NPSN : 60714452 | NSM : 111235030055 | IJOB NO. : MIS/03.0055/2017 | AKTE NOTARIS : NO. 4, MUNYATI SULLAM, S.H., M.H. | Pengesahan Akta Notaris : AHU-119.AH.01.08.TAHUN 2013 / 26 JUNI 2013 | Tanggal Pendirian : 01 JANUARI 1965

Senin, Oktober 13, 2025

Belajar Fikih Menyenangkan: Siswa Kelas VI MI Watuagung Praktik Jual Beli di Kantin Madrasah


Watuagung, 13 Oktober 2025 — Suasana belajar tampak berbeda di MI Watuagung pada Senin pagi ini. Siswa-siswi kelas VI tampak antusias mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran Fikih bersama Ibu Anik Tutut Sholihah, M.Pd.I, yang akrab disapa Bu Tutut. Pada kesempatan tersebut, beliau mengajar materi “Jual Beli (Al-Bai’)”, sesuai dengan silabus Fikih Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah, dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan praktik langsung di lingkungan madrasah.

Dalam kegiatan ini, Bu Tutut terlebih dahulu menyampaikan pengertian jual beli dalam Islam, yaitu tukar-menukar barang atau sesuatu yang bernilai dengan akad (ijab qabul) yang dilakukan secara sukarela antara penjual dan pembeli sesuai dengan syariat Islam. Beliau juga menekankan bahwa dalam Islam, jual beli diperbolehkan selama memenuhi rukun dan syaratnya, di antaranya:

  1. Ada penjual dan pembeli yang cakap hukum (baligh dan berakal),

  2. Ada barang atau benda yang diperjualbelikan,

  3. Ada harga atau nilai tukar yang jelas,

  4. Ada ijab qabul (akad) antara kedua belah pihak, serta

  5. Dilakukan dengan kerelaan tanpa unsur penipuan (gharar) atau kecurangan.

Setelah penjelasan teori dan diskusi tentang macam-macam jual beli yang sah dan yang dilarang, siswa kemudian diajak untuk mempraktikkan kegiatan jual beli secara langsung di kantin madrasah. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok: ada yang berperan sebagai penjual, ada yang menjadi pembeli, dan ada juga yang bertugas sebagai pengamat untuk menilai apakah proses jual beli sudah sesuai dengan ketentuan syariat.


Kegiatan praktik tersebut berlangsung meriah dan penuh semangat. Para siswa tampak berinteraksi dengan gembira sambil tetap menerapkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan saling menghargai dalam transaksi. Melalui praktik ini, siswa belajar secara langsung bagaimana menerapkan ajaran Fikih dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal muamalah.

Menurut Bu Tutut, kegiatan ini bertujuan agar siswa tidak hanya memahami konsep jual beli secara teori, tetapi juga mengalami dan merasakan prosesnya secara nyata, sehingga nilai-nilai Islam dapat benar-benar tertanam dalam perilaku mereka.

“Saya ingin anak-anak memahami bahwa Islam tidak hanya mengatur ibadah, tapi juga muamalah seperti jual beli. Dengan praktik ini, mereka bisa belajar jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam bertransaksi,” ujar Bu Tutut saat ditemui di sela kegiatan.

Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I, turut memberikan apresiasi atas kreativitas guru dalam mengemas pembelajaran yang bermakna. Beliau menyampaikan bahwa pendekatan kontekstual seperti ini sejalan dengan visi madrasah untuk membentuk generasi yang berilmu, berakhlak, dan berkarakter islami.

Dengan kegiatan belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan ini, siswa kelas VI MI Watuagung tidak hanya memahami materi jual beli dalam Fikih, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.


---------
🖋️ Penulis: Tim Redaksi MI Watuagung
📸 Dokumentasi: Guru Kelas 6 MI Watuagung
📅 Tanggal: Senin, 13 Oktober 2025
Share:

Upacara Bendera Senin Pagi di MI Watuagung: Belajar Nilai Kehidupan dari “Matahari dan Bulan”


Watuagung, 13 Oktober 2025 — Seperti biasa, setiap hari Senin pagi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, melaksanakan kegiatan Upacara Bendera secara rutin di halaman madrasah. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa MI Watuagung, peserta didik dari PAUD dan RA Miftahul Huda, serta segenap dewan guru dan tenaga kependidikan.

Pada upacara kali ini, yang bertindak sebagai pembina upacara adalah Bapak Mustarom, S.Pd.I, selaku Kepala MI Watuagung. Dalam amanatnya yang mengangkat tema “Matahari dan Bulan”, beliau menyampaikan pesan moral yang sangat bermakna bagi seluruh peserta upacara.

“Dari matahari dan bulan, kita bisa belajar dua hal penting. Pertama, jadilah seperti matahari yang selalu memberi manfaat tanpa pilih kasih. Kedua, jadilah seperti bulan, jangan pernah meremehkan kebaikan kecil, karena bisa memberi cahaya di tengah kegelapan,” ujar Bapak Mustarom dengan penuh semangat.

Lebih lanjut beliau mengaitkan pesan tersebut dengan sabda Rasulullah SAW:

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Ahmad).

Menurut beliau, nilai-nilai ini sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi para siswa yang sedang menempuh pendidikan. “Sebagai pelajar, mari kita belajar menjadi pribadi yang memberi manfaat bagi teman, guru, dan lingkungan. Kecil atau besar kebaikan kita, semuanya memiliki arti,” tambahnya.


Kegiatan upacara berlangsung dengan khidmat dan tertib. Petugas upacara dari siswa MI Watuagung menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab — mulai dari pengibaran bendera, pembacaan teks Pancasila, UUD 1945, hingga janji siswa.

Melalui kegiatan rutin ini, diharapkan dapat menanamkan rasa nasionalisme, disiplin, dan karakter religius pada seluruh peserta didik. Selain itu, amanat pembina upacara yang sarat makna diharapkan mampu menginspirasi siswa untuk selalu menebarkan manfaat dan meneladani nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

MI Watuagung terus berkomitmen untuk menumbuhkan karakter cerdas, berakhlakul karimah, dan berjiwa sosial — sebagaimana pancaran cahaya matahari dan bulan yang terus memberi tanpa henti. (My-ATS)

Share:

Minggu, Oktober 12, 2025

Semangat Tak Mengenal Libur, Pramuka MI Watuagung Tetap Berkobar di Hari Ahad!


Meski Ahad, 12 Oktober 2025 merupakan hari libur sekolah, MI Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek tetap ramai dengan suara tawa dan semangat juang dari para tunas muda Pramuka. Sebanyak 12 siswa MI Watuagung datang dengan sukarela untuk mengikuti kegiatan pembinaan kepramukaan yang dipandu langsung oleh Pembina Pramuka, Kak Myanto (Murdiyanto).

Kedua belas siswa tersebut adalah Hanun, Erlyta, Gezzi, Nia, Zaskia, Nabila, Rachel, Inara, Akmal, Zidane, Arcello, dan Azriel. Dengan penuh semangat mereka berkumpul di madrasah sejak pagi, mengenakan seragam kaos (PDL / Kostum), berstangan leher, membawa buku catatan, dan wajah yang memancarkan tekad untuk terus belajar serta berlatih.

Dalam kegiatan pembinaan kali ini, para peserta mendapat materi tentang kedisiplinan, kerja sama tim, serta keterampilan dasar kepramukaan. Melalui berbagai kegiatan lapangan dan simulasi, mereka diajak untuk memahami bahwa semangat Pramuka sejati tidak pernah padam meskipun hari libur tiba.


Dalam sambutannya, Kak Myanto menyampaikan pesan yang penuh makna dan motivasi:

“Pramuka sejati tidak menunggu waktu dan perintah. Semangat belajar dan berlatih tumbuh dari kesadaran diri sendiri. Hari ini kalian luar biasa! Di saat teman-teman lain beristirahat, kalian memilih untuk berproses, melatih kedisiplinan dan tanggung jawab. Inilah jiwa Pramuka yang sejati — pantang menyerah, siap mengabdi, dan selalu bersemangat di setiap waktu.”

Kegiatan berjalan dengan penuh keceriaan dan kekompakan. Sambil menyanyikan yel-yel penyemangat, hingga belajar sandi dan tali-temali, suasana hari libur itu terasa begitu bermakna. Para siswa tidak hanya berlatih keterampilan fisik, tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai tanggung jawab, keuletan, dan solidaritas antar sesama.


Menutup kegiatan, seluruh peserta bersama Pembina menyanyikan lagu “Yel-yel Armiwag Scout dan Sakoma Beraksi” dengan penuh penghayatan. Wajah mereka memancarkan kebanggaan, bahwa menjadi Pramuka bukan hanya tentang seragam dan barisan, tetapi tentang pengabdian, keteladanan, dan semangat untuk terus berkembang.

Kegiatan pembinaan ini menjadi bukti nyata bahwa di MI Watuagung, pendidikan karakter melalui gerakan Pramuka tidak hanya hidup di hari-hari sekolah, tetapi juga menyala di setiap hati yang mencintai ilmu, kedisiplinan, dan kebersamaan.

🌿 Salam Pramuka! Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan!

Share:

Sabtu, Oktober 11, 2025

Bentuk Karakter Disiplin dan Tangguh, MI Watuagung Gelar Pembinaan Kepramukaan Sehari Penuh Bersama Kak Myanto


MI Watuagung News ~ Dalam upaya membentuk karakter peserta didik yang disiplin, tangguh, dan berjiwa kebersamaan, MI Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek menggelar kegiatan “Pembinaan Karakter Siswa melalui Pendidikan Kepramukaan” pada Sabtu, 11 Oktober 2025. Kegiatan ini diampu langsung oleh Bapak Murdiyanto atau yang akrab disapa Kak Myanto, selaku pembina Pramuka dan program ekstra pada MI Watuagung.

Kegiatan kepramukaan kali ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VI dan beberapa perwakilan dari kelas V, IV, dan III, yang dengan semangat mengikuti kegiatan selama satu hari penuh. Adapun kegiatan dibagi menjadi dua sesi, yakni sesi pagi dan sesi siang, dengan rangkaian materi yang dirancang untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter, kemandirian, kerja sama, serta kecintaan terhadap madrasah dan tanah air.

Pada sesi pertama (pukul 08.00–11.00 WIB), Kak Myanto membuka kegiatan dengan semangat yel-yel Pramuka dan perkenalan materi dasar kepramukaan. Materi meliputi pengetahuan umum tentang kepramukaan, motivasi semangat belajar dan disiplin, serta yel-yel madrasah dan lagu-lagu pramuka yang membangkitkan rasa kebersamaan. Tidak hanya itu, kegiatan juga diselingi dengan berbagai permainan edukatif yang mengasah kekompakan dan kreativitas siswa.


Dalam penyampaian materinya, Kak Myanto menegaskan,

“Pramuka bukan sekadar baris-berbaris atau bermain tali. Pramuka adalah wadah untuk membentuk pribadi yang disiplin, bertanggung jawab, dan siap menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.”

Sesi pagi ditutup dengan materi pionering dasar, di mana siswa belajar membuat simpul-simpul dan ikatan dengan tongkat serta tali rami, membentuk dragbar dan tiang bendera.

Setelah istirahat siang (pulang), para siswa kembali dengan semangat baru untuk mengikuti sesi kedua (pukul 13.00–15.30 WIB). Pada sesi ini, kegiatan difokuskan pada lanjutan pionering dan senam semaphore. Melalui kegiatan ini, siswa belajar tentang kode isyarat bendera sebagai media komunikasi pramuka, sekaligus melatih ketelitian dan koordinasi tubuh.

Suasana kegiatan berlangsung hidup dan penuh keceriaan, terlihat dari antusiasme para siswa yang berpartisipasi aktif, saling membantu, dan berani tampil di depan teman-temannya.


Kepala MI Watuagung menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Kak Myanto atas dedikasi dan perannya dalam membina karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan.

“Kami bangga karena kegiatan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan pramuka, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, kerja sama, dan cinta tanah air yang akan menjadi bekal penting bagi anak-anak di masa depan,” ujarnya.

Kegiatan Pembinaan Karakter Siswa melalui Pendidikan Kepramukaan ini diakhiri dengan refleksi, evaluasi dan menyanyikan yel-yel “Armiwag Scout” dengan penuh semangat dan suasana khidmat. Diharapkan kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan secara rutin untuk memperkuat karakter siswa MI Watuagung yang cerdas, berakhlakul karimah, dan berjiwa Pramuka sejati. (My)

Share:

Belajar Menulis dan Berkreasi: Siswa Kelas 1 MI Watuagung Asah Literasi Melalui Kegiatan Menulis Suku Kata "ku" dan Membuat Kartu Nama Binatang


Watuagung, 11 Oktober 2025 — Pembelajaran kreatif dan menyenangkan kembali tampak di ruang kelas 1 (satu) MI Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Pada Sabtu (11/10/2025), Ibu Dyah Nuryatin, S.Pd., selaku guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, mengajak para siswa belajar menulis suku kata “ku” sekaligus berkreasi membuat kartu nama binatang.

Kegiatan ini menjadi bagian dari penerapan pendekatan Deep Learning (Kurikulum Berbasis Cinta) dengan model pembelajaran Discovery Learning – Kolaboratif, yang menekankan pada penemuan makna melalui aktivitas reflektif dan interaktif.

Dalam pembelajaran tersebut, Ibu Dyah mengawali kegiatan dengan mengajak siswa mengamati berbagai gambar binatang yang telah disiapkan. Setelah itu, guru mengarahkan siswa untuk menemukan dan menuliskan kata-kata yang mengandung suku kata “ku”, seperti kuku, kucing, kukuruyuk, dan kupu-kupu.
Sambil menulis, siswa juga diajak berdiskusi tentang arti kata dan ciri-ciri binatang yang disebutkan.

“Hari ini kita belajar menulis suku kata ‘ku’. Siapa yang tahu binatang apa yang namanya ada ‘ku’-nya? Yuk, kita cari bersama!” ujar Ibu Dyah penuh semangat di tengah suasana belajar yang ceria.


Setelah sesi menulis dan menemukan kata, siswa diarahkan untuk membuat kartu nama binatang. Setiap siswa menggambar binatang pilihannya, menuliskan namanya dengan benar, serta menghias kartu tersebut dengan warna-warna cerah. Hasil karya anak-anak kemudian dipajang di papan literasi kelas, sehingga menumbuhkan rasa bangga dan kepercayaan diri pada diri mereka.

Kegiatan menulis suku kata dan membuat kartu nama binatang ini tidak hanya mengasah kemampuan literasi dasar, tetapi juga melatih siswa untuk bekerja sama, berani berpendapat, dan menghargai hasil karya teman. Pembelajaran kolaboratif ini menjadi bentuk nyata dari implementasi Discovery Learning, di mana siswa menemukan sendiri pengetahuan melalui pengalaman dan eksplorasi yang menyenangkan.

Menurut Ibu Dyah, kegiatan seperti ini sangat efektif untuk siswa kelas rendah.

“Anak-anak belajar dengan lebih bermakna ketika mereka menemukan sendiri jawabannya. Dengan cara seperti ini, mereka tidak hanya menulis, tetapi juga berpikir, berimajinasi, dan berani mengekspresikan diri,” jelasnya.


Kepala MI Watuagung turut mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai wujud inovasi guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis Deep Learning. Pendekatan ini terbukti mampu membangun karakter cinta belajar dan rasa ingin tahu siswa sejak dini.

Melalui kegiatan pembelajaran kreatif seperti ini, MI Watuagung terus berkomitmen menghadirkan pengalaman belajar yang cerdas, berakhlak, dan menyenangkan, sesuai dengan visi madrasah: “Terbentuknya generasi yang cerdas, berakhlakul karimah, unggul dalam prestasi, dan berwawasan global.”


---------
🖋️ Penulis: Tim Redaksi MI Watuagung
📸 Dokumentasi: Guru Kelas 1 MI Watuagung
📅 Tanggal: Sabtu, 11 Oktober 2025

Share:

Rabu, Oktober 08, 2025

Kepala MI se-Kecamatan Watulimo Ikuti Pertemuan Rutin KKM: Bahas Sosialisasi PKKM 2025 di MI GUPPI Al-Muslimun Gemaharjo


MI Watuagung NewsKelompok Kerja Madrasah (KKM) Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kecamatan Watulimo kembali menggelar pertemuan rutin bulanan yang kali ini dilaksanakan di MI GUPPI Al-Muslimun Gemaharjo, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Kegiatan yang berlangsung pada hari Rabu, 08 Oktober 2025 tersebut mengangkat tema “Sosialisasi Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM) Tahun 2025” dan diikuti oleh seluruh Kepala MI se-Kecamatan Watulimo.

Pertemuan dibuka secara resmi oleh Bapak Supanut, M.Pd.I, selaku Ketua KKM MI Kecamatan Watulimo, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan KKM sebagai wadah koordinasi, pembinaan, dan peningkatan profesionalisme kepala madrasah.

“Pertemuan rutin seperti ini menjadi sarana yang sangat strategis untuk saling berbagi informasi, menyatukan langkah, serta memperkuat komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan madrasah kita,” ujar Bapak Supanut dalam sambutannya.


Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pembinaan dan pengarahan oleh Ibu Siti Maisukhoh, M.Pd.I, selaku Pengawas Madrasah Kecamatan Watulimo. Dalam penyampaiannya, beliau menyoroti pentingnya optimalisasi berbagai program madrasah seperti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), Survei Asesmen Siswa (SAS), Penilaian Kinerja Guru (PKG), serta Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM).

“Setiap kepala madrasah perlu memastikan seluruh kegiatan evaluasi dan asesmen berjalan sesuai ketentuan dan berbasis pada peningkatan mutu. PKKM bukan sekadar penilaian administratif, tetapi refleksi dari kinerja dan tanggung jawab kepala madrasah dalam mengelola lembaga pendidikan,” tutur beliau dengan penuh semangat.

Sesi pembinaan berikutnya disampaikan oleh Bapak H. Muh. Adib Musthofa, M.Pd.I, Pengawas Madrasah Kecamatan Watulimo, yang mengulas lebih mendalam tentang Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan PKKM. Dalam arahannya, beliau mengajak seluruh kepala madrasah untuk memahami secara komprehensif instrumen penilaian serta menjadikannya sebagai alat evaluasi diri dan peningkatan mutu pembelajaran.

“Penilaian kinerja bukan untuk mencari kekurangan, melainkan untuk melihat sejauh mana peran guru dan kepala madrasah telah memenuhi standar profesionalisme pendidikan. Dari sanalah kita bisa melakukan pembenahan secara berkelanjutan,” jelasnya.


Kegiatan berlangsung dengan penuh antusias dan diakhiri dengan sesi tanya jawab serta diskusi bersama seluruh peserta. Dari MI Watuagung, hadir Bapak Mustarom, S.Pd.I, selaku Kepala Madrasah, yang menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini karena memberikan banyak manfaat dalam peningkatan pemahaman terkait PKKM dan manajemen madrasah.

“Kegiatan seperti ini sangat membantu kami sebagai kepala madrasah untuk selalu update terhadap kebijakan terbaru dari Kementerian Agama, terutama dalam pelaksanaan PKKM dan PKG yang menjadi tolok ukur profesionalisme tenaga pendidik di madrasah,” ujar Bapak Mustarom.

Pertemuan KKM MI Kecamatan Watulimo tersebut diakhiri dengan penegasan komitmen bersama untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan tata kelola madrasah. Semangat kolaborasi dan sinergi antar kepala madrasah diharapkan mampu membawa kemajuan nyata bagi dunia pendidikan madrasah di Watulimo.


--------
Penulis: Tim Redaksi MI Watuagung
Sumber: Dokumentasi KKM MI Kecamatan Watulimo
Share:

Menarik Pola, Menemukan Makna — Siswa Kelas 4 MI Watuagung Belajar Pola Bilangan dengan Cara Seru


Watuagung, 08 Oktober 2025 — Suasana belajar tampak penuh semangat di ruang kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung pada hari Rabu pagi. Kegiatan pembelajaran kali ini adalah pelajaran Matematika yang diampu oleh Ibu Widia Maya Sari, S.Pd., dengan materi menarik bertema “Pola Bilangan” pada Bab 3: Pola Gambar dan Bilangan.

Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, Ibu Widia mengajak para siswa memahami konsep pola dengan menggunakan metode “Tarik Pola Bilangan”, yaitu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan aktif siswa dalam menemukan dan menarik kesimpulan pola dari deret angka dan bentuk gambar secara mandiri maupun berkelompok.

Materi yang disampaikan antara lain mengenai:

“Pola bilangan adalah urutan bilangan yang memiliki keteraturan tertentu. Setiap bilangan dalam pola memiliki hubungan dengan bilangan sebelumnya, misalnya bertambah atau berkurang dengan jumlah yang sama, atau mengikuti bentuk tertentu seperti kelipatan, pangkat, maupun deret ganjil-genap.”


Dengan metode Tarik Pola Bilangan ini, siswa diajak untuk menelusuri contoh-contoh pola seperti:

  • 2, 4, 6, 8, 10, … (pola bilangan genap)

  • 1, 3, 5, 7, 9, … (pola bilangan ganjil)

  • 1, 2, 4, 8, 16, … (pola bilangan berpangkat dua)

  • serta pola gambar seperti segitiga, persegi, dan susunan titik yang bertambah secara teratur.

Melalui kegiatan menarik garis, menghitung, dan mengamati perubahan pola, siswa tampak antusias mengungkap “rahasia” di balik setiap deret bilangan. Ibu Widia menuturkan bahwa metode ini membantu siswa berpikir logis, sistematis, dan menemukan konsep matematika secara menyenangkan.

“Anak-anak bukan hanya menghafal angka, tetapi benar-benar memahami bagaimana suatu pola terbentuk. Dari situ mereka bisa menalar dan memprediksi angka berikutnya dengan percaya diri,” ujar Ibu Widia.


Kegiatan pembelajaran ditutup dengan sesi refleksi, di mana siswa menyimpulkan bahwa setiap pola memiliki aturan yang tetap, dan menemukan pola membantu mereka dalam berbagai perhitungan matematika di bab-bab berikutnya.

Dengan penerapan metode yang kreatif dan kontekstual seperti ini, MI Watuagung terus berupaya menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, dan menyenangkan agar siswa semakin mencintai dunia angka dan logika. (My)

Share:

MI Watuagung Ikuti Rapat Sosialisasi Semarak Festival Santri Ma’arif NU ke-5 dan Hari Santri Nasional 2025 secara Virtual


MI Watuagung News - Dalam rangka menyambut Semarak Festival Santri Ma’arif NU ke-5 sekaligus memperingati Hari Santri Nasional Tahun 2025, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung turut serta dalam Rapat Sosialisasi yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang LP. Ma’arif NU Kabupaten Trenggalek pada Rabu, 08 Oktober 2025 melalui Zoom Meeting.

Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB tersebut dibuka oleh H. Ahmad Nahrowi, M.Pd.I selaku Sekretaris PC LP. Ma’arif NU Trenggalek. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi ajang penting untuk memperkuat koordinasi dan semangat kebersamaan antar lembaga Ma’arif NU di seluruh Trenggalek.

“Festival Santri Ma’arif bukan hanya lomba, tetapi sarana untuk menumbuhkan karakter santri yang cinta agama, cinta tanah air, dan bangga menjadi bagian dari Ma’arif NU,” ujar H. Ahmad Nahrowi dalam sambutannya.

Sesi berikutnya diisi dengan prolog dan arahan utama oleh Dr. Mohib Asrori, S.Pd.I., M.Si, selaku Ketua PC LP. Ma’arif NU Trenggalek, yang memaparkan seluruh rangkaian kegiatan Festival Santri tahun ini.

“Kegiatan Semarak Festival Santri Ma’arif NU ke-5 akan diisi dengan berbagai lomba, antara lain Olimpiade Aswaja & Ke-NU-an, Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ), Pawai Ta’aruf Santri PAUD Ma’arif Trenggalek, Lomba Kaligrafi, Festival Tahfidzil Qur’an Bil Qalam, serta Jelajah Situs Sejarah Santri Trenggalek VII,” jelas Dr. Mohib Asrori.


Dalam kesempatan tersebut, MI Watuagung Kecamatan Watulimo turut hadir secara virtual di ruang rapat Zoom. Hadir mewakili madrasah, Bapak Mustarom, S.Pd.I selaku Kepala MI Watuagung, bersama Dewan Guru yang bertugas sebagai pelaksana dan pembina calon peserta Festival Santri serta LJS3T (Lomba Jelajah Situs Sejarah Santri Trenggalek).

Menurut Bapak Mustarom, keikutsertaan MI Watuagung dalam kegiatan ini merupakan bentuk dukungan penuh terhadap program PC LP. Ma’arif NU Trenggalek dalam menumbuhkan semangat ke-NU-an di kalangan siswa.

“Kami siap berpartisipasi dan memberikan kontribusi terbaik. Festival ini menjadi sarana bagi siswa untuk menampilkan potensi, bakat, dan kecintaannya terhadap tradisi santri,” tutur beliau.

Sementara itu, Ibu Tutut (salah satu pembina Festival Tahfidzul Qur'an dan LJS3T) juga menambahkan bahwa siswa MI Watuagung telah mulai melakukan persiapan untuk mengikuti beberapa cabang lomba yang akan digelar, terutama pada kegiatan Jelajah Situs Sejarah Santri Trenggalek dan Festival Tahfidzil Qur’an Bil Qalam.

“Kami ingin menanamkan nilai sejarah dan spiritualitas santri sejak dini. Anak-anak bukan hanya berkompetisi, tetapi juga belajar mengenal perjuangan para ulama dan tokoh NU,” ujar beliau penuh semangat.

Rapat virtual ini diikuti oleh jajaran Pengurus PC LP. Ma’arif NU Trenggalek, Ketua MWC LP. Ma’arif NU se-Kabupaten Trenggalek, panitia kabupatenKoordinator setiap bidang kegiatan, serta para kepala satuan pendidikan di bawah naungan Ma’arif NU, mulai dari tingkat TK/RA, MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/SMK, hingga lembaga PAUD, KB, SPS, dan TPA.

Dengan adanya sosialisasi ini, MI Watuagung berkomitmen untuk mendukung penuh dan turut menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Semarak Festival Santri Ma’arif NU ke-5 serta Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025. Madrasah berharap kegiatan ini menjadi wadah pembentukan karakter santri yang unggul, berakhlak, dan mencintai nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah.


-----
📍 Reporter: Tim Redaksi MI Watuagung
📅 Rabu, 08 Oktober 2025
📸 Dokumentasi: MI Watuagung
Share:

Selasa, Oktober 07, 2025

Pembinaan Karakter dan Mentalitas Siswa MI Watuagung: Menumbuhkan Semangat Belajar dan Jiwa Kebangsaan


Watuagung — Selasa (07/10/2025) Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung kembali melaksanakan kegiatan positif dalam rangka penguatan karakter dan mentalitas peserta didik. Bertempat di ruang kelas utama, kegiatan Pembinaan Karakter dan Mentalitas Siswa MI Watuagung berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 15.30 WIB dengan penuh semangat dan antusiasme.

Kegiatan ini dilaksanakan setelah Program Madrasah Diniyah (Madin) dan diikuti oleh 21 siswa, yang terdiri dari seluruh siswa kelas 6, serta perwakilan dari kelas 5, kelas 4, dan kelas 3. Adapun pembinaan kali ini dibimbing langsung oleh Bapak Murdiyanto, selaku Pembina Ekstrakurikuler dan Program Unggulan MI Watuagung, yang dikenal aktif dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, serta motivasi belajar bagi para siswa.


Dalam pembinaannya, Bapak Murdiyanto menyampaikan beberapa materi penting yang dikemas secara interaktif dan menyenangkan. Ia menekankan pentingnya
motivasi belajar, semangat kebersamaan, serta nilai perjuangan dan nasionalisme.
Belajar itu bukan hanya untuk nilai, tetapi untuk masa depan dan kemanfaatan. Kalau kita belajar dengan semangat, kita akan menjadi orang yang berguna bagi agama, bangsa, dan orang tua,tutur beliau di hadapan para siswa.

Untuk menumbuhkan semangat dan mencairkan suasana, kegiatan juga diselingi dengan ice breaking berupa menyanyi bersama lagu-lagu perjuangan dan lagu semangat santri. Suasana riuh penuh tawa dan keceriaan tampak di wajah para siswa yang terlibat aktif dalam setiap sesi kegiatan.

Selain memberikan motivasi belajar, pembinaan juga diisi dengan materi seputar perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya terkait Resolusi Jihad yang digelorakan oleh para ulama Nahdlatul Ulama pada 22 Oktober 1945. Dalam kesempatan itu, Bapak Murdiyanto menjelaskan makna penting Hari Santri Nasional, yang menjadi momentum untuk mengenang perjuangan para santri dan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Resolusi Jihad itu bukan hanya sejarah, tapi juga teladan. Dari para santri kita belajar arti pengorbanan, cinta tanah air, dan keberanian membela kebenaran, ujarnya penuh semangat.


Melalui kegiatan pembinaan ini, para siswa tidak hanya mendapatkan motivasi belajar, tetapi juga penguatan karakter religius, nasionalis, dan mandiri. Kepala MI Watuagung menyampaikan apresiasinya atas terlaksananya kegiatan tersebut dan berharap pembinaan semacam ini dapat dilakukan secara rutin agar mampu membentuk siswa yang cerdas, berakhlak mulia, serta memiliki mental tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan.

Kegiatan ditutup dengan seputar materi kepramukaan dan pesan penutup dari pembina agar seluruh siswa terus menjaga semangat belajar, disiplin, dan saling menghormati sesama teman.
Dengan penuh semangat, seluruh peserta mengakhiri kegiatan dengan yel-yel kebersamaan khas MI Watuagung yang menggema di seluruh ruangan. (My)

Share:

Serunya Belajar IPS Kelas 6: Mengenal dan Mengamalkan Nilai-Nilai Pancasila Bersama Pak Eko Purwanto


Watuagung - Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di MI Watuagung pada Selasa (07/10/2025) berlangsung penuh semangat, khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VI yang diampu oleh Bapak Eko Purwanto, S.Pd. Materi pembelajaran kali ini membahas tentang “Pengamalan Sila-Sila dalam Pancasila” dengan menggunakan metode Tanya Jawab, yang membuat suasana kelas menjadi hidup, komunikatif, dan menyenangkan.

Dalam pembelajaran tersebut, Pak Eko mengajak para siswa untuk memahami makna dan contoh nyata dari setiap sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menjelaskan bahwa Pancasila tidak hanya sekadar hafalan, tetapi pedoman dalam bersikap dan bertindak di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.


Berikut kutipan materi pelajaran yang disampaikan:

“Setiap sila dalam Pancasila mengandung nilai luhur yang harus diamalkan oleh seluruh warga negara Indonesia.

  • Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa, berarti kita wajib beriman dan bertakwa kepada Tuhan, serta menghormati perbedaan agama.

  • Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menuntun kita agar saling menghargai dan menolong sesama.

  • Sila Ketiga: Persatuan Indonesia, mengajarkan pentingnya cinta tanah air dan menjaga persatuan bangsa.

  • Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, mengajarkan untuk bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama.

  • Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengingatkan kita untuk bersikap adil dan menghargai hak orang lain.”

Melalui metode tanya jawab, siswa-siswi terlihat aktif menjawab dan memberi contoh penerapan sila-sila tersebut dalam kehidupan nyata, seperti gotong royong di lingkungan sekolah, menghormati guru, berdoa sebelum belajar, hingga berbagi dengan teman yang membutuhkan.


Menurut Pak Eko, metode tanya jawab dipilih karena dapat melatih keaktifan berpikir siswa sekaligus memperkuat pemahaman konsep secara langsung.

“Dengan cara ini, anak-anak tidak hanya tahu makna Pancasila, tetapi juga bisa merasakan bagaimana menerapkannya dalam keseharian,” tutur beliau.

Salah satu siswa, Nabila, mengaku senang dengan pembelajaran hari ini karena bisa langsung berdiskusi dan memberikan pendapatnya.

“Belajar IPS jadi seru, soalnya bisa tanya langsung ke Pak Eko dan saling tukar pendapat sama teman-teman,” ujarnya dengan antusias.

Kegiatan belajar ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan nilai-nilai Pancasila dapat ditanamkan secara menyenangkan dan kontekstual. Melalui pembelajaran IPS seperti ini, siswa MI Watuagung diharapkan tumbuh menjadi generasi yang cerdas, berkarakter, dan berjiwa Pancasila sejati.


--------------
🖋️ Penulis: Tim Redaksi MI Watuagung
📸 Dokumentasi: Kelas VI MI Watuagung
Share:

Belajar Surah At-Tiin Jadi Lebih Menyenangkan, Siswa Kelas 5 MI Watuagung Antusias Ikuti Pembelajaran Qur’an Hadits Bersama Bu Tutut


Watuagung – Suasana belajar tampak berbeda di kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Watuagung pada hari Selasa, 07 Oktober 2025. Pada jam pelajaran Qur’an Hadits, siswa tampak begitu antusias mengikuti kegiatan pembelajaran yang dipandu oleh Ibu Anik Tutut Sholihah, M.Pd.I, atau yang akrab disapa Bu Tutut.

Materi yang diajarkan kali ini adalah Surah At-Tiin, salah satu surah dalam Al-Qur’an yang mengandung makna mendalam tentang kemuliaan manusia dan pentingnya keimanan serta amal saleh. Pembelajaran ini dikemas dengan metode kuis interaktif, sehingga membuat siswa lebih bersemangat dan aktif dalam memahami isi kandungan ayat-ayatnya.

Dalam kegiatan tersebut, Bu Tutut mengawali pembelajaran dengan membaca bersama surah At-Tiin secara tartil dan benar sesuai tajwid. Setelah itu, beliau menjelaskan makna ayat demi ayat, serta mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa.

“Surah At-Tiin mengingatkan kita bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun, manusia bisa menjadi hina apabila tidak beriman dan tidak beramal saleh,” ujar Bu Tutut di sela-sela kegiatan belajar.


Beberapa potongan ayat yang menjadi fokus pembelajaran antara lain:

وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (1)
“Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun.”

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4)
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Melalui penjelasan tersebut, siswa diajak untuk menyadari keistimewaan dirinya sebagai ciptaan Allah dan pentingnya menjaga akhlak mulia, keimanan, serta berbuat baik kepada sesama.

Setelah pemahaman materi, kegiatan dilanjutkan dengan kuis berkelompok. Siswa dibagi menjadi beberapa tim dan saling berlomba menjawab pertanyaan seputar makna, isi, dan pesan moral dari surah At-Tiin. Metode ini tidak hanya menumbuhkan semangat belajar, tetapi juga melatih kerja sama dan sportivitas di antara siswa.

“Belajar dengan cara kuis seperti ini menyenangkan sekali, Bu! Jadi tidak mengantuk dan lebih mudah ingat artinya,” ungkap salah satu siswa dengan penuh semangat.


Bu Tutut berharap kegiatan seperti ini dapat terus diterapkan untuk menumbuhkan minat belajar Al-Qur’an Hadits dengan cara yang kreatif dan menyenangkan.

“Anak-anak sekarang perlu pendekatan yang interaktif agar nilai-nilai Al-Qur’an tidak hanya dipahami, tapi juga dihayati dalam perilaku mereka sehari-hari,” tambahnya.

Kegiatan pembelajaran ini menjadi bukti bahwa pembelajaran Qur’an Hadits dapat berlangsung menarik, inspiratif, dan bermakna bila dikemas dengan metode yang tepat. Melalui kegiatan seperti ini, MI Watuagung terus berkomitmen menanamkan nilai-nilai keislaman dan karakter mulia kepada setiap peserta didik sejak dini. (My)

Share:

MI Watuagung Siap Sukseskan Festival Tahfidz bil Qolam dan LJS3T 2025, Ikuti Rapat Koordinasi Bersama MWC LP. Ma’arif NU Watulimo


Misuwur NewsDalam rangka memantapkan persiapan menuju pelaksanaan Festival Tahfidz bil Qolam dan Lomba Jelajah Situs Sejarah Santri Trenggalek (LJS3T) 2025, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung turut berpartisipasi aktif dalam Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Pengurus MWC LP. Ma’arif NU Watulimo bersama Kelompok Kerja Kepala Madrasah Ibtidaiyah (K3MI) Ma’arif NU se-Kecamatan Watulimo, yang dilaksanakan pada Selasa, 07 Oktober 2025 di Sekretariat MWC LP. Ma’arif NU Watulimo, Jl. Raya Gendingan, Desa Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Ketua MWC LP. Ma’arif NU Watulimo, Bapak Ahmad Kholik, M.Pd.I., dan dihadiri oleh para kepala madrasah ibtidaiyah di bawah binaan LP. Ma’arif NU. Dari MI Watuagung, hadir Bapak Mustarom, S.Pd.I, selaku Kepala Madrasah, yang menyampaikan komitmennya untuk mendukung penuh kegiatan besar tersebut.

Dalam sambutannya, Ahmad Kholik, M.Pd.I. menyampaikan pentingnya sinergi antar madrasah di Kecamatan Watulimo, mengingat wilayah ini ditunjuk sebagai tuan rumah Festival Tahfidz bil Qolam dan LJS3T 2025 yang diselenggarakan oleh PC LP. Ma’arif NU Kabupaten Trenggalek.

“Kegiatan ini bukan hanya kompetisi, tetapi merupakan bagian dari perjuangan kita dalam melestarikan nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan sejarah peradaban santri. Maka, perlu kekompakan dari seluruh madrasah untuk menyukseskannya,” tutur beliau.

Menanggapi hal tersebut, Bapak Mustarom, S.Pd.I menyampaikan bahwa MI Watuagung siap berpartisipasi aktif, baik dalam penyediaan peserta maupun dukungan teknis pelaksanaan kegiatan.

“Kami dari MI Watuagung sangat mendukung penuh kegiatan ini. Selain menjadi ajang syiar keilmuan, kegiatan seperti Festival Tahfidz bil Qolam dan LJS3T juga menjadi wadah pembinaan karakter santri Ma’arif agar semakin cinta Al-Qur’an dan mengenal sejarah perjuangan para ulama,” ujar Mustarom.

Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa pihak madrasah akan menyiapkan peserta terbaik untuk mengikuti cabang lomba yang diadakan, sekaligus berperan aktif dalam kepanitiaan lokal di bawah koordinasi MWC LP. Ma’arif NU Watulimo.

“Watulimo harus tampil maksimal sebagai tuan rumah. Kami berharap melalui kegiatan ini akan tumbuh semangat baru di kalangan siswa madrasah dalam mencintai ilmu, sejarah, dan nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah,” imbuhnya.


Rapat yang berlangsung penuh semangat tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan penting, di antaranya pembentukan (pemantapan) tim panitia lokal serta pembagian tupoksi, penentuan lokasi kegiatan, serta strategi publikasi dan promosi. Semua pihak berkomitmen untuk menjadikan acara tersebut sukses dan berkesan, sekaligus memperkuat eksistensi LP. Ma’arif NU sebagai lembaga pendidikan yang berakar pada tradisi dan berorientasi pada kemajuan.

Dengan semangat kebersamaan, MI Watuagung bersama madrasah-madrasah lainnya di bawah naungan LP. Ma’arif NU Watulimo siap menyongsong Bulan Santri Nasional 2025 dengan karya nyata dan kontribusi positif untuk dunia pendidikan dan dakwah Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

“Kami optimis, dengan kebersamaan dan niat tulus berkhidmat, Kecamatan Watulimo dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam mengelola kegiatan pendidikan dan ke-NU-an. Semoga Allah memberi kemudahan dan keberkahan bagi setiap langkah perjuangan ini,” pungkas Bapak Mustarom, S.Pd.I.


------------
Kontributor : Tim Media MI Watuagung
Share:

Senin, Oktober 06, 2025

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Kembali Hadir di MI Watuagung: Wujud Kepedulian SPPG Desa Watuagung terhadap Kesehatan Siswa


Watuagung — Senin, 06 Oktober 2025 menjadi hari yang istimewa bagi seluruh siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Pada hari tersebut, Dapur Umum Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Watuagung kembali melaksanakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi seluruh peserta didik. Program yang telah dilaksanakan secara berkelanjutan ini merupakan wujud nyata kepedulian pemerintah dan masyarakat desa dalam mendukung kesehatan serta tumbuh kembang anak-anak sekolah dasar di wilayahnya.

Sejak pagi, suasana di halaman madrasah tampak semarak dan penuh antusiasme. Para petugas SPPG bersama tim dapur umum sibuk menyiapkan hidangan bergizi yang terdiri atas nasi, lauk pauk, sayuran, buah, dan susu. Makanan disajikan dengan memperhatikan standar kebersihan dan kandungan gizi seimbang, agar anak-anak mendapatkan asupan yang mendukung aktivitas belajar mereka di sekolah.

Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang mendalam atas terselenggaranya program ini. Dalam sambutannya beliau mengatakan,

“Atas nama keluarga besar MI Watuagung, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim SPPG Desa Watuagung serta Pemerintah yang telah terus memberikan perhatian terhadap kesehatan peserta didik kami. Program Makan Bergizi Gratis ini sangat membantu dalam menumbuhkan semangat belajar siswa, sekaligus membiasakan mereka untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.”


Lebih lanjut, beliau juga berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut secara rutin, karena manfaatnya sangat dirasakan oleh seluruh warga madrasah, terutama bagi anak-anak yang sedang berada pada masa pertumbuhan.

Program MBG tidak hanya berdampak pada pemenuhan gizi siswa, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi anak-anak untuk belajar hidup sehat. Para guru turut mendampingi siswa saat kegiatan berlangsung sambil memberikan penjelasan mengenai pentingnya pola makan bergizi untuk mendukung kecerdasan dan kebugaran tubuh.

Kehadiran SPPG Desa Watuagung di MI Watuagung pada hari itu menjadi bukti nyata sinergi antara lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemerintah dalam mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan berakhlak. Semangat kebersamaan dan gotong royong yang ditunjukkan seluruh pihak diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Kecamatan Watulimo maupun di Kabupaten Trenggalek. (MY)

Share:

Terjemahkan

Arsip Digital Online

Mars LP Ma'arif NU