — dari Watulimo untuk Indonesia dan dunia. (My)


----------
Dokumentasi selengkapnya dapat diunduh DISINI
Share:

Selasa, Oktober 21, 2025

Doa Kebangsaan Hari Santri Nasional 2025: Malam Penuh Berkah dan Cinta Tanah Air di MI Watuagung Watulimo


Watuagung, 21 Oktober 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025, keluarga besar PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek menggelar Doa Kebangsaan yang penuh khidmat dan makna pada Selasa malam Rabu, 21 Oktober 2025. Acara yang dimulai pukul 19.00 WIB tersebut berlangsung di halaman MI Watuagung dan diikuti oleh para siswa dari tiga lembaga pendidikan, dewan guru, orang tua/wali murid, pengurus dan komite madrasah, serta jamaah yasin setempat.

Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, yang dalam pesannya menekankan pentingnya meneladani semangat perjuangan para santri dalam menjaga keutuhan bangsa.

“Santri bukan hanya mereka yang belajar di pesantren, tetapi setiap insan yang menjadikan ilmu, iman, dan cinta tanah air sebagai jalan hidupnya. Mari kita doakan negeri ini agar tetap aman, damai, dan diberkahi Allah SWT,” tutur beliau dalam sambutannya yang disambut dengan takbir dan tepuk tangan hadirin.


Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ketua Komite MI Watuagung, Bapak Muniri, yang mengapresiasi sinergi antara lembaga pendidikan, orang tua, dan masyarakat dalam memperingati momentum nasional yang sarat nilai religius dan kebangsaan ini.

“Hari Santri adalah momentum untuk meneguhkan kembali peran pendidikan Islam dalam mencetak generasi yang cerdas, berakhlak, dan cinta tanah air. Mari kita rawat kebersamaan ini agar MI Watuagung dan lembaga di bawah naungan Miftahul Huda semakin maju dan barokah,” ungkap beliau penuh semangat.

Acara dilanjutkan dengan istighotsah dan dzikir kebangsaan yang dipimpin oleh Ustadz Murdiyanto, diikuti dengan penuh kekhusyukan oleh seluruh peserta. Lantunan doa dan shalawat menggema di seluruh area madrasah, menciptakan suasana religius dan damai yang menggetarkan jiwa.

Puncak acara ditandai dengan Doa Kebangsaan yang dipimpin secara bergantian oleh KH. Suratman, Kyai Muniri, dan KH. Muyani. Dalam doa bersama itu, para jamaah memohon kepada Allah SWT agar bangsa Indonesia senantiasa diberi kedamaian, kekuatan, serta dijauhkan dari segala bala dan perpecahan.


Malam Doa Kebangsaan ini menjadi simbol kebersamaan antara lembaga pendidikan, masyarakat, dan para ulama dalam menguatkan nilai keislaman dan kebangsaan. Tidak hanya sebagai bentuk peringatan Hari Santri, tetapi juga sebagai manifestasi cinta tanah air dan komitmen menjaga warisan perjuangan para kiai dan santri yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan dan kejayaan Indonesia.

Dengan berakhirnya acara, seluruh peserta meninggalkan tempat dengan hati yang tenang dan penuh harapan, membawa semangat baru untuk terus menghidupkan nilai-nilai santri dalam kehidupan sehari-hari.

“Semoga semangat Hari Santri ini menumbuhkan generasi yang kuat dalam iman, luas dalam ilmu, dan teguh dalam menjaga bangsa,” ujar Ustadz Murdiyanto di akhir acara.


------
Penulis: Tim Redaksi MI Watuagung
Dokumentasi: Humas MI Watuagung Watulimo

Share:

Jumat, Oktober 17, 2025

Keluarga Besar MI Watuagung dan RA Miftahul Huda Gelar Ziarah Masyayikh dan Tokoh NU: Menyambut Hari Santri Nasional 2025 dengan Spirit Keteladanan Ulama



Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025, Keluarga Besar PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek menggelar kegiatan Ziarah Masyayikh dan Tokoh NU, pada Jum’at, 17 Oktober 2025. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa dari tiga lembaga tersebut, para dewan guru, orang tua/wali murid, serta segenap pengurus dan komite madrasah dengan penuh khidmat dan antusias.

Kegiatan ziarah dimulai pukul 07.30 WIB dengan titik kumpul di halaman MI Watuagung. Setelah pembukaan dan pengarahan, seluruh peserta melanjutkan perjalanan menuju makam para Masyayikh dan tokoh Nahdlatul Ulama setempat yang telah berjasa besar dalam dakwah Islam dan pendidikan di Watulimo.

Dalam sambutannya, Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, menyampaikan bahwa kegiatan ziarah ini bukan hanya bentuk penghormatan kepada para ulama pendahulu, tetapi juga sebagai media pendidikan karakter bagi para santri sejak dini.

Melalui kegiatan ziarah ini, kita ingin menanamkan nilai ta’dhim (penghormatan) kepada para guru dan ulama. Anak-anak perlu belajar bahwa kemajuan pendidikan dan agama yang mereka nikmati hari ini tidak lepas dari perjuangan para Masyayikh terdahulu. Semangat inilah yang menjadi napas Hari Santri,” ungkapnya.



Acara kemudian dilanjutkan dengan dzikir dan tahlil yang dipimpin oleh Bapak Kyai Muniri, selaku Ketua Komite MI Watuagung. Dalam doanya, beliau menegaskan pentingnya menjaga warisan spiritual dan perjuangan ulama NU agar tetap hidup di hati para santri dan generasi muda.

Ziarah bukan sekadar datang ke makam, tapi mengenang jasa, meneladani perjuangan, dan mendoakan mereka agar kita senantiasa mendapat keberkahan ilmu serta istiqamah di jalan ahlussunnah wal jama’ah,” tutur beliau penuh haru.

Selanjutnya, pembacaan doa dipimpin secara bergantian oleh Bapak Kyai Kasijo (Pengurus MI Watuagung) dan Ust. Murdiyanto (Pembina Ekstrakurikuler dan Program Unggulan MI Watuagung). Dalam doanya, Ust. Murdiyanto mengajak seluruh peserta agar menjadikan semangat Hari Santri sebagai momentum memperkuat komitmen belajar, berakhlak, dan berjuang dengan semangat keikhlasan santri sejati.

“Santri adalah simbol pengabdian tanpa pamrih. Mari kita jadikan Hari Santri sebagai pengingat bahwa ilmu dan akhlak harus berjalan seiring, sebagaimana yang dicontohkan para ulama kita,” ujarnya.


Kegiatan ziarah berjalan dengan penuh khusyuk dan tertib hingga menjelang siang. Para siswa tampak antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan, sementara para guru dan wali murid memberikan pendampingan dengan penuh kebersamaan dan kekeluargaan.

Menjelang akhir kegiatan, seluruh peserta berfoto bersama sebagai dokumentasi dan simbol kebersamaan keluarga besar PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung dalam meneladani perjuangan para pendahulu.

Melalui kegiatan ini, semangat “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia” yang menjadi tema Hari Santri Nasional 2025 benar-benar terasa hidup dalam jiwa seluruh peserta — menguatkan tekad untuk terus melahirkan generasi santri yang berakhlak, berilmu, dan cinta tanah air. (My)

Share:

Kamis, Oktober 16, 2025

Pembinaan dan Pendampingan PKG dan PKKM oleh Pengawas Madrasah Watulimo di MI Watuagung: Wujud Profesionalisme dan Komitmen Meningkatkan Mutu Pendidikan


Watuagung – Dalam upaya meningkatkan kualitas dan profesionalisme pendidik serta kepala madrasah, Pengawas Madrasah Kecamatan Watulimo, Ibu Siti Maisukhoh, S.Pd.I.,M.Pd.I., melaksanakan kegiatan Pembinaan dan Pendampingan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM) bertempat di MI Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, pada Kamis, 16 Oktober 2025.

Kegiatan tersebut diikuti oleh Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I., beserta seluruh dewan guru MI Watuagung, serta turut hadir Kepala MI Muhammadiyah Watuagung, Bapak Eko, bersama seluruh dewan guru MI Muhammadiyah Watuagung. Suasana kegiatan berlangsung penuh semangat, antusias, dan kekeluargaan, mencerminkan tekad bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan madrasah di wilayah Watulimo.

Dalam arahannya, Ibu Siti Maisukhoh menyampaikan bahwa pelaksanaan PKG dan PKKM bukan sekadar formalitas administrasi, tetapi merupakan upaya evaluasi dan refleksi diri bagi para guru dan kepala madrasah untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen madrasah.

“PKG dan PKKM ini adalah bagian penting dari upaya menjaga mutu dan profesionalisme pendidik. Guru dan kepala madrasah perlu melihat kegiatan ini sebagai momentum untuk introspeksi dan memperbaiki kinerja agar semakin efektif dalam memberikan layanan pendidikan terbaik bagi peserta didik,” ujar Ibu Siti Maisukhoh dalam sambutannya.


Beliau juga menekankan pentingnya keikhlasan dan dedikasi dalam menjalankan tugas sebagai pendidik di lingkungan madrasah. Menurutnya, seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik dengan hati dan keteladanan.

“Madrasah adalah lembaga yang bukan hanya mencetak siswa yang cerdas, tapi juga berakhlak. Maka guru harus menjadi teladan dalam setiap tindakan dan tutur kata,” tambahnya dengan penuh motivasi.

Sementara itu, Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I., dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Pengawas Madrasah atas bimbingan dan pendampingannya.

“Kami sangat berterima kasih atas arahan dan pembinaan dari Ibu Pengawas. Kegiatan ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus berbenah dan memperbaiki kualitas kinerja guru serta manajemen madrasah,” ungkap Bapak Mustarom.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini sangat membantu guru-guru memahami standar kompetensi, indikator penilaian, serta langkah-langkah konkret dalam meningkatkan hasil pembelajaran.

Hal senada disampaikan oleh Kepala MI Muhammadiyah Watuagung, Bapak Eko, yang turut hadir bersama jajarannya.

“Kami merasa senang bisa bergabung dalam kegiatan ini. Selain memperdalam pemahaman tentang PKG dan PKKM, kegiatan ini juga mempererat silaturahmi antar madrasah di wilayah Watulimo,” tutur Bapak Eko dengan penuh semangat.


Selama kegiatan berlangsung, para guru tampak aktif berdiskusi, menanyakan hal-hal teknis seputar instrumen penilaian, serta berbagi pengalaman dalam mengelola pembelajaran dan administrasi guru. Ibu Siti Maisukhoh memberikan pendampingan langsung dalam menyusun dan menilai dokumen PKG maupun PKKM, serta memberikan contoh dan simulasi praktis agar mudah dipahami.

Kegiatan diakhiri dengan doa dan foto bersama seluruh peserta, sebagai simbol kebersamaan dan komitmen untuk terus meningkatkan mutu pendidikan madrasah di Kecamatan Watulimo.

Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan PKG & PKKM di MI Watuagung ini menjadi momentum penting bagi para guru dan kepala madrasah untuk semakin profesional, inovatif, dan inspiratif dalam menjalankan tugasnya. Dengan bimbingan pengawas yang penuh perhatian dan dukungan antar madrasah, diharapkan kualitas pendidikan madrasah di Kecamatan Watulimo semakin maju dan berdaya saing.


-----------
📸 Dokumentasi: Tim Media MI Watuagung
🖋️ Penulis: Tim Publikasi MI Watuagung
📅 Tanggal: 16 Oktober 2025

Share:

Rabu, Oktober 15, 2025

Ziarah Masyayikh dan Tokoh NU: LP Ma’arif NU Watulimo Teladani Perjuangan Ulama Menyambut Hari Santri 2025


Dalam rangka menyambut dan memeriahkan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025, Majelis Wakil Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (MWC LP. Ma’arif NU) Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek melaksanakan kegiatan Ziarah Masyayikh dan Tokoh NU, pada Rabu, 15 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi salah satu agenda penting dalam rangkaian peringatan HSN, sebagai wujud penghormatan dan rasa terima kasih kepada para ulama, pendiri, serta pejuang Nahdlatul Ulama yang telah berkontribusi besar terhadap dakwah Islam dan pendidikan di wilayah Watulimo.

Ziarah diikuti oleh pengurus MWC LP. Ma’arif NU Watulimo, para Kepala Madrasah anggota Kelompok Kerja Kepala Madrasah Ibtidaiyah (K3MI) Ma’arif NU Watulimo, serta perwakilan dari SMA Islam Watulimo. Kegiatan ini dipimpin oleh Ustadz Khoirudin, S.Pd.I (Kepala MI Pakel) dan Ustadz Syamsul Huda, S.Pd.I (Guru MI Karanggandu) yang bertindak sebagai pembimbing doa dan pengarah perjalanan ziarah.

Adapun rute ziarah dimulai dari makam/maqbarah Eyang Sorengpati di Sambu/Klowongan — tokoh yang dikenal sebagai babat alas wilayah Watulimo — dilanjutkan ke makam almarhum K.H. Imam Musaji di Watulimo, yang merupakan mantan Ketua MWC NU sekaligus Ketua LP. Ma’arif NU Watulimo. Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke makam Mbah Nuraddin di Thukul Gemaharjo (tokoh penyebar Islam di wilayah Gemaharjo), makam K.H. Abu Syamsuddin di Prigi (mantan Rais Syuriyah MWC NU Watulimo), makam Tumenggung Alap-alap di Jurangmangu–Prigi, dan diakhiri di maqbarah Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karanggandu.

Dari MI Watuagung, hadir secara langsung Bapak Mustarom, S.Pd.I selaku Kepala Madrasah, yang turut serta bersama rombongan ziarah dari awal hingga akhir kegiatan. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dan historis bagi para pendidik di lingkungan LP. Ma’arif NU.

“Ziarah ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin. Kita menelusuri jejak perjuangan para ulama yang telah menanamkan dasar keislaman, keilmuan, dan ke-NU-an di bumi Watulimo,” ujar Mustarom dengan penuh takzim.


Suasana menjadi semakin khidmat ketika rombongan tiba di maqbarah K.H. Imam Musaji, di mana beberapa siswa MI Plus Watulimo turut bergabung mengikuti kegiatan doa bersama. Hal ini menjadi momen bersejarah sekaligus penuh makna, mengingat almarhum K.H. Imam Musaji semasa hidupnya pernah menjabat sebagai Kepala MI Plus Watulimo, sehingga kehadiran para siswa menjadi bentuk penghormatan kepada sosok guru dan ulama yang pernah membimbing mereka secara langsung maupun tidak langsung.

Kegiatan ziarah ini berlangsung dengan tertib, penuh kekhusyukan, dan diselimuti suasana kebersamaan. Di setiap makam yang dikunjungi, rombongan bersama-sama membacakan tahlil dan doa sebagai bentuk penghormatan serta memohon keberkahan dari perjuangan para ulama terdahulu.

Bagi keluarga besar MI Watuagung, kegiatan ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya meneladani perjuangan para ulama dan guru-guru terdahulu, sekaligus memperkokoh semangat santri dalam menyambut Hari Santri Nasional tahun ini dengan tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.”

Dengan semangat hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman), kegiatan Ziarah Masyayikh dan Tokoh NU ini menjadi pengingat bahwa perjuangan para pendahulu tidak boleh dilupakan, melainkan harus terus dilanjutkan oleh generasi penerus — para guru, santri, dan pelajar — yang siap menjaga nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah serta mengabdi untuk agama, bangsa, dan negara. (My)


Dokumentasi selengkapnya Klik DISINI

Share:

Senin, Oktober 13, 2025

Belajar Fikih Menyenangkan: Siswa Kelas VI MI Watuagung Praktik Jual Beli di Kantin Madrasah


Watuagung, 13 Oktober 2025 — Suasana belajar tampak berbeda di MI Watuagung pada Senin pagi ini. Siswa-siswi kelas VI tampak antusias mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran Fikih bersama Ibu Anik Tutut Sholihah, M.Pd.I, yang akrab disapa Bu Tutut. Pada kesempatan tersebut, beliau mengajar materi “Jual Beli (Al-Bai’)”, sesuai dengan silabus Fikih Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah, dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan praktik langsung di lingkungan madrasah.

Dalam kegiatan ini, Bu Tutut terlebih dahulu menyampaikan pengertian jual beli dalam Islam, yaitu tukar-menukar barang atau sesuatu yang bernilai dengan akad (ijab qabul) yang dilakukan secara sukarela antara penjual dan pembeli sesuai dengan syariat Islam. Beliau juga menekankan bahwa dalam Islam, jual beli diperbolehkan selama memenuhi rukun dan syaratnya, di antaranya:

  1. Ada penjual dan pembeli yang cakap hukum (baligh dan berakal),

  2. Ada barang atau benda yang diperjualbelikan,

  3. Ada harga atau nilai tukar yang jelas,

  4. Ada ijab qabul (akad) antara kedua belah pihak, serta

  5. Dilakukan dengan kerelaan tanpa unsur penipuan (gharar) atau kecurangan.

Setelah penjelasan teori dan diskusi tentang macam-macam jual beli yang sah dan yang dilarang, siswa kemudian diajak untuk mempraktikkan kegiatan jual beli secara langsung di kantin madrasah. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok: ada yang berperan sebagai penjual, ada yang menjadi pembeli, dan ada juga yang bertugas sebagai pengamat untuk menilai apakah proses jual beli sudah sesuai dengan ketentuan syariat.


Kegiatan praktik tersebut berlangsung meriah dan penuh semangat. Para siswa tampak berinteraksi dengan gembira sambil tetap menerapkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan saling menghargai dalam transaksi. Melalui praktik ini, siswa belajar secara langsung bagaimana menerapkan ajaran Fikih dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal muamalah.

Menurut Bu Tutut, kegiatan ini bertujuan agar siswa tidak hanya memahami konsep jual beli secara teori, tetapi juga mengalami dan merasakan prosesnya secara nyata, sehingga nilai-nilai Islam dapat benar-benar tertanam dalam perilaku mereka.

“Saya ingin anak-anak memahami bahwa Islam tidak hanya mengatur ibadah, tapi juga muamalah seperti jual beli. Dengan praktik ini, mereka bisa belajar jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam bertransaksi,” ujar Bu Tutut saat ditemui di sela kegiatan.

Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I, turut memberikan apresiasi atas kreativitas guru dalam mengemas pembelajaran yang bermakna. Beliau menyampaikan bahwa pendekatan kontekstual seperti ini sejalan dengan visi madrasah untuk membentuk generasi yang berilmu, berakhlak, dan berkarakter islami.

Dengan kegiatan belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan ini, siswa kelas VI MI Watuagung tidak hanya memahami materi jual beli dalam Fikih, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.


---------
🖋️ Penulis: Tim Redaksi MI Watuagung
📸 Dokumentasi: Guru Kelas 6 MI Watuagung
📅 Tanggal: Senin, 13 Oktober 2025
Share:

Upacara Bendera Senin Pagi di MI Watuagung: Belajar Nilai Kehidupan dari “Matahari dan Bulan”


Watuagung, 13 Oktober 2025 — Seperti biasa, setiap hari Senin pagi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, melaksanakan kegiatan Upacara Bendera secara rutin di halaman madrasah. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa MI Watuagung, peserta didik dari PAUD dan RA Miftahul Huda, serta segenap dewan guru dan tenaga kependidikan.

Pada upacara kali ini, yang bertindak sebagai pembina upacara adalah Bapak Mustarom, S.Pd.I, selaku Kepala MI Watuagung. Dalam amanatnya yang mengangkat tema “Matahari dan Bulan”, beliau menyampaikan pesan moral yang sangat bermakna bagi seluruh peserta upacara.

“Dari matahari dan bulan, kita bisa belajar dua hal penting. Pertama, jadilah seperti matahari yang selalu memberi manfaat tanpa pilih kasih. Kedua, jadilah seperti bulan, jangan pernah meremehkan kebaikan kecil, karena bisa memberi cahaya di tengah kegelapan,” ujar Bapak Mustarom dengan penuh semangat.

Lebih lanjut beliau mengaitkan pesan tersebut dengan sabda Rasulullah SAW:

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Ahmad).

Menurut beliau, nilai-nilai ini sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi para siswa yang sedang menempuh pendidikan. “Sebagai pelajar, mari kita belajar menjadi pribadi yang memberi manfaat bagi teman, guru, dan lingkungan. Kecil atau besar kebaikan kita, semuanya memiliki arti,” tambahnya.


Kegiatan upacara berlangsung dengan khidmat dan tertib. Petugas upacara dari siswa MI Watuagung menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab — mulai dari pengibaran bendera, pembacaan teks Pancasila, UUD 1945, hingga janji siswa.

Melalui kegiatan rutin ini, diharapkan dapat menanamkan rasa nasionalisme, disiplin, dan karakter religius pada seluruh peserta didik. Selain itu, amanat pembina upacara yang sarat makna diharapkan mampu menginspirasi siswa untuk selalu menebarkan manfaat dan meneladani nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

MI Watuagung terus berkomitmen untuk menumbuhkan karakter cerdas, berakhlakul karimah, dan berjiwa sosial — sebagaimana pancaran cahaya matahari dan bulan yang terus memberi tanpa henti. (My-ATS)

Share:

Minggu, Oktober 12, 2025

Semangat Tak Mengenal Libur, Pramuka MI Watuagung Tetap Berkobar di Hari Ahad!


Meski Ahad, 12 Oktober 2025 merupakan hari libur sekolah, MI Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek tetap ramai dengan suara tawa dan semangat juang dari para tunas muda Pramuka. Sebanyak 12 siswa MI Watuagung datang dengan sukarela untuk mengikuti kegiatan pembinaan kepramukaan yang dipandu langsung oleh Pembina Pramuka, Kak Myanto (Murdiyanto).

Kedua belas siswa tersebut adalah Hanun, Erlyta, Gezzi, Nia, Zaskia, Nabila, Rachel, Inara, Akmal, Zidane, Arcello, dan Azriel. Dengan penuh semangat mereka berkumpul di madrasah sejak pagi, mengenakan seragam kaos (PDL / Kostum), berstangan leher, membawa buku catatan, dan wajah yang memancarkan tekad untuk terus belajar serta berlatih.

Dalam kegiatan pembinaan kali ini, para peserta mendapat materi tentang kedisiplinan, kerja sama tim, serta keterampilan dasar kepramukaan. Melalui berbagai kegiatan lapangan dan simulasi, mereka diajak untuk memahami bahwa semangat Pramuka sejati tidak pernah padam meskipun hari libur tiba.


Dalam sambutannya, Kak Myanto menyampaikan pesan yang penuh makna dan motivasi:

“Pramuka sejati tidak menunggu waktu dan perintah. Semangat belajar dan berlatih tumbuh dari kesadaran diri sendiri. Hari ini kalian luar biasa! Di saat teman-teman lain beristirahat, kalian memilih untuk berproses, melatih kedisiplinan dan tanggung jawab. Inilah jiwa Pramuka yang sejati — pantang menyerah, siap mengabdi, dan selalu bersemangat di setiap waktu.”

Kegiatan berjalan dengan penuh keceriaan dan kekompakan. Sambil menyanyikan yel-yel penyemangat, hingga belajar sandi dan tali-temali, suasana hari libur itu terasa begitu bermakna. Para siswa tidak hanya berlatih keterampilan fisik, tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai tanggung jawab, keuletan, dan solidaritas antar sesama.


Menutup kegiatan, seluruh peserta bersama Pembina menyanyikan lagu “Yel-yel Armiwag Scout dan Sakoma Beraksi” dengan penuh penghayatan. Wajah mereka memancarkan kebanggaan, bahwa menjadi Pramuka bukan hanya tentang seragam dan barisan, tetapi tentang pengabdian, keteladanan, dan semangat untuk terus berkembang.

Kegiatan pembinaan ini menjadi bukti nyata bahwa di MI Watuagung, pendidikan karakter melalui gerakan Pramuka tidak hanya hidup di hari-hari sekolah, tetapi juga menyala di setiap hati yang mencintai ilmu, kedisiplinan, dan kebersamaan.

🌿 Salam Pramuka! Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan!

Share:

Terjemahkan

Arsip Digital Online

Mars LP Ma'arif NU